Acara makan malam akan segera di mulai, kini aku sudah duduk manis berdampingan dengan Adin. Disana sudah ada Ayah, Ibu dan Kak Naura. Rasanya sangat menyenangkan bisa berkumpul dengan keluargaku serta keluarga calon suami Kak Naura.
Di meja makan sudah banyak makanan yang tersaji. Aku sungguh tidak sabar untuk mencicipi semua makanan yang telah dibuat oleh Ibu dan Kak Naura.
Kak Naura mengambil cuti selama dua minggu, karena minggu depannya dia akan melangsungkan pernikahan. Terlihat Kak Naura begitu bahagia. Kak Rangga merupakan cinta pertamanya.
Kak Naura kenal dengan Kak Rangga sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Waktu itu Kak Rangga menjadi ketua OSIS, dan mengenal Kak Naura karena Kak Naura dulu sering melanggar aturan.
Kak Naura sering di hukum karena sering telat, tidak mematuhi peraturan yang sudah di tetapkan, dan suka membolos. Namun aneh nya, semua itu tidak mempengaruhi nilai nya. Nilai Kak Naura hampir sempurna. Sewaktu di sekolah pun dia sering mengikuti perlombaan dan sering masuk peringkat tiga besar. Sedangkan aku? Aku masuk sepuluh besar saja sudah syukur Alhamdulillah.
Saat aku bertanya kenapa Kak Rangga bisa suka dengan Kak Naura, jawaban Kak Naura adalah karena dirinya cantik dan pintar. Sebuah jawaban yang simpel, padat, dan jelas.
Keluarga Kak Rangga sudah tiba di rumahku. Saat aku melihat Kak Rangga, dia terlihat tidak asing. Aku seperti sering melihat nya. Namun ntah dimana?
"Assalamualaikum," salam dari keluarga Kak Rangga.
"Wa'alaikumsalam,"
"Mari duduk," Livi mempersilahkan.
Terlihat keluarga Kak Rangga sangat ramah. Di wajah mereka seakan terlukis senyuman yang menawan.
"Gimana persiapan pernikahan nya? Udah berapa persen?" Tanya Pras–ayah dari Rangga.
"Udah selesai semua, Pa," balas Naura.
Naura, memanggil Pras dengan sebutan Papa, sedangkan memanggil Susi dengan sebutan Mama. Naura memanggil mereka seperti hal nya Rangga memanggil kedua orang tuanya.
"Maaf, terlambat," ucap seseorang yang membuat semuanya memalingkan wajah, melihat siapa pemilik suara itu.
"Kak Aldi," lirih aku dan Adin secara bersama.
Kedua orang tua Kak Rangga serta Ayah, Ibu dan Kakak menatapku serta Adin dengan tatapan bertanya.
Aldi membungkukkan badan, merasa bersalah karena sudah terlambat menghadiri acara makan malam pertama bersama keluarga Kakaknya.
"Sini duduk," ucap Susi.
"Ah, i_iya," jawab Aldi duduk di hadapan Adin. Kebetulan hanya kursi itu yang kosong.
"Kalian kenal?" Tanya Ibu padaku dan Adin.
Aku mengangguk pelan, sedangkan Adin hanya diam. Adin masih merasa kesal. Lalu kenapa Kak Aldi ikut malam malam ini?
"Kenal di mana?" tanya Livi pada Aldi.
"Satu sekolah,"
"Oowwhh... satu sekolah toh," Livi menganggukkan kepala.
"Kalau Mika kelas berapa?" Tanya Susi.
"Baru kelas sepuluh, Tante,"
"Satu kelas dengan Mika?" Tanya Susi pada Adin.
"Iya Tante,"
"Kalau nak Aldi kelas berapa?" Tanya Livi.
"Udan kelas dua belas, Tante,"
"Mau lanjut kuliah dimana?"
"Niat nya Aldi mau ke ITB,"
"Oh...gitu, semangat belajar nya ya," Livi tersenyum lebar. "Mari di makan, keburu dingin, nanti nggak enak." sambung nya dengan kekehan diakhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi & Perawat
Romance♡ Farmasi & Perawat ♡ Cerita ini hanya tentang keluargaku, sahabatku, dah dia... Dia yang membuatku harus memilih menjadi peran antagonis atau protagonis. ♡ Farmasi & Perawat ♡ Banyak kata-kata toxic (Jangan ditiru, hehehe) Ambil sisi baik nyak aja...