Sahabat mengajarkan arti kebersamaan, sahabat mengajarkan arti solidaritas, sahabat juga yang mengajarkan berbeda kepala saling melengkapi.
Merugilah engkau jika tak punya sosok itu***
SAAT dirimu mulai lelah dengan keadaan yang membuat mu selalu dan terpuruk mungkin itu pertanda jika perjuangan yang kamu lakukan sampai saat ini sudah harus berhenti, melupakan segala yang sudah terjadi merelakan waktu yang telah kamu buang sia-sia demi dia,ya dia yang selama ini kamu sanjung,dia yang selama ini telah menyita waktu dan pikiranmu.
Itu juga yang saat ini sedang Naya fikirkan.
Apa ini saatnya dia harus berhenti memperjuangkan cintanya pada Zou? Atau terus berjuang dengan kosenkuesi merasakan sakit hati yang berkepanjangan karena belum tau kapan waktunya perjuangannya akan berakhir manis, mungkin yah mungkin kalau Zou sudah membuka mata jika dia wanita yang berhak menerima cinta dan kasih sayangnya.Oh no, kenapa pikiran Naya jauh sekali?
Jaman sekarang bukan hanya pria yang harus dan wajib memperjuangkan cinta seseorang,tapi perempuan juga bisa tidak perduli walau banyak orang yang mencemoohnya.
Lamunannya langsung buyar saat sebotol minuman dingin berada tepat diwajahnya, reflek dia menoleh dan seketika itu juga matanya langsung berbinar.
"Zou!"Naya sampai berdiri saking kagetnya.
Zou menautkan alisnya aneh,"biasa aja kali,"tuturnya lalu duduk.
Naya kembali duduk lalu menyeka keringat yang sejak tadi mengalir.
Kedua matanya tidak henti memperhatikan Zou,dari mulai cowok itu minum hingga melonggarkan dasinya yang sepertinya mencekik, menurut Naya itu sangat seksi apalagi keringat yang mengalir dipelipisnya ingin sekali Naya menyekanya.
Tanpa sadar bibirnya tersenyum lebar."Enggak capek liatin gue terus?"
Naya salah tingkah mendengar pertanyaan Zou.
"Zou kok ganteng banget siiii,"herannya seraya meneguk minuman dari Zou.
Zou hanya geleng-geleng sendiri.
Selesai menjalani hukuman dari pak Banu-waka kesiswaan mereka memutuskan untuk istirahat sejenak, meluruskan kaki sebelum masuk kedalam kelas dan didepan perpustakaan ini mereka berleha-leha melepas penat.
Tapi tunggu dulu,apa tidak salah Zou membelikan Naya minuman?
"Masih kesel ya sama aku?"tanya Naya tidak enak.
"Biasa aja."
"Kok nggak nolak waktu dihukum kan jelas-jelas kamu enggak salah,"tuturnya lagi.
Zou diam, tidak tahu harus menjawab apa pasalnya dia juga bingung dengan hatinya kenapa tidak rela jika Naya harus dihukum sendiri!
"Zou?"
Zou menoleh,"karena lo."
Ambigu itulah yang Naya pikirkan.
"Mungkin udah jadi rahasia umum kali ya Zou kalo aku suka sama kamu dan selalu kamu abaikan,"ujar Naya yang fokus ke depan.
Mendengar ucapan Naya membuat nafas Zou seperti tercekat,kenapa dia terdengar seperti orang jahat.
"Capek?"
Naya hanya diam, jujur dia memang capek lelah.
"Kalo sekarang gimana?"tanya Zou hati-hati.
Naya menyipitkan mata,"apanya yang gimana?"
"Perasaan lo ke gue,"jawab Zou sangat pelan tapi sukses membuat Naya terheran-heran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alnaya ✓
Fiksi Remaja[ SELESAI ] Alnaya Hanslay Ayuningtyas dan Annara Hanslay Sidharta mereka kembar tapi berbeda,bisa dikatakan sangat sulit untuk membedakan keduanya,tapi siapa sangka justru kasih sayang yang mereka dapatkanlah yang berbeda. Seingat Naya sejak dia mu...