wanderlust | part 13

8.4K 1.8K 364
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terbangun dengan badan yang rasanya mau patah karena nggak terbiasa hiking dengan medan ekstrem seperti Huayna Picchu kemarin, kepala yang pusing karena waktu tidur yang terasa nggak cukup, serta lingkaran hitam di bawah mata yang membuatku se...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Aku terbangun dengan badan yang rasanya mau patah karena nggak terbiasa hiking dengan medan ekstrem seperti Huayna Picchu kemarin, kepala yang pusing karena waktu tidur yang terasa nggak cukup, serta lingkaran hitam di bawah mata yang membuatku seperti panda.

Salahku juga, sih, menghabiskan waktu sampai hampir subuh untuk—apalagi kalau bukan—mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang Harlan dari internet. Itu bukan stalking, dong, kan aku udah bilang langsung ke Harlan kalau aku memang mencarinya di internet. Ya, kan?

Namun walaupun aku menemukan banyak foto dan tulisan mengenai perjalanan Harlan di internet, tapi sama sekali nggak ada yang terkait dengan informasi pribadi. Aku sampai mencari pakai kata kunci 'Olivia Malik' atau 'Olivia Marchesi' dan sejenisnya, berharap bahwa ada kehidupan pribadi Harlan yang bisa kuintip walau sedikit melalui kakaknya.

Sayangnya semua media sosial Olivia dikunci—mungkin menghindari tangan dan mata-mata usil sepertiku yang ingin mencari tahu tentang adiknya. Aku yakin pasti aku bukanlah orang pertama yang melakukan ini mengingat bentukan Harlan macam gitu.

Bagaimana, sih, caranya menyembunyikan diri kita dari internet? Kok bisa, ya?

Dan akhirnya, ketika jam menunjukkan hampir pukul empat pagi, aku memutuskan untuk tidur. Percuma juga kan, menelusuri halaman ke-20 hasil pencarian Google juga belum tentu ada hasilnya.

Aku check out hotel dua jam sebelum jadwal kereta yang akan membawaku kembali ke Ollantaytambo sebelum akhirnya menginap di Cusco dengan tujuan mencari suvenir untuk dibawa pulang ke Bunda di pasar yang ada di belakang stasiun. Walaupun aku masih memiliki waktu tiga hari sebelum kembali ke Lima lalu terbang balik ke Barcelona, somehow aku nggak yakin akan menemukan pasar suvenir seperti yang ada di Aguas Calientes ini.

Ketika menunggu kereta datang, aku mengecek ponsel dan menemukan pesan dari Eva, yang bertanya kapan aku sampai di Lima.

=========================

Sophia: Sunday morning, around 10.30, I think.

Eva: Want me to pick you up?

Sophia: Don't you have something to do?

happenstanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang