Budget Car Rental, Downtown Budapest
"Are you kidding me?" tanya setengah nggak percaya, ketika berdiri di pinggir jalan, memandang Harper dan Renault hatchback berwarna cokelat metalik yang ada di hadapan kami bergantian.
"Husssh!" Harper meletakkan telunjuk di bibirnya. Matanya melotot lalu melirik ke dalam kantor persewaan mobil yang pintunya masih dibiarkan terbuka oleh karyawannya yang baru saja mengantarkan mobil sewaan kami.
Gue menggelengkan kepala sambil berdecak. Bingung antara mau kesal atau ketawa.
"Altaluna Harper Malik," gue menyebutkan nama panjang Harper seperti yang selalu dilakukan ibunya Harper dan Harlan tiap kali kedua anak mereka bikin ulah (yes, dulu gue sering terjebak dalam situasi itu). "Coba tolong jelaskan ke gue logika di balik keputusan 'menyewa mobil dengan persneling manual padahal lo hanya bisa nyetir automatic'?"
Harper nyengir. "Kan gue booking mobil ini pada saat Harlan belum membatalkan perjalanan," ujarnya, masih sambil memamerkan senyuman lebar—yang somehow gue tahu bahwa itu menunjukkan perasaan bersalahnya. "Maksud gue, Harlan kan bisa nyetir manual, jadi harusnya nggak ada masalah..."
Gue menoleh kanan-kiri, "Gue nggak melihat ada Harlan di sini," ujar gue sarkastis.
"Tapi kan ada elo...." nada suara Harper terdengar merayu. Bikin rasa kesal gue sedikit hilang dan ganti jadi gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
happenstance
RomanceIntertwined stories about people who meet in unexpected times, unplanned circumstances, and fortuitous serendipity. #1 wanderlust: Harlan Malik memberikan waktu lima tahun bagi dirinya untuk keliling dunia menjadi travel photographer/writer sebelum...