Kereta dari Ollantaytambo ke Aguas Calientes
"Permisi, sorry kalau lancang, tapi... kamu orang Indonesia?" Akhirnya pertanyaan yang sejak dua puluh menit lalu memenuhi kepala, gue lontarkan juga kepada cewek cantik yang duduk di sebelah.
Sejak pertama kali gue memasuki gerbong kereta yang hampir penuh ini (ha, no thanks to bis yang membawa gue dari pasar di pusat kota Cusco ke stasiun Ollantaytambo dan jalannya lebih lelet dari Llama jalan santuy—hampir membuat gue ketinggalan kereta) dan mencari kursi kosong, pandangan gue langsung terpaku kepada cewek ini.
No shit, she's beautiful.
Saat itu pilihan gue hanya ada tiga spot: di samping tiga cewek Amerika yang masih sibuk dengan koper-koper mereka, di samping cowok kaukasia yang mengenakan kaus lengan buntung, atau sebelahan dengan cewek berwajah Asia dengan rambut panjang dan wajah yang kelihatan bersahabat.
Udah jelas lah gue pilih yang mana.
Namun karena dia tadi menjawab pertanyaan gue dalam bahasa Spanyol, keyakinan gue bahwa cewek ini orang Asia, langsung berkurang drastis. Dari confidence level 99% menjadi hanya sekitar 60%.
Sampai buku tebal yang dia baca tertutup, membuat gue bisa membaca judul 'Inteligensi Embun Pagi' karya Dewi Lestari terpampang di cover-nya.
Tuh kan, gut feeling memang nggak pernah salah.
My confidence level just got back to the place where it belongs: perfection.
KAMU SEDANG MEMBACA
happenstance
RomanceIntertwined stories about people who meet in unexpected times, unplanned circumstances, and fortuitous serendipity. #1 wanderlust: Harlan Malik memberikan waktu lima tahun bagi dirinya untuk keliling dunia menjadi travel photographer/writer sebelum...