"Bukan salah waktu jika kita dipertemukan dengan sosok yang membuat kita nyaman tapi salah kita kenapa kita bisa nyaman dipertemuan pertama"***
Al&Ar
NAYA bangun dengan nafas tersengal-sengal dan peluh membasahi wajahnya,dia terduduk kaget dengan selimut yang entah kemana perginya.
Sembari mengatur nafasnya Naya mengusap cairan bening yang keluar dari ujung matanya,dia menangis!
Rasanya mimpi itu begitu nyata walaupun Naya tidak begitu ingat bagaimana masa kecilnya dulu, ingatannya tidak dapat menjangkau sejauh itu.Dengan daya ingat yang kurang baik dia hanya dapat menyakini jika dia lah-Naya dalam mimpinya itu karena memang seperti itu yang dia rasakan selama ini.
Seperti biasa pagi Naya diisi dengan keheningan dan tatapan tidak suka dari mamanya, entahlah Naya sendiri tidak tahu salah apa yang sudah dia lakukan hingga dia tidak pernah dilirik sedikit saja oleh ibunya.
Naya berada di bagian kanan meja makan sedangkan Nara berada disebrangnya, tepat ditengah mereka, ada seorang ibu yang menengahi, mereka tidak boleh makan berdekatan,Naya sendiri tidak tahu kenapa, mungkin karena dia dan Nara berbeda.
Tapi tunggu apanya yang berbeda,wajah mereka bak pinang dibelah dua.Alnaya Hanslay Ayuningtyas gadis berusia delapan belas tahun ini memiliki wajah oval mata bulat dan hidung mancung serta rambut coklat pirang.
Sedangkan Nara memiliki wajah yang lebih tirus dan matanya sedikit sipit tapi jika tidak diperhatikan pasti tidak akan menyadarinya, untuk senyum dan cara tertawa mereka sangat mirip hanya saja Naya lebih grasa-grusu sedangkan Nara selalu anggun.Bagi Naya penampilan itu tidak penting yang terpenting seperti apa penampilan itu untuk kita.
Naya dengan kejahilannya, ditengah aktivitas menguyah dia menendang kaki kembarannya dibawah meja, sontak saja Nara melotot kaget, perlahan mengangkat wajahnya.
Nara mengangkat alis bertanya.
Tapi Naya malah tersenyum dan menggeleng, mendengar kursi berdecit reflek mereka berdua langsung menunduk dan kembali fokus pada makanan masing-masing.
"Kalo udah siap langsung kedepan ya sayang, sebentar lagi Bu Berta datang,"ucap mama sambil membelai rambut Nara.
Nara hanya mengangguk. Sedangkan Naya memutar mata malas melihatnya.
Tanpa pamit Naya langsung berangkat sekolah karena pamit pun tidak akan direspon, katakan dia durhaka tapi jika dilakukan malah membuatnya sakit.
Nara menatap iba punggung Naya yang semakin menjauh.
***
Dikoridor sekolah Naya berjalan santai, menutup matanya sejenak mencoba melupakan segala masalahnya dirumah.
"Tumben berangkat pagi,"sapa seorang pria merangkul pundak Naya.
"Ada masalah lagi?"tanya pria itu menghentikan langkahnya dan memegang kedua pundak Naya.
"Ya gitu deh"jawab Naya apa adanya.
Tanpa ada aba-aba pria tadi memeluk Naya mengikis jarak diantara mereka.
Dengan cepat Naya melepaskan pelukan cowok itu."Marcell!"teriak Naya yang langsung berlari.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alnaya ✓
Novela Juvenil[ SELESAI ] Alnaya Hanslay Ayuningtyas dan Annara Hanslay Sidharta mereka kembar tapi berbeda,bisa dikatakan sangat sulit untuk membedakan keduanya,tapi siapa sangka justru kasih sayang yang mereka dapatkanlah yang berbeda. Seingat Naya sejak dia mu...