Tuhan membuat rasa sakit bukan tanpa alasan tapi ingin memberi tau jika setiap luka itu tidaklah diciptakan sia-sia
***
Zou melongok kelas XII IPA yang dalamnya ternyata lumayan ramai.
Ternyata benar Naya sedang berdua dengan Marcell ditengah kelas tepat dibawah kipas angin.
Entah kenapa hatinya kesal melihat gadis yang dia cintai sangat nyaman bersama lelaki lain, apalagi musuhnya sendiri.
Bahkan dia sendiri tidak tahu kenapa Naya tiba-tiba marah dan menghindarinya, padahal tadi baik-baik saja.
Tapi tidak mau dianggap pacar yang posesif yang tidak mengizinkan Naya bersama lelaki lain, walaupun tau jika lelaki itu tidak lain sahabat terbaik Naya."Ngapain lo disini?"suara sewot Diana membuatnya otomatis menoleh.
"Biarin aja lah Di pasti mau ketemu Naya, iyakan Zou."
Jawab Riri membelanya."Halah paling juga mau modus,"cibir Diana memutar bola matanya malas.
Sebenci itukah Diana pada dirinya?
"Gue......."
"Jawabnya aja gugup pasti nggak beres,"sela Diana lagi, membuat Zou menghela nafas.
"Diem dulu kenapa biar Zou ngomong,ini ngomel terus,"Riri melirik Diana memperingati.
"Enggak papa kok Ri,gue juga mau kekelas,"ujar berusaha tersenyum.
"Kan jadi pergi."
"Bodo amat,"Diana langsung masuk kedalam.
"Salam ya buat Naya,"pinta Zou sebelum melangkah menuju kelasnya.
***
Pulang sekolah pun Naya tidak menghampiri dirinya seperti biasa,sejak tadi chat nya juga tidak dibalas padahal sudah dibaca,dia malah memilih pulang dengan Diana.
Kalau urusannya Diana Zou malas memperpanjang lebih baik dia mundur daripada ujungnya adu mulut,Zou sendiri juga heran kenapa Diana bersikap sensitif terhadapnya padahal jelas-jelas Jonas itu temannya apa tidak segan.Terkadang wanita memang aneh, dia selalu marah tanpa alasan yang jelas.
Apa tidak lebih baik dibicarakan masalahnya dan dicari jalan keluarnya bersama, tidak harus marah pasti salah paham.Melihat Naya yang sedang menunggu jemputan ayah Diana,Zou memanfaatkan waktu sebaik mungkin mumpung Diana sedang tidak ada.
"Lo kenapa si Nay kok aneh gini?"tanyanya penuh perhatian.
"Tau,pikir aja sendiri."
"Gimana gue tau kalo lo aja selalu menghindar,"cecarnya berusaha sabar.
"Makanya jadi cowok itu peka,"tanpa menatap Zou Naya langsung berlari menyusul Diana.
Sabar Zou sabar!
***
Sebenarnya ini keterlaluan tidak, saat orang tidak tau apa salahnya malah kita diamkan seakan kesalahan yang orang tersebut lakukan sangatlah fatal.
Tapi kembali lagi soal hati, namanya perempuan sangat sensitif tentang perasaanya, dikit-dikit masalahnya hati, dikit-dikit bawa perasaan,bukan logika yang diutamakan tapi sakit hati, seakan punya hati sendiri.
Tapi sudahlah bukankah hampir semua wanita seperti itu,akan sadar saat kemauan sendiri.Sudah kesal dengan sifat tidak peka Zou, sekarang didalam mobil malah diharus mendengarkan obrolan Diana dan Jonas lewat telpon sedang bucin.
Ini adalah posisi yang membuatnya ingin muntah, seakan semua sedang mengejeknya.Berulang kali Naya berdeham agar Diana mematikan teleponnya dan mengajaknya mengobrol agar sedikit lupa dengan Zou,tapi malah asyik sendiri dasar tidak sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alnaya ✓
Ficção Adolescente[ SELESAI ] Alnaya Hanslay Ayuningtyas dan Annara Hanslay Sidharta mereka kembar tapi berbeda,bisa dikatakan sangat sulit untuk membedakan keduanya,tapi siapa sangka justru kasih sayang yang mereka dapatkanlah yang berbeda. Seingat Naya sejak dia mu...