Hi, akhirnya bisa update dan double update pula🥳
Ingat ya, jangan lupa vomment di chapter ini dulu baru ke chapter berikutnya.
***
ADRIAN bahkan nyaris tidak ingat seperti apa aroma mi instan. Terakhir kali ia memasaknya adalah ketika ia masih tinggal seorang diri di apartemen. Sejak bersama Lilya, ia selalu dibuatkan makanan lezat, tidak pernah lagi memanggang roti atau memasak mi untuk dirinya sendiri.
Tapi hari ini, justru Lilya yang menginginkannya. Bumil itu ingin makan makanan berkuah dan memilih mi instan dari sekian banyak makanan berkuah lainnya. Meskipun berat hati, Adrian harus tetap mengizinkannya demi melihat senyum Lilya.
"Selamat makan, Buna"
Adrian menaruh mangkuk mi itu di hadapan Lilya. Awalnya, Lilya bersikukuh untuk membuatnya sendiri dengan alasan tidak mau merepotkannya. Namun Adrian tidak akan tinggal diam, Lilyanya bahkan sudah kesulitan untuk berjalan karena hpl-nya yang sudah semakin dekat."Terima kasih kak Rian, wanginya enak banget" puji Lilya.
Adrian hanya bisa tersenyum gemas seraya mengusap puncak kepala Lilya. Ada-ada saja istrinya ini, bukankah yang namanya makanan instan rasa dan aromanya akan selalu sama?
"Kak Rian"
"Iya?"
"Mau coba?" tanya Lilya, ia menawarkan mi yang sudah berada di atas sumpitnya. Lilya pikir daripada Adrian hanya melihatinya akan lebih baik jika mereka makan bersama, itu juga akan lebih romantis.
Adrian mengangguk, lelaki itu mendekatkan diri dan membuat Lilya merasa begitu senang.
Awalnya Lilya kira Adrian akan menghampiri mi yang sudah ia siapkan, namun yang terjadi lelaki itu justru meraih sebelah pipinya, menciumnya di sana.
"I love you, Ly..."
"Kak Rian curang" cicit Lilya. Jantungnya masih saja berdegup kencang setiap Adrian tiba-tiba bersikap romantis kepadanya.
"Kamu juga bisa menciumku kapan saja, tidak hanya saat aku tidur" goda Adrian. Ia selalu tau saat Lilya diam-diam mencium pipi atau keningnya sebab ia tidak akan tidur sebelum memastikan Lilyanya tidur nyenyak. Perhatian dari Lilya memang selalu manis namun terkadang juga menggemaskan.
Ucapan Adrian itu membuat pipi Lilya panas, ia merasa begitu malu karena ternyata selama ini suaminya mengetahui semuanya.
"A-aku ingin makan mi"Adrian kembali mengangguk namun juga terkekeh pelan. Hingga suara ponsel mengalihkan perhatiannya.
"Ya hallo, bagaimana?"
"Saya sudah bilang bukan, untuk sementara waktu saya hanya bisa menghandle semuanya dari jauh, saya tidak bisa bepergian ke luar kota"
Pelan, aktivitas makan Lilya terhenti, ia memperhatikan Adrian yang sepertinya tengah merasa kesal dengan lawan bicaranya. Hal itu tentu membuat Lilya menjadi penasaran.
"Alex atau Raven yang akan mewakili saya, mereka sudah bersedia"
"Kenapa Kak Rian tidak bisa pergi?" tanya Lilya, setelah Adrian meletakan kembali ponselnya.
Adrian sempat tersenyum hangat, bagaimana bisa Lilya tidak mengerti? "Karena aku tidak setuju untuk meninggalkan kamu, Ly"
"Kenapa Kak? Aku bisa jaga diri baik-baik, Kak Rian nggak perlu khawatir, aku juga bisa menginap di rumah Mama"
"Nggak semudah itu untuk meninggalkan kamu Ly, sebentar lagi Al akan lahir. Aku mau selalu ada kapanpun kalian membutuhkan aku"
Mendengarnya Lilya tentu merasa tersentuh, Adrian begitu memperhatikan mereka dengan baik. Dan meskipun dirinya juga tidak suka jauh dari Adrian, namun bukan berarti ia mau menjadi egois. Lilya tidak ingin menjadi penghalang suaminya dalam hal apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝, 𝐌𝐲 𝐄𝐱 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 (TAMAT)
RomanceMungkin kamu akan jatuh cinta dengan kisah mereka, Adrian, Lilya dan Nala. Satu malam telah membawa Adrian masuk ke dalam kehidupan Lilya, begitu juga sebaliknya. Di satu sisi Lilya belum pernah jatuh cinta, selalu memimpikan bagaimana pertemuannya...