FP ✿✿Bimbang✿✿

184 29 1
                                    

Ketika sudah hampir sampai rumah, secara tidak sengaja aku berpapasan dengan Jesika. Aku langsung memberi senyuman untuk menyapanya, namun balasan Jesika hanya tatapan datar dan terkesan dingin. Senyumanku redup ketika Jesika masuk kedalam rumah. Aku tahu aku memang salah, namun aku tidak tahu harus berbuat apa?

Ketika aku akan memasuki halaman rumah. Aku melihat Kak David tengah berjalan menghampiriku. Aku bimbang, aku bingung harus menemui Kak David atau tidak setelah kejadian kemarin sore. Tetapi aku sempat berpikir untuk menghindar, karena cara itu lah yang paling benar untuk aku lakukan saat ini. Tapi masalahnya, pikiran dan perasaanku saling bertolak belakang.

"Mika," ucap David ketika tiba dihadapan cewek itu."

"Eh_i-iya Kak," gaguku dengan panik.

"Gue mau ngomong serius_" jeda David melihat lurus kedalam matanya.

Mungkin ini keputusan yang sangat egois, namun David tidak dapat menyimpannya lagi.

Setelah mendapat ceramah panjang kali lebar dari Hegar. David merasa ia memang harus melakukan hal ini. Melakukan hal yang harus ia lakukan sejak dulu—melupakan semua kenangan masa lalunya. Kini David sudah mengambil sebuah keputusan.

Selama ini David memang salah, ia salah dalam banyak hal. Sekarang ia baru menyadari bahwa sikapnya selama ini bodoh. Seharusnya ia sudah bisa muveon sejak dulu. Harusnya ia segera melupakan nya ketika tidak lagi dipedulikan.

David akan memberanikan diri, ia akan mengikuti saran yang telah Hegar berikan. David yakin kalau sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk dirinya menjalin sebuah hubungan baru.

"Mau ngomong apa, Kak?" tanyaku ketika melihat Kak David terus terdiam. Apa mungkin Kak David sudah mendengar penjelasan dari Jesika? "Kakak udah tau menyebab Jesika pergi begitu saja?" tanyaku dengan sangat hati-hati.

"Hah? Be_belum,"

Aku membalasnya dengan anggukan kecil serta bibirku yang membentuk huruf 'O'.

"Tadi mau ngomong apa, Kak?" tanyaku lagi.

David menarik napasnya dalam, memejamkan mata sesaat lalu berkata dengan jelas. "Gue suka sama lo."

DEG!

Aku terpaku. Terdiam dengan kedua mata terbelalak dan mulut menganga. Mendengar kalimat yang selama ini aku tunggu, terdengar sangat aneh. Aku benar-benar tidak bisa berkutik, tubuhku kaku. Menarik napas pelan pun rasanya sangat sulit. Aku sungguh dibuat syok dengan pengakuan Kak David. Bukannya aku merasa tidak senang, akan tetapi aku merasa bimbang. Aku tidak bisa memberi jawaban detik ini juga.

Saat Kak David maju satu langkah, dengan refleks kakiku mundur sebanyak tiga langkah. Aku masih tidak percaya dengan ucapan Kak David. Aku seperti berada di alam mimpi, semuanya tampak samar.

"Kenapa?" tanya David tidak mengerti.

David berusaha sebisa mungkin menampilkan sikap biasa saja, walau sebenarnya ia sangat gugup. Kini tubuhnya panas dingin.

"Ngg_nggak pa-pa,"

Jujur saja rasanya begitu menegangkan, aku benar-benar dibuat mati kutu. Aku memang menunggu momen seperti ini. Tapi, ketika aku tahu ternyata ada orang yang lebih mencintai Kak David, aku seperti tidak bisa menerima pengakuannya. Walaupun aku tahu bagaimana penderitaan Kak David sewaktu dulu, namun tetap saja aku merasa tidak berhak menerima cinta Kak David. Karena Jesika juga masih menyukai Kak David dengan tulus.

"Jadi_"

"Aku pikirin dulu, Kak." Potongku sebelum Kak David menyelesaikan kalimatnya. "Aku ingin Kakak tahu penyebab dulu Jesika pergi ninggalin, Kakak." Lanjutku dengan getir.

Farmasi & Perawat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang