27. Losing you

8.6K 590 188
                                    



***

ABIAN duduk termenung pada sofa yang ada dalam ruang inap Dewa. Seluruh keluarganya pulang ketika ia tiba, mengingat tidak baik bagi Alana jika terlalu lama berada di rumah sakit.

Aneh, Abian tidak menyangka akan sehebat ini impact yang dirasakan olehnya hanya karena melihat Nala yang sangat bahagia saat bersama Adrian.

Ia memang tidak suka melihat Nala bersedih, namun rasanya sangat menjengkelkan saat melihat gadis itu bahagia bersama lelaki lain. Saat melewati detik-detik di mana Nala selalu mengabaikannya.

Lalu, Lilya.
Abian masih mengingat dengan jelas bagaimana Lilya tampak terluka, isaknya yang lirih namun begitu pilu, menghancurkan perasaan siapapun yang mendengarnya.

Apakah cinta memang semenyakitkan itu?

Sakit. Memang benar dadanya bergemuruh panas. Namun Abian sadar, ia bukan siapa-siapa.

Ya Tuhan.

Sejak kapan Nala Atmadja menjadi  sepenting ini dalam kehidupnya?

Sejak awal, ia tidak mau jatuh cinta, tidak pada Nala, tidak pada perempuan manapun. Tapi… sial. Semua itu terjadi di luar kendalinya. Perasaan itu semakin dalam dan Nala kini menguasai hatinya.

Ia jatuh cinta pada Nala, gadis yang hingga saat ini masih mencintai masa lalunya.

Abian menatap layar ponselnya cukup lama. Sebelumnya akhirnya mengetikkan sesuatu di sana.

"Ly, are you okay?"

Abian menghela napas. Ia tidak tahu apakah keputusannya ini benar atau salah. Mungkin akan lebih baik jika  ia menjauh dari kisah cinta kedua Atmadja itu, bukannya mendekat dan membuatnya melihat dengan jelas dua sisi yang sama-sama malang dan menyakitkan.

***

Ada yang berbeda dengan Adrian malam ini. Lelaki itu merasa tidak nyaman dalam tidurnya. Kedua matanya terpejam namun ia merasa hampa, tidak ada kenyamanan. Entah sudah berapa lama Adrian bertahan dalam situasi seperti ini.

Sepasang bola mata Adrian terbuka lebar dalam ruang yang gelap, ia menyalakan lampu, menatap kosong ke arah langit-langit.

Ada apa dengan dirinya?
Hatinya tidak tenang, seperti ada sesal juga rasa bersalah yang begitu besar.

Adrian menoleh ke sisinya, berharap akan menemukan wajah damai Lilya. Namun tidak ditemukan olehnya.

Ia terkejut saat menemukan Lilya yang justru tertidur di atas sofa. Buru-buru Adrian bangkit dari posisinya, mendekat ke arah Lilya.

Hatinya terenyuh saat melihat Lilya yang tampak sangat tidak nyaman dengan posisinya. Bayangkan, perempuan hamil dengan , tidur dengan meringkuk di tempat yang begitu sempit. Pemandangan wajah Lilya yang bersemu pucat membuat segalanya kian memilukan.

Ada apa dengan Lilya?
Mengapa malam ini Lilya tidak mau tidur bersamanya?
Mungkinkah Lilya marah kepadanya?

Adrian membopong Lilya dengan hati-hati, memindahkannya kembali ke atas ranjang.

Ia meluruskan kedua kaki Lilya, memberikan bantal penyangga di salah satu sisi tubuh Lilya, tak lupa pula ia menyelimutinya, sebisa mungkin Adrian berusaha memberikan kenyamanan untuk istrinya.

Lilya. Gadis itu menyita perhatian Adrian, tanpa berkedip ia terus menatap Lilya. Lilya terlihat sangat mungil saat setengah tubuhnya tertutup selimut.

𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝, 𝐌𝐲 𝐄𝐱 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang