Sejak jam pelajaran pertama hingga akhir, David tidak bisa benar-benar fokus memperhatikan setiap guru yang sedang memberikan materi didepan. Sebelum-sebelumnya David tidak pernah seperti ini. Hari-hari biasanya David akan menyimak dengan serius setiap materi yang tengah dijelaskan oleh guru. Namun ntah kenapa dengan hari ini, seperti ada yang salah pada dirinya. Pikiran David seakan tidak berada ditempat semestinya. David merasa hanya tubuhnya yang berada didalam kelas.
Hegar yang menyadari sikap David berubah langsung menaruh rasa curiga, serta ingin mencari tahu akan hal apa yang sudah menganggu pikiran temannya. Untung saja hari ini tidak ada jadwal praktik yang memusingkan.
Setelah pelajaran terakhir selesai. Semua murid bergegas berhamburan menuju pintu untuk bisa secepatnya keluar dari dalam kelas. Namun tidak dengan David, cowok itu masih diam di tempat duduk tanpa berkutik sedikitpun.
"Woy! Lo kenapa? Kesambet?" tanya Hegar menepuk pundak David.
Firman dan Azka yang masih tinggal di kelas pun langsung menoleh ke tempat sahabatnya berada.
David menatap ketiga cowok itu secara bergantian. Melihat sekeliling ternyata kelas sudah kosong, hanya menyisakan mereka berempat. Ia tidak menjawab pertanyaan dari Hegar, melainkan membereskan buku-buku nya lalu memasukkan kedalam tas.
"Kenapa?" tanya David heran melihat tatapan penuh tanya dari ketiga temannya.
Hegar menenteng kedua tangan, melihat dari ujung kepala hingga ujung kaki David. Penampilan cowok yang berada di hadapannya tidak ada yang salah. Lalu apa yang sudah membuat dia bersikap aneh?
"Eh tunggu!" Cegah Hegar saat David akan melangkahkan kaki.
David diam tanpa suara.
"Lo sebenarnya kenapa sih, anj*r? Aneh banget hari ini?"
"Gue perhatiin juga lo dari awal masuk kelas sampe mau pulang diem.. aja," timpal Azka. "Ada masalah?"
"Ternyata bukan gue aja yang ngerasa kaya gitu," lirih Hegar melihat Azka serta Firman secara bergantian.
"Nggak biasanya lo kaya gini." Curiga Azka.
"Lo abis nembak cewek ya...!" Tebak Firman heboh, membuat mereka menatap kaget kearahnya.
Mimik wajah David langsung berubah, yang awalnya hanya datar kini sudut bibirnya sedikit naik dan keningnya berkerut, sinis.
"Wah wah wah... apa jangan-jangan lo diem kaya gini gara-gara cewek itu nolak?" tuduh Firman dengan semangat. "Siapa tuh nama ceweknya?"
"Mika-Mika,"
"Nah iya bener Mika,"
"Lo abis ditolak." Tuding Azka sekali lagi. "Cowok setampan dan sepopuler David di tolak? Sudah tidak waras tuh cewek." Cibirnya.
David berlalu begitu saja tanpa memberi respon sama sekali. Dia tidak peduli teman-temannya ingin mengatakan apa. Sudah jelas kebenarannya bukan seperti itu, lalu untuk apa David menjelaskan nya lagi? Hanya akan membuang-buang waktu saja.
"He! Tunggu sebentar!!" Cegah Hegar menarik tas yang berada di punggung David.
"Apa?!"
Hegar melihat kedua cowok yang kini berada di sebelah kanan dan kiri, lalu memberi kode untuk menjalankan rencana yang baru saja di rencanakan.
Tanpa menunggu lama Azka serta Firman langsung bergerak memegangi lengan David untuk membuatnya terdiam ketika Hegar akan mengobrak-abrik tas milik cowok itu.
"Apaan sih kalian! Lepasin!" berontak David dengan nada tinggi. "Nggak lucu!!"
"Tunggu sebentar aja." Ucap Hegar saat ingin melepaskan tas dari gendongan David.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi & Perawat
Romance♡ Farmasi & Perawat ♡ Cerita ini hanya tentang keluargaku, sahabatku, dah dia... Dia yang membuatku harus memilih menjadi peran antagonis atau protagonis. ♡ Farmasi & Perawat ♡ Banyak kata-kata toxic (Jangan ditiru, hehehe) Ambil sisi baik nyak aja...