Cinta tidak perlu diundang karena cinta tau kapan harus datang dan pergi tanpa diminta
***
KICAUAN burung dipagi hari membuat Naya sangat bersemangat ingin menjalani segala rutinitas hari ini.
Tidurnya benar-benar nyenyak,tak hentinya dia memegang bahkan mengusap lembut bibirnya yang dicium Zou tadi malam.
Tatapan marah dari Sidar seakan tidak terlihat olehnya pagi ini karena tertutup senyum yang sejak pagi menghiasi wajahnya."Pulang jam berapa tadi malam kamu?"tanya Sidar disela aktivitas mengunyahnya.
"Jam sembilan ma,"jawab Nara cepat karena malas mendengar mama dan Naya bertengkar.
Mendengar jawaban dari putri kesayangannya otomatis membuat Sidar mendelik,"jangan kamu bela anak tidak tau diri ini, Ra,"peringatnya sedikit membentak.
Sebenarnya Naya mendengarnya hanya saja dia malas merusak pagi yang indah ini dengan adu mulut.
"Tidak dengar kamu?"ulang Sidar menatap Naya.
Naya yang belum selesai makan langsung menaruh sendoknya begitu saja, mencoba menekan rasa emosi yang siap meledak.
"Kurang lebih jam sebelas ma,"akhirnya kalimat yang sopan bisa terlontarkan.
"Enggak sekalian aja jam dua belas biar ditahan satpam kompleks,"cecar Sidar lagi seraya menunjuk Naya.
"Udahlah ma lagian Naya juga jarang keluar malem maklum aja,kan nggak kenapa- Napa juga,"lagi dan lagi Nara berusaha menengahi.
Sidar tersenyum sebelah bibirnya,"bahkan dia kenapa-napa juga itu bukan urusan mama Ra."
Naya langsung memejamkan mata mengepal kuat meremas roknya dibawah.
"Istighfar ma,Naya itu anak mama juga."
"Mama tidak pernah mempunyai anak pembangkang dan keras kepala seperti dia."
Untuk menenangkan hatinya Naya meneguk air putih digelasnya yang masih penuh sampai tandas, dengan sengaja dia mendorong kursi tempatnya duduk dengan kasar hingga menimbulkan bunyi nyaring lalu pergi tanpa berpamitan.
Bisa-bisa pagi yang indah ini akan jadi hari yang buruk jika perdebatan dengan mamanya dilanjutkan.Lebih baik dia pergi mencari suasana baru yang bisa menghibur suasana hatinya.***
Hampir semua orang yang dia lewati memandangnya aneh karena terus memegangi sudut bibir kanannya apalagi senyum yang tidak ada lunturnya membuat siapapun pasti curiga, bagaimana tidak pasalnya seorang Naya yang terkenal galak pagi ini berubah rajin senyum,aneh.
"Sakit gigi lo?"tanya Marcell diambang pintu saat gadis itu masuk kelas.
Seketika Naya langsung melirik lelaki didepannya sinis,sakit gigi? Apa dia fikir Naya segitunya!
Tanpa banyak bicara Naya hanya melewatinya,malas merusak paginya yang indah cukup perdebatannya dengan mama saja."Usut punya usut ternyata Martin udah nggak sama Mora,"ujar Diana heboh didepan meja Riri.
"Terus sama siapa sekarang tuh cabe?"tanya Segaf yang tidak sengaja mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alnaya ✓
Teen Fiction[ SELESAI ] Alnaya Hanslay Ayuningtyas dan Annara Hanslay Sidharta mereka kembar tapi berbeda,bisa dikatakan sangat sulit untuk membedakan keduanya,tapi siapa sangka justru kasih sayang yang mereka dapatkanlah yang berbeda. Seingat Naya sejak dia mu...