Adin kembali menjenguk Tante Nita yang kini sudah dipulangkan dari rumah sakit. Adin merasa sangat bersyukur Tante Nita akhirnya bisa pulang.
Kenza yang selama ini terus bolak balik kerumah sakit merasa sedikit lega. Kini Mama nya hanya perlu kontrol setiap minggu sampai kondisinya benar-benar pulih.
Pelaku dari tabrak lari itu sudah di tangkap tiga hari lalu, untungnya di sekitar wilayah itu terdapat CCTV. Pelaku saat itu tengah mengantuk, dia pun terpengaruh oleh minuman beralkohol, jadi ketika mengendarai mobil dia tidak bisa fokus dan akhirnya menabrak mobil Nita.
Saat dilakukan pemeriksaan, pelaku ketahuan telah menggunakan narkotika jenis ganja. Dan saat di geledah rumahnya pun terdapat beberapa paket sabu. Para aparat polisi akan menindak lanjuti kasus ini, apalagi terkait narkoba.
Kali ini Adin datang bersama kedua orang tuanya. Iwan dan Laras baru bisa menyempatkan waktu kali ini, mereka selalu sibuk mengurusi perusahaan. Adin yang menjadi anak nya pun sangat jarang melihat kedua orang tuanya berada di rumah.
Iwan bersama Fazar berada di ruang tamu, sedangkan Laras menemui Nita di kamarnya. Kenza dengan Adin pun berada di sana, mereka berdua hanya diam melihat kedua orang tuanya saling berbincang.
"Gimana sekarang kondisi kamu? Sudah membaik?" tanya Laras.
"Ya begitu lah, aku masih belum bisa banyak bergerak. Tapi sekarang aku merasa lebih baik," balas Nita.
"Syukurlah kalau kamu merasa lebih baik," lega Laras. "Maaf baru bisa datang sekarang," lanjutnya merasa tidak enak.
"Tak apa, aku tau kamu pasti sibuk,"
Laras sedikit melukis senyum serta mengelus telapak tangan Nita. "Tanganmu masih sakit?" tanyanya menaikkan sebelah alis.
"Lumayan, masih harus nunggu dua minggu lagi baru gips ini bisa dilepas,"
Nita melihat anaknya serta Adin yang hanya berdiri di pojok ruangan. Nita ingin mereka lebih dekat satu sama lain, wanita paruh baya itu menyukai sifat Adin, dia anak yang baik.
"Kalian pergi jalan-jalan saja," ucap Nita melihat Adin dan Kenza secara bergantian. "Mama pengen ngomong serius dengan Tante Laras," lanjutnya menatap Kenza.
Kenza menganggukkan kepala pelan. "Kenza sama Adin pergi dulu, Ma, Tante Laras," pamit Kenza.
"Adin pergi Ma, Tante,"
"Iya, jangan pulang malam-malam," ingat Laras melihat Adin dengan tatapan lembut.
"Iya, Ma,"
Nita tersenyum ketika anak nya pergi bersama Adin meninggalkan kamar. Ia senang Kenza bisa mengenal cewek seperti Adin.
"Aku senang mereka bisa bersama," ucap Nita melihat kepergian Kenza.
"Aku tidak yakin Adin akan setuju dengan perjodohan ini," takut Laras melihat Nita cemas.
"Aku yakin Adin akan terbiasa dengan Kenza,"
"Semoga saja seperti itu," harap Laras. "Aku pun ingin jika Adin bisa bersama Kenza. Kamu berhasil mendidik Kenza dengan baik," pujinya.
"Tidak kalah dengan dirimu, Adin tumbuh menjadi anak yang baik," puji Nita.
Laras tidak membalas pujian Nita, sebenarnya dia tidak mendidik Adin dengan baik. Laras malah seperti menelantarkan Adin. Dirinya hanya memberikan uang, uang dan uang. Laras tidak pernah memberi kasih sayang seperti para Ibu pada umumnya.
Saat ini Kenza bersama Adin sudah berada di salah satu mall kota Bandung. Awalnya mereka sempat bingung ingin pergi kemana. Jadi Adin memutuskan untuk pergi menonton bioskop. Adin pun sudah lama tidak menonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi & Perawat
Romance♡ Farmasi & Perawat ♡ Cerita ini hanya tentang keluargaku, sahabatku, dah dia... Dia yang membuatku harus memilih menjadi peran antagonis atau protagonis. ♡ Farmasi & Perawat ♡ Banyak kata-kata toxic (Jangan ditiru, hehehe) Ambil sisi baik nyak aja...