FP ✿✿Kacau✿✿

341 67 2
                                    

JANGAN LUPA UNTUK VOTE NYA OK!

AKU TUNGGU!!!! TITIK!!!!!! HARUS VOTE!!!!!!! CAPEK TAU NGETIK NYA MASA GAK MAU CUMA NGASIH VOTE DOANG.

AKU SEDIH NIH, HUHUHUHU.......

✧✧✧✧✧✧

Ketika Adin sedang mengantri membeli makanan untuk dirinya dan Mika, tiba-tiba Melodi datang lalu berdiri di hadapannya yang berarti, Melodi telah menerobos kedalam antrian.

Kedua alis Adin menaut. Apa dia tidak salah lihat? Berani-beraninya Melodi membuatnya kesal.

"Mau lo apa?!" Tekan Adin dengan suara tinggi, memutar tubuh Melodi supaya menghadap dirinya serta memberi tatapan penuh kebencian.

Adin sudah kelaparan sejak pagi, menunggu di sini pun sudah cukup lama, lalu kenapa Melodi seenaknya menerobos dalam antrian? Emangnya dia anak dari pemilik sekolah ini?

Melodi yang mendengar ucapan Adin membalasnya dengan senyuman mengejek, terdiam sambil menampilkan mimik wajah bodo amat.

"Jawab! Gue ngomong sama lo, bukan sama tembok!"

Apa jangan-jangan Melodi bertingkah seperti ini hanya gara-gara masalah kemarin? Jika memang benar, Adin tidak bisa memaafkannya. Karena hal sepele seperti itu saja Melodi sudah bersikap seheboh ini. Dasar gila!

"Gue pengen sahabat lo jauhi Kak Da_" belum sempat Melodi menyelesaikan ucapannya, Adin sudah maju menyerang. Menjambak rambut Melodi kedalam lilitan kelima jemari tangan.

Di serang seperti itu, Melodi pun tidak mau kalah, dia balas menjambak rambut Adin. Mereka bertengkar sampai keluar kantin. Pertengkaran sengit tidak bisa dielakkan. Mereka berdua bertengkar di lorong sekolah dan menjadi pusat perhatian dari semua orang yang berlalu lalang. Hegar dkk yang berniat ke kantin jadi ikut menonton.

"Gila parah! Cewek kalau berantem serem juga." Komentar Hegar menepuk pundak Firman. Meliriknya sekilas lalu lanjut menonton perkelahian kedua cewek itu. Andai disini ada David, maka akan lebih seru.

"Sumpah ya, liat cewek berantem lebih brutal dari pada cowok."

"Bukanya dia Adin?" tanya Azka pada teman-temannya.

Firman dan Hegar mengangguk membalas pertanyaan Azka. Mereka bertiga memang mengetahui kalau dia Adin_cewek itu dan sahabatnya sudah membuat heboh satu sekolah. Jadi, siapa yang tidak mengenal mereka? Di tambah lagi kejadian barusan, maka akan membuatnya makin terkenal.

Adin merobek lengan baju Melodi hingga baju itu terbuka lebar. Orang-orang memekik terkejut, ada sebagian menutup bibir saking kaget nya, dan ada beberapa murid cowok yang malah menikmati pemandangan tersebut.

"Wah! Keren!" puji Firman.

"Baru kali ini ada pertengkaran hebat. Apa lagi mereka baru kelas sepuluh, gue salut deh sama mereka berdua," tambah Hegar dengan senyum sadis.

Perkelahian berhenti karena Bu Sofa_guru BK, muncul sambil membawa penggaris kayu panjang legendaris. Semacam tongkat sakti, satu-satunya alat yang bisa membuat murid menurut secara tiba-tiba. Pikir mereka, mungkin dari pada harus terkena pukulan penggaris yang akan membuat biru-biru lebih baik menurut saja.

"Mereka bertengkar karena masalah apa, ya?" Kepo Hegar seraya memainkan kedua alis.

Balasan kedua cowok itu hanya menggerenyotkan bibir. Sudah sangat jelas bukan? Apa penyebab pertengkaran itu sampai terjadi?

Semuanya terjadi karena pangeran terkutuk itu.

"SUDAH! KALIAN BERDUA IKUT IBU KERUANG BK!" Perintah Bu Sofa pada Adin dan Melodi untuk mengekor. Mau tidak mau mereka akhirnya menurut. Kedua cewek itu digiring masuk ke ruang BK.

Farmasi & Perawat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang