Sinar matahari di sore itu sangat menyilaukan mata. Namun cowok itu sangat menyukainya, ditambah lagi ia datang kesini tidak sendiri. Hampir setiap hari sepulang sekolah David selalu pergi ketepi danau hanya untuk menikmati angin sore yang berhembus lembut menerpa setiap inci dari wajahnya. Ntah mengapa David sangat menyukai angin, menurut dirinya angin bisa membuatnya merasa tenang, damai, dan seperti memiliki alunan musik tersendiri.
Di tempat ini pun banyak sekali kenangan yang sudah dibuat oleh David. Tidak akan mudah untuknya melupakan setiap momen yang pernah ia ciptakan itu. Seakan tempat ini menjadi bagian dari hidupnya.
"Kenapa lo suka tempat ini?" cewek itu berbalik menghadap David. Menatapnya dengan penuh kehangatan, tanpa disadari bibirnya terangkat. Dia tersenyum ketika melihat David membuka mata.
"Karena indah," singkat David.
"Nggak ada alasan lain?"
David menggeleng ragu. Balik menatap Febi yang masih tersenyum. Jeda lima detik dia mengatakan. "Karena di tempat ini gue berhasil menyatakan perasaan gue,"
Febi makin dibuat tersenyum, kedua pipinya memerah. David selalu membuatnya salah tingkah. Febi merasa menjadi perempuan yang paling beruntung di dunia ini telah mendapatkan David. Dia cowok super perhatian dan penuh kasih sayang. Febi tidak salah telah menerima kehadirannya.
"Ada lagi?"
"Hm..." pikir David menyipitkan mata. "Mung_kin karena tempat ini secantik lo," lanjutnya mengembangkan senyuman.
"Apaan sih David," Febi memukul manja lengan cowok itu. "Ternyata lo jago ngegombal juga," tawa mereka pelan. Kedua nya saling melempar kebahagiaan satu sama lain.
David membawa Febi untuk bersandar pada bahunya, menikmati angin sore hari di sertai pemandangan danau yang di kelilingi oleh pepohonan. Kehidupan David berubah menjadi lebih berwarna ketika bersama Febi. Hari-hari yang di lalui nya begitu menyenangkan.
"Ketika nanti kita lulus terus kita nggak satu sekolah, apa yang bakal lo lakukan?" tanya David memandang Febi . Terlintas begitu saja dalam pikiran David untuk menanyakan hal itu. Tapi sudah jelas mereka akan selalu bersama.
"Gue akan selalu kembali ke lo, David. Kemana pun lo pergi gue akan menemukan keberadaan lo. Jadi lo nggak perlu khawatir kehilangan gue," balas Febi melihat kedua bola mata David dalam.
Mereka terdiam cukup lama, keduanya hanya menikmati keheningan yang begitu menenangkan. Kedua tangan Febi melingkar indah di pinggang David, begitu pun sebaliknya. Kedua tangan David merangkul bahu Febi dengan erat. Menandakan bahwa hanya David lah orang yang bisa memiliki Febi selamanya.
"David,"
"David bangun, ini udah jam enam,"
"David."
Kedua kelopak mata cowok itu membuka perlahan, melihat siapa yang sudah memanggil-manggil namanya.
"Kamu kenapa?" tanya Herry khawatir. Pasalnya David tidak pernah bangun kesiangan. Anaknya selalu bangun pukul empat pagi dan selalu membangunkan dirinya. Tapi sekarang?
"Kamu sakit?" tanya Herry lagi dengan cemas.
"Eng_nggak Pa," linglung David.
David kembali memimpikan masa lalunya, kenapa? Kenapa ia harus merasakan hal seperti itu lagi? Sudah cukup selama ini David menderita.
"Kamu yakin nggak papa?"
"Iya,"
David tidak bisa menceritakan ini pada Papa nya, ia tidak ingin menyusahkan Herry untuk kedua kalinya. Kali ini David akan menangani masalahnya sendiri. David tidak boleh terus membuat Herry khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi & Perawat
Romance♡ Farmasi & Perawat ♡ Cerita ini hanya tentang keluargaku, sahabatku, dah dia... Dia yang membuatku harus memilih menjadi peran antagonis atau protagonis. ♡ Farmasi & Perawat ♡ Banyak kata-kata toxic (Jangan ditiru, hehehe) Ambil sisi baik nyak aja...