Seperti apa yang dikatakan Hegar, mereka pergi kesebuah klub malam. David ikut serta karena paksaan dari teman-temannya.
Azka, Firman dan Hegar ngotot banget supaya David bisa ikut. Dengan rayuan semanis madu akhirnya David ikut juga. Padahal David sudah menolak mentah-mentah ketika Hegar mengajaknya pertama kali, namun benteng pertahanannya hancur. Ketiga cowok itu sangat kuat untuk menggoda David. Macam iblis yang suka menggoda manusia.
Pukul sebelas malam mereka berempat baru berangkat dari rumah. Herry yang tidak biasa melihat anaknya pergi malam merasa khawatir sekaligus senang. Senang karena David bisa keluar rumah dan bermain bersama teman-temannya. Sebab hal itulah yang selama ini Herry tunggu. Herry tidak akan melarang anaknya pergi, selagi anaknya senang, maka Herry pun ikut senang.
Ketika sampai disana David merasa begitu asing. Dirinya tidak pernah datang ketempat seperti ini. David merasa tidak nyaman, sedangkan Azka, Firman serta Hegar sangat menikmati suasana itu.
Seorang disk joki di panggung terlihat melikuk-likuk memainkan sentakan musik diikuti oleh seluruh orang yang berjoget di bawah dengan adrenalin semakin malam kian meninggi. Firman bersiul melihat cewek berjalan didepannya, mulai dari yang berpakaian tertutup hingga punggung nya terbuka, dari yang menggunakan jins panjang hingga rok mini.
David mulai jengah berada di tempat ini, ia ingin keluar. Suara musik keras dalam ruangan gelap yang dipenuhi aroma berbagai parfum, minum, dan rokok. Belum lagi alunan musik bercampur dengan suara tawa manusia bisa menimbulkan efek pusing.
"Hegar, gue mau pulang," frustasi David. "Gue nggak nyaman banget," menyapu kesetiap sudut ruangan. David tidak pernah membayangkan dirinya berada di tempat menjijikan seperti ini.
"Nikmatin aja lah," santai Hegar. "Lama kelamaan juga lo bakal terbiasa,"
Masalahnya.. David tidak ingin terbiasa berada di lingkungan seperti ini.
"Gue cabut!"
"Eh! Nanti dulu!" Cegah Azka memegangi tangan David.
"Lepasin!" Sengitnya menyingkirkan tangan Azka secara kasar.
Firman berdiri berhadapan dengan David. "Kita disini nggak minum, nggak ngerokok. Kita cuma menonton doang, jadi lo nggak usah khawatir," jelasnya. "Apa yang jadi masalahnya? Lo mending tenangin diri,"
Tenangin diri mata lo peang! Di tempat seberisik ini mana bisa David merasa tenang, yang ada malah risi.
"Kita masih jadi anak baik, kok. Tidak senakal itu, nj*r."
"Kita pesen minum juga bukan minuman alkohol, tapi jus, David." Tunjuk Hegar memperlihatkan gelas berisi jus alpukat yang tersisa setengah.
Hegar memang tidak ada niatan untuk minum-minuman serta berbaur dengan orang-orang bejad macam mereka. Hegar hanya ingin melihatnya saja, tidak lebih kok.
"Gue sumpek belajar terus, ngafalin responsi resep, ngafalin nama-nama latin tumbuhan, bikin obat, apalah segala macem gue lakuin. Dan sekarang, gue hanya butuh hiburan." Ujar Firman seperti dirinya lah manusia paling bermasalah di dunia. Padahal didalam kelas pun dia sering tidur. "Hiburan pencuci mata, mata gue juga butuh nutrisi," tambah nya dengan senyum mesum.
"Gue tetep mau pergi!" Kekeuh David mengabaikan perkataan dari teman-temannya. Langsung membalikkan badan untuk segera pergi.
Akan tetapi sebelum David berhasil keluar dari diskotik, tempat itu ternyata sudah di kepung oleh oknum polisi yang setiap malam bertugas keliling untuk mengamankan kota Bandung. Para polisi itu sudah berniat menggeledah tempat ini karena ada laporan dari warga mengenai adanya jual beli narkoba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi & Perawat
Romance♡ Farmasi & Perawat ♡ Cerita ini hanya tentang keluargaku, sahabatku, dah dia... Dia yang membuatku harus memilih menjadi peran antagonis atau protagonis. ♡ Farmasi & Perawat ♡ Banyak kata-kata toxic (Jangan ditiru, hehehe) Ambil sisi baik nyak aja...