FP ✿✿Jalan-jalan✿✿

235 32 0
                                    

Aku, Adin dan Jesika kini sudah berada di tempat wisata kota Bandung. Kebetulan sekali Minggu ini latihan Karate libur karena sensei sakit sejak hari Jum'at. Alhasil rencana kita minggu lalu dapat terlaksanakan.

Kita semua berangkat menggunakan mobil Jesika, karena memang hanya dia yang sudah berumur 17 tahun. Adin mengajak ke tempat alam terbuka, disana kita bisa menikmati kota Bandung yang sangat sejuk. Adin memilih pergi ke tempat wisata dekat perbukitan. Sebab disana kita bisa menghirup udara segar serta menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan yang begitu menarik untuk dilihat oleh indra penglihatan.

Kita berangkat dari rumah pukul tujuh pagi dan sampai disana pukul sembilan. Jalanan menuju tempat wisata itu sangat ramai, menyebabkan macet cukup panjang. Dihari biasa hanya perlu waktu satu jam, namun ketika di hari libur seperti sekarang bisa sampai dua jam atau lebih.

Ketika tiba disana Adin mengajak untuk mengikuti sebuah tantangan yang di sediakan oleh tempat wisata tersebut. Dari pada hanya melihat-lihat sambil bersuafoto ria, rasanya kurang menyenangkan serta sangat membosankan. Maka dari itu, Adin mengusulkan untuk mengikuti sebuah permainan.

Jadi permainan nya adalah; kita harus menemukan sebuah kertas yang sudah di sembunyikan, kertas itu berisi kalimat yang nantinya akan membawa mereka keluar dari jalan itu. Setelah mereka berhasil keluar, mereka akan mendapatkan hadiah. Cukup mudah.

Tanpa menunggu lama lagi, Adin langsung mendaftar untuk bisa menjalankan tantangan tersebut. Sebelum masuk kedalam sana Aku, Adin dan Jesika di beri gelang sebagai penanda bahwa kita bertiga berada disatu tim yang sama.

Setelah masuk kedalam sana, aku, Adin serta Jesika mulai mencari-cari kertas yang akan menunjukkan jalan selanjutnya.

"Kita mencar di pos satu ini," Jesika memberikan instruksi. "Adin kearah kanan, Mika ke arah kiri, gue ke depan,"

"Oke, nanti kita bertemu di titik ini lagi setelah lima menit pencarian," setuju Adin.

Kita semua pergi sesuai aba-aba dari Jesika. Aku mulai mencari-cari ke setiap pohon yang berada disana. Di pos pertama bertema seperti di Negeri Matahari Terbit, disini banyak pohon sakura serta beberapa miniatur khas dari negara tersebut.

Aku sudah mencari kesana kemari tapi masih belum menemukan benda yang aku cari. Waktu yang Adin beri pun akan berakhir, jadi aku putuskan untuk kembali ke titik awal.

Saat aku tiba disana, ternyata Jesika dan Adin sudah tiba lebih dulu.

"Gue yang nemuin," ucap Jesika menunjukkan kertas yang di masukkan kedalam plastik berwarna pink.

"Buka-buka," semangatku empat lima.

Jesika langsung membuka kertas itu dan terdapat tulisan.

"Dari titik kamu berdiri. Kamu harus berjalan lima langkah ke depan, lalu kearah kanan sebanyak delapan langkah, dan pintu selanjutnya berada disebelah kiri kamu,"

"Hitung langkah kita," ujar Jesika.

"Kearah depan, satu, dua, tiga, empat, lima," hitung mereka bersamaan.

"Kearah kanan, satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan,"

"Kok ada dua pintu?" tanyaku heran seraya melihat Adin dan Jesika.

"Kalau salah pintu berarti kita gagal. Satu pintu berisi jebakan, dan nantinya kita nggak bakal dapet hadiah deh," sahut Jesika memanyunkan bibir, terkesan kecewa jika harus gagal dalam permainan ini.

Hening. Semuanya tampak berpikir untuk menemukan jawaban. Antara pintu 1 atau pintu 2? Mana yang berisi jebakan?

Setelah cukup lama memikirkan jawaban, Adin kembali mengambil kertas yang berada di tangan Jesika. Kemudian dia membacanya cukup lama hingga akhirnya Adin mengatakan—

Farmasi & Perawat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang