4.ARE YOU OKAY?

1.5K 84 4
                                    


"Setidaknya pandang aku sebagai anak mana bukan musuh mama"

---------------------

~Naya~

***
Al & Ar

      

             PLAKKK
Satu tamparan kuat mendarat di pipi Naya.

"CUKUP SIDAR,"teriak seorang pria menahan tangan Sidar yang akan melayangkan pukulan lagi pada putrinya.

Mendapat tamparan mendadak membuat tubuh Naya yang belum siap langsung limbun kelantai.

Nara langsung menghampiri Naya dan membantu gadis itu berdiri.

"Ternyata kamu tidak berubah juga,kamu selalu melanggar apa yang mama katakan.Kamu itu tidak pernah sekalipun mendengarkan apa yang mama ucapkan,"amarah Sidar langsung meledak tanpa bisa dia tahan.

"Mama Naya nggak salah sama sekali,Nara yang mau ikut Naya,"jelas Nara merangkul Naya yang membeku.

"Jangan kamu bela anak kurang ajar itu."

"Tapi memang Nara yang salah jadi Nara yang pantes kena marah mama.Tadinya Naya Keukeh nggak mau tapi Nara paksa dia ma."

"Sudah Sidar hentikan,"bentak Arya-ayah Naya yang sore tadi baru pulang.

Sidar tetap saja menampari pipi kanan Naya yang tadi sudah dia tampar,dan sekarang menjadi sangat merah.

"SEPERTI INI CARA KAMU MEMPERLAKUKAN NAYA?"

Sidar menatap sang suami nyalang,"karena mas terlalu memanjakannya membuat dia menjadi anak pembangkang."

"Bukan dia yang pembangkang tapi kamu yang pilih kasih pada mereka."

Naya meringis sakit kala air matanya melewati luka akibat tamparan mamanya.

"Sejak awal aku sudah menduga jika kamu hanya sayang pada Nara tanpa mau melihat Naya sedikit saja,"terang Arya.

"Semenjak dia mengenal dunia luar dia tidak pernah sekalipun mendengarkan aku mas.Dia selalu sibuk dengan teman dan dunia luar yang menjerumuskan dia.Aku selalu bilang buat mereka Home schooling tapi Naya menolak dia tetap ingin sekolah reguler,"ucap Sidar mencurahkan segala isi hatinya.

"Ma udah jangan marahin Naya terus dia nggak salah sama sekali,"bela Nara tidak terima Naya mendapat omelan.

"Kamu ajari Nara apa?
Sampai dia berani melawan mama!"katanya kembali marah menunjuk Naya.

"Mama sengaja bilang sama Nara kalo akan lama di Sulawesi karena mama ingin melihat seberapa jujur kamu,dan ternyata sudah terbukti kalau kamu tidak pernah amanah."

"Ikut aku Sidar,"Arya mencekal tangan Sidar.

"Aku belum selesai berbicara dengan dia,"Sidar melepaskan tangan suaminya kasar.

Naya hanya bisa diam dan sesekali air matanya mengalir tidak terkendali,sepedih inikah hidupnya.
Hanya karena pergi dengan saudara kandung sendiri dia harus dimaki,bahkan dia harus menerima amarah mamanya untuk sesuatu yang tidak dia lakukan.

"Sekali saja kamu tidak pernah membuat mama bangga, yang kamu lakukan hanya membuat malu karena sifat pembuat onar kamu."

"Gimana Naya bisa bikin Mama bangga kalo mama aja nggak pernah sekalipun nganggap Naya ada,"pekik Naya akhirnya.

"Karena kamu itu pembawa Sial dan tidak berguna."

"SIDAR HENTIKAN,DIA ITU ANAK KAMU TIDAK SEPANTASNYA SEORANG IBU BERBICARA SEPERTI ITU,"kesal Arya yang mulai tidak terima dengan cacian istrinya.

Alnaya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang