FP ✿✿Kecewa✿✿

184 26 0
                                    

"Icha, mau ikut Bang David nggak?" tanya David ketika adik nya tengah berada diruang keluarga bersama Papa nya setelah makan malam, sambil menonton serial kartun kesukaan Icha.

"Mau kemana?" tanya Herry.

"Ke rumah Mika," jujur David dengan malu-malu.

"Owh...begitu," balasnya dengan tatapan menggoda. "Ya udah sana, tapi inget jangan malam-malam pulangnya."

"Iya, Pa."

"Icha mau, bukan?"

"Ketemu Teteh Mika?" tanya Icha untuk memastikan.

"Iya,"

"Ikut," Icha langsung bangkit dari sofa dan meminta David untuk digendong. David langsung mengendong adiknya dan segera membawanya untuk keluar rumah.

Malam ini David akan meminta kejelasan dari Mika, ia tidak ingin kejadian dulu terulang kembali. Ia tidak ingin cewek itu pergi.

Ketika tiba dihadapan rumah Mika, David melihat Jesika keluar dari rumah yang berada disebrang. David tidak menyangka bahwa letak rumah mantan pacarnya berada didepan rumah cewek yang kini ia sukai. Pantas saja mereka kenal satu sama lain.

David berusaha mengabaikan Jesika dan akan segera masuk kedalam halaman rumah, namun sebelum ia berhasil masuk Jesika memanggil namanya.

Jesika begitu senang ketika melihat David berada didepan rumahnya. Senyum merekah tidak bisa Jesika sembunyikan. Jesika mendekat dan menyapa adik dari cowok itu dengan riang. "Icha,"

Icha yang tidak mengenal orang dihadapan nya malah makin memeluk Kakak nya erat.

"Ini Kak Febi, Icha nggak inget?" tanya Jesika ketika mengetahui Icha seperti ketakutan.

"Bang David, Icha pengen ketemu Teh Mika." Rengek Icha.

Senyum lebar dari bibir Jesika seketika hilang ketika mendengar nama Mika. Kenapa Mika mengambil semua orang yang ia sayang? Kenapa? Kenapa harus Mika?!

"Ada yang ingin gue kasih tau." Cegah Jesika ketika David ingin melangkahkan kakinya. "Tentang Mika."

David terdiam beberapa saat. Ia ingin mengabaikan ucapan Jesika, namun ketika mendengar nama Mika. David tidak bisa mengabaikan nya begitu saja.

Jesika tersenyum sinis, namun ia halangi dengan berpura-pura membereskan rambutnya.

"Tunggu," balas David seraya masuk kedalam halaman rumah Mika, kemudian membunyikan bel rumahnya. Dan akhirnya berbicara pada adiknya seperti yang pernah ia lakukan waktu itu.

✯✯✯

Bel rumahku berbunyi ketika aku sedang membantu Ibu untuk menghitung pengeluaran dan pemasukan uang dari toko kue. "Biar aku yang bukain, Bu," Aku segera bangkit dari tempat duduk untuk menuju pintu utama. Ketika aku membuka pintu, aku melihat Icha tengah berdiri dengan senyuman di bibir.

"Icha," ucapku kaget.

"Teteh," panggil Icha dengan gembira.

Kedua alisku menaut. Aku bingung sekaligus senang, aku kembali membayangkan kejadian ketika Kak David berusaha meminta nomor handphone ku. Tanpa aku sadar aku tersenyum, namun dengan cepat aku langsung menghilangkan senyuman itu dan berjongkok untuk melihat Icha lebih dekat. "Sama Bang David?"

Icha mengangguk mengiyakan.

"Sekarang Bang David nya ada dimana?"

"Ada didepan,"

"Didepan?" ulangku seraya menaikkan sebelah alis. Icha mengangguk, dan hal itu membuatku makin bingung.

"Teteh, mau temuin, Bang David?" Icha mengandeng tangan Mika.

Farmasi & Perawat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang