11. Not a Perfect Wedding

7.3K 471 69
                                    


***

SEHARUSNYA Abian tidak kabur dari rumah, mungkin salah satu dari orang tuanya mengutuk sehingga akhirnya ia mengalami kecelakaan. Ralat, di sini ia sebagai tersangka bukan korban yang menderita luka-luka. Tapi tetap saja, ini kesialan besar. Ia bisa saja dituntut oleh keluarga gadis yang saat ini tengah berbaring di ranjang rumah sakit itu.

Abian bersiul bosan. Jika dilihat sekilas, gadis yang tak sengaja ia tabrak itu cantik, namun tetap saja bukan tipenya. Gadis baik-baik tidak pernah masuk dalam daftarnya.

Sepasang kelopak mata Nala perlahan terbuka. Abian pun kini fokus menatapnya.

Nala butuh waktu beberapa saat, mengamati langit-langit putih dengan pandangannya yang sedikit kabur juga kepalanya yang berdenyut sakit. Di mana ia sekarang?

"lo udah sadar?"

Nala kaget bukan main saat mengalihkan pandangan lalu menemukan sosok lelaki asing yang ada di sisinya. Ia sontak terduduk dan memekik,

"Siapa kamu?!"

"Gue Abian, sori gue nggak sengaja nabrak lo"

Nala mengangguk, seraya menormalkan kembali nafasnya. Ia ingat sekarang, dan ini kesalahannya. Ia yang asal berjalan tanpa memperdulikan sekitarnya. Alhasil kecelakaan ini pun terjadi.

"Bukan sepenuhnya salah kamu, aku juga salah"

Abian bisa menghela napas lega sekarang. Meskipun harus mengorbankan waktu dan biaya, setidaknya ia tidak perlu khawatir dipenjara.

"Ada masalah?" tanya Abian. Pertanyaannya itu langsung disambut dengan tatapan tidak suka Nala.

Nala bangkit dari brankar, menyahut tasnya yang tergeletak di atas nakas. Meskipun kepala dan sekujur tubuhnya sakit, ia tetap harus segera pulang, ia butuh penjelasan Adrian atau ia akan gila karena semua masalah ini.

"Mau kemana?"

"Pulang"

"Gue anter"

Abian tak lantas diam di tempatnya, mengejar Nala. Kali ini, ia tidak ingin menjadi brengsek untuk sehari saja.

"Nggak perlu" tolak Nala.

Mengapa ia harus percaya pada orang asing?

"Cewek itu aneh ya? Dibiarin dibilang nggak bertanggung jawab. Giliran mau dikasih tanggungjawab nggak mau " sindir Abian sinis, membuat Nala menghentikan langkahnya, menoleh ke arah lelaki itu.

"Laki-laki itu nggak bisa dipercaya..."

Abian menghampiri Nala, membalas tatapan Nala dengan tajam.

"Eh, jangan sembarangan. Satu kesalahan yang dibuat sama satu cowok, nggak bisa dilimpahin sama cowok lainnya tanpa alasan. Ngerti?"

Nala memegangi kepalanya yang kembali berdenyut sakit, merintih pelan. Mimpi buruk apa hingga ia bertemu dengan pria menyebalkan seperti Abian?

"Sori" ucap Abian. Tentu ia menyesal karena telah membentak gadis yang ada di hadapannya tanpa memikirkan kondisinya.

"Jangan terlalu banyak minta maaf, lebih baik perbaiki sikap"

𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝, 𝐌𝐲 𝐄𝐱 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang