Sejauh ini nggak ada yang menarik dari pemandangan hiking menuju puncak Huayna Picchu.
Sampai saat ini.
Namun ketika Sophia, dengan legging abu-abu yang memeluk sempurna kakinya yang jenjang, berjalan menanjak di depan gue, memberikan pemandangan yang—ehm, langsung membuat gue memohon kepada Tuhan untuk diberikan kekuatan. Bahkan ransel pink di punggungnya nggak bisa mengalihkan pandangan gue dari, well, you know.
If it wasn't for my incredible willpower, I would be stopping Sophia from hiking and starting to kiss her senseless right here right now.
Langkah gue terhenti sepersekian detik.
Whoa, where did that thought come from?
Gue percaya bahwa ketertarikan kepada seseorang bisa terjadi secara instan. Tapi ketertarikan sangat kuat seperti yang gue alami kepada Sophia levelnya sudah mengkhawatirkan. Gue baru mengenalnya selama tiga hari, tapi dengan obrolan dan komunikasi yang intens rasanya seperti kami sudah mengenal selama tiga tahun.
Ia bercerita banyak tentang keluarganya. Bahwa dia anak kedua dari tiga bersaudara, kakaknya laki-laki dan adiknya perempuan. Tentang orang tuanya yang dirasa lebih memperhatikan kucing rumah mereka dibandingkan anak-anaknya. Tentang kehidupan pribadinya di Barcelona—yang menurutnya less vibrant dibandingkan kota tempat dia tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
happenstance
RomanceIntertwined stories about people who meet in unexpected times, unplanned circumstances, and fortuitous serendipity. #1 wanderlust: Harlan Malik memberikan waktu lima tahun bagi dirinya untuk keliling dunia menjadi travel photographer/writer sebelum...