WARNING!!!!!
BANYAK KATA-KATA KASAR
AKU HARAP KALIAN JANGAN MENIRUNYA!!!AMBIL YANG BAIK DAN BUANG JAUH-JAUH YANG BURUK. OK!
≧▽≦ HAPPY READING ≧▽≦
✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧
Saat pelajaran berlangsung, aku merasa seperti menjadi bahan omongan oleh anak sekelas. Aku bingung kenapa mereka membicarakanku, memang nya aku sudah berbuat apa? Perasaan aku tidak pernah melakukan kesalahan sampai merugikan orang. Sebenarnya ada apa? Sampai-sampai aku tidak bisa fokus, pikiranku kacau. Untung saja hari ini tidak ada jadwal produktif, jadi aku tidak perlu khawatir. Sejauh ini aku belum pernah praktik sama sekali. Kalau jurusan Perawat tidak ada praktik saat masih kelas X, lain dengan jurusan Farmasi yang sudah mulai praktik membuat obat dari kelas X.
Anak jurusan Perawat akan turun langsung kelapangan ketika kelas XI semester dua. Namun pastinya di setiap sekolah berbeda-beda, tergantung pada para guru yang mengajar ataupun yang bersangkutan. Tapi setahuku memang hampir semua sekolah jurusan Keperawatan seperti itu. Karena mengikuti sebuah aturan yang sudah tetap.
Untuk kelas X sekarang, para guru hanya memberikan materi serta gambaran ketika praktik dilaksanakan. Waktu kelas X masih bisa bersantai, paling mentoknya hanya di ajari praktik untuk pemeriksaan tanda-tanda vital. Ketika sudah kelas XI tidak ada waktu bersantai, mereka harus giat belajar serta harus menguasai tindakan yang sudah di praktikan.
Contoh tindakan yang dilakukan ketika kelas XI semester satu diantaranya, pemasangan infus serta pelepasan, pemasangan alat oksigenasi, memasang selang NGT, EKG, menghitung tetesan cairan infus, memandikan, bed making/menyiapkan tempat tidur, menggunting kuku, pengambilan darah intra vena, mencuci rambut di atas tempat tidur dan masih banyak lagi.
Bel istirahat berbunyi membebaskanku dari pelajaran matematika, aku tidak suka matematika tapi aku paling suka menghitung uang. Karena menghitung uang tidak perlu banyak rumus, hanya perlu tambah atau kurang saja. Selesai deh.
Saat aku sedang membereskan buku-buku yang berada diatas meja. Ada teman sekelasku yang bernama Melodi menghampiriku dan dengan sengaja menumpahkan minumannya hingga membuat baju aku kotor dengan noda berwarna keruh karena air itu adalah air kopi.
Adin sangat kaget saat melihatku sudah dengan keadaan seperti itu, Adin langsung bangkit dari tempat duduk lalu mencengkram kerah baju Melodi. Membuat suasana kelas menjadi mencekam.
"MAKSUD LO APA?!" Bentak Adin dengan suara lantang.
Melodi melepaskan cengkraman Adin dengan sengit, mengibaskan baju yang sedikit kusut oleh perbuatan Adin.
"LO UDAH SINTING, HAH!?" Hardik Adin sampai suara nya memenuhi seisi kelas. "KALAU LO ADA MASALAH DENGAN MIKA KITA SELESAIKAN SECARA BAIK-BAIK. JANGAN MALAH BERTINGKAH KAYA ORANG GILA!"
"Bukan gue yang gila, tapi sahabat lo!" Maki Melodi melirik Mika tajam.
Aku yang masih mencoba membersihkan bajuku dari noda, walau usahaku akan sia-sia. Langsung mengalihkan wajah menatap Melodi dengan tatapan penuh tanya.
"Berani-beraninya lo bilang Mika gila!" Sewot Adin menunjuk muka Melodi dengan jari telunjuk. "Lo kalau punya mulut dijaga dong!"
"Punya mulut di sekolahin! Biar tau sopan santun!"
"Mika, mending lo nggak usah berharap sama Kak David," celetuk salah seorang siswi yang duduk didekat jendela.
Para siswi kelas X 3 masih berkumpul di kelas, mereka belum sempat keluar karena keributan yang di ciptakan oleh Melodi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi & Perawat
Romance♡ Farmasi & Perawat ♡ Cerita ini hanya tentang keluargaku, sahabatku, dah dia... Dia yang membuatku harus memilih menjadi peran antagonis atau protagonis. ♡ Farmasi & Perawat ♡ Banyak kata-kata toxic (Jangan ditiru, hehehe) Ambil sisi baik nyak aja...