27.KATA MAAF

1K 55 0
                                        

Katanya cinta ada karena terbiasa,tapi terlalu sering bersamanya membuat gue jadi takut sekedar mengucap kata 'cinta'

***

SETELAH memastikan Marcell benar-benar menjauh dari pekarangan rumahnya, barulah Naya bergegas masuk untunglah Marcell tidak ngotot minta masuk seperti biasa kalau iya bisa mati kaku dia.

Sebenarnya Marcell tau didalam ada Zou jadi lebih baik dia tidak mengkacau keadaan untuk kali ini, karena itu dia memilih Langsung pergi.

Ternyata benar sudah ada motor hitam besar didalam, tapi tunggu dulu jika Zou dan motornya sudah ada didalam lalu siapa yang membukakan gerbang? Apa iya mamanya! Rasanya tidak mungkin.
Atau Nara?

Zou yang cowok saja sudah rapi sedangkan dirinya yang perempuan, jangankan mandi ganti seragam sekolah saja belum.

Sontak Naya menegakkan kepala menatap langit yang ternyata sudah gelap, kok gue nggak sadar ya udah malem! Gumamnya dalam hati.

"Arzou!"panggilnya pelan tapi mampu membuat Zou menoleh dan menghentikan aktivitasnya bergerilya dengan ponselnya.

Zou tampak bangkit,perlahan mendekati Naya yang berada tidak jauh darinya.

"Lo baru pulang sekolah?"tanyanya heran sampai melebarkan mata.

Naya menggigit bibir bawahnya malu, dengan cepat dia menunduk.

"I-iya,"cicitnya lagi-lagi pelan.

Zou geleng-geleng kepala sambil tersenyum tipis.

"Ini udah hampir malem dan lo baru pulang?"tanyanya heran.

Kalo enggak ada kamu mungkin aku gak pulang Zou! batinnya seraya tersenyum.

Zou tidak hentinya memperhatikan Naya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Demi apa kenapa Zou ingin tertawa.

"Aku masuk bentar ya,"ujarnya sambil meremas roknya, kenapa tatapan Zou seakan mau memakannya!

Zou tidak bergeming sama sekali tapi matanya tidak lepas dari Naya hingga gadis itu hilang dibalik pintu.

Hampir dua puluh menit dia menunggu, duduk dikursi yang menghadap pintu rumah Naya membuatnya leluasa melihat seperti apa keluar gadis itu.

Sejauh ini dia tidak melihat sosok papa yang biasa Naya ceritakan, hanya ada gadis yang mirip dengannya sedang berdua dengan wanita yang mungkin itu ibunya.

"Jangan terlalu sering main komputer nanti matanya bisa rusak,"ujar Sidar mengusap kepala Nara yang sibuk didepan komputer.

"Bentar lagi ya ma."

Zou semakin menajamkan penglihatan saat Naya turun malah dilirik tidak suka.

"Masih ingat pulang?"tanya Sidar nyalang.

"Udah ma,"lerai Nara.

"Sekalian saja bawa semua barang kamu dan pergi!"

Naya hanya diam tidak menjawab sedikitpun.

Zou menegakkan tubuhnya, pendengarannya masih baik kan,apa dia tidak salah dengar!

Naya melenggang begitu saja tanpa memperdulikannya, percuma mau dia menjelaskan seperti apapun tetap tidak didengar kan!

"Diminum dulu,"ujar Naya meletakkan minuman yang tadi dia bawa.

Zou masih belum merespon,dia masih sibuk mengamati Sidar dan Nara didalam sana.
Apa yang dia lihat ini benar?

"Itu nyokap lo?"tanyanya seraya menunjuk dengan dagunya.

"Iya."

"Kok gitu?"

Alnaya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang