Satu kebaikan dimasa lalu dapat berubah menjadi seribu penyelamat dimasa depan nanti***
"Mama."
Hanya kata itu yang dapat terucap, lidahnya kelu. Beribu pertanyaan sudah siap keluar dari mulutnya tapi tidak bisa, hanya air matalah yang mengalir sebagai bukti kebahagiaannya.
Sidar tersenyum menjabat tangan pak Bambang lalu mengusap pipi anaknya yang terlihat memprihatinkan. Naya-nya sangat cantik hari ini.
Mrs Carry berdiri mewakili semuanya memberi tepuk tangan meriah, sebagai sambutan untuk ibu Naya yang pertama kali menginjakkan kaki di sekolah.
Seperti tersadar dari mimpi, Naya langsung menyembunyikan wajahnya dibalik dua telapak tangan dan menangis sejadi-jadinya.
Tidak perduli semua orang menatapnya aneh tapi rasa bahagia bercampur haru tidak dapat dia ungkapkan lagi.
Mamanya mau datang dan memberikan senyum hangat untuknya.Dengan sigap Sidar menarik putrinya memeluknya erat dan mengusap bahunya lembut menenangkan.
Tangisannya juga pecah mendengar suara Naya yang menyayat hatinya."Sudah Naya,ini mama." Ucapnya dengan nada lemah.
Perlahan wanita itu melepas pelukannya lalu mengusap wajah putrinya lembut,"maafkan mama ya." Ungkapnya tulus.
Ya Allah jika ini mimpi tolong jangan bangunkan aku, aku rela tidur untuk selamanya jika mendapat kasih sayang Mama seperti ini.
"Mama,"lirihnya parau.
"Iya ini mama. Naya enggak tersinggung kan dengan semua ucapan Mama selama ini. Naya enggak akan pergi meninggalkan mama kan!" Sidar mengecup wajahnya,"maafkan mama sayang."
Naya menggeleng dan mengecup tangan ibunya lama,"Naya yang harus minta maaf sama mama."
Mrs Carry juga naik keatas panggung, menyerahkan piala untuk murid kebanggaanya ini. Kerja kerasnya membuat dirinya sangat bangga.
"Ini piala penghargaan untuk murid terbaik dan berprestasi tahun ini,"kata Mrs Carry seraya menyerahkan piala ditangannya Kepada Naya.
Lagi-lagi semua memberikan tepuk tangan meriah, ini adalah wisuda paling mengharukan sepanjang sejarah, tidak jarang juga semuanya menitihkan air mata. Terlebih Zou, Marcell dan dua sahabat Naya, mereka ikut menangis menyaksikan keinginan terbesar Naya akhirnya terwujud, mendapat kasih sayang dari ibu yang melahirkannya.
Suasana berubah mengharu biru.
"Terimakasih untuk semua dewan guru yang sudah mendidik dan merawat anak saya menjadi anak yang hebat seperti sekarang," ucap Sidar menatap satu persatu guru-guru Naya.
Setelah itu wanita empat puluh tahun itu kembali memeluk putrinya, hari ini Naya-nya membuat dirinya bangga sekaligus terharu dengan semua perjuangannya.
Sidar berjanji tidak akan menyia-nyiakan putrinya yang nakal ini. Sampai kapanpun tidak ada yang bisa memisahkan dirinya dan kedua anaknya.
Kesalahan dimasa lalu akan dia jadikan pelajaran berharga. Dan mulai hari ini dia akan menjadi seorang ibu yang sesungguhnya tanpa ada pilih kasih. Semua akan dia perlakuan sama dan membagi kasih sayang dengan seadil mungkin.
![](https://img.wattpad.com/cover/210455940-288-k941195.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alnaya ✓
Teen Fiction[ SELESAI ] Alnaya Hanslay Ayuningtyas dan Annara Hanslay Sidharta mereka kembar tapi berbeda,bisa dikatakan sangat sulit untuk membedakan keduanya,tapi siapa sangka justru kasih sayang yang mereka dapatkanlah yang berbeda. Seingat Naya sejak dia mu...