FP ✿✿Bingung✿✿

375 93 6
                                    

MOHON MAAF KALAU BANYAK TYPO, SOALNYA KADANG HATI SAMA PIKIRANKU TIDAK MENYATU GITU LOH.......LAGI GAK AKUR CERITANYA

JADI MOHON MEMAKLUMINYA YA :)
MEREKA JUGA LELAH MUNGKIN HAHAHA....!!!!!

✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧

Saat mengetahui kabar bahwa David sedang berada di rumah sakit, Herry langsung bergegas menuju rumah sakit. Herry terus berjalan terburu-buru menuju ruang perawatan yang berada di lantai lima. Herry baru mengetahui kabar ini karena ia kerja lembur hingga jam tiga pagi, dan saat mengetahui anak pertamanya tidak berada di rumah, Herry terus menghubungi David hingga teleponnya diangkat dan memberi tahu bahwa dia tengah dirawat. Herry tahu dirinya sibuk. Tapi kenapa anaknya tidak segera memberi tahu kabar buruk ini? Herry merasa gelisah.

Ketika sampai di ruang perawatan, Herry melihat David tengah di beri obat secara injeksi oleh perawat karena kini jadwal pemberian obat pagi hari. Perawat itu pun memberikan beberapa obat untuk diminum. Setelah selesai melakukan semua tindakan, perawat itu langsung keluar untuk memberikan obat kepada pasien lain.

Herry menghampiri David yang terbaring lemas di brankar, ia terus menarik napas panjang untuk menetralisirkan rasa takutnya. Herry begitu khawatir, ia tidak tega melihat anaknya seperti itu. Ia belum pernah melihat David dalam keadaan seperti ini.

"Kenapa ngga ngasih tau, Papa?" tanya Herry yang kini sudah duduk di samping David. "Papa khawatir banget,"

"Kaki kamu sekarang gimana?" tanya Herry lagi sambil melihat gips yang terpasang di kaki kiri David.

"David nggak kenapa-napa," balas David singkat tanpa melihat lawan bicaranya. "Papa, nggak masuk kerja?"

"Papa udah izin nggak masuk hari ini, Papa pengen jagain kamu."

"Ck, emang nya David anak kecil." Balas David sambil berdecak, menutup matanya sesaat. "Papa mending kekantor."

"Tapi menurut Papa kamu masih putra kecil Papa yang imut-imut siih," Herry tersenyum yang membuat David geli mendengarkan pujian itu, atau lebih tepatnya ledekan bagi David.

"Papa pengen disini." Kekeuh Herry. "Papa nggak mau pergi.."

"Terserah," final David.

Herry kembali tersenyum. Anaknya begitu manis, David selalu membuatnya merasa senang. Jika ada David, Herry tidak lagi merasa kesepian.

"Mau pindah ke kamar perawatan VVIP?" tawar Herry.

"Buat apa?" tanya David.

Sudah cukup ia sekarang berada di ruang VIP. David tidak ingin pindah. Lagi pula tempat disini bagus. Ketika jendela dibuka David bisa melihat view yang sangat memukau.

"Ruangannya lebih luas. Jadi ketika kamu mau latihan jalan cukup diruangan saja." Ucap Herry seraya mengedar pandangannya keseluruh sudut ruangan. "Lebih nyaman juga, kamu kan disini bakal lama,"

"David nggak mau," tolak nya mentah-mentah.

"Enakan di VVIP tau.. ruangannya lebih bagus, ada kulkas pintu dua, tv nya lebih besar, kamar mandinya juga lebih luas dan ada kamar buat teman-teman kamu nginep," tawar Herry lagi.

Herry ingin David mendapatkan perawatan terbaik. Herry ingin David selalu merasa senang di manapun dia berada.

"Nggak, Pa."

"Pindah aja biar kalau temen-temen kamu main betah,"

David melihat Herry dengan tatapan lesu. David tidak ingin pindah dari sini, disini pun ruangannya sudah cukup luas, semua fasilitas juga lengkap. Lagi pula teman-teman dekatnya hanya ada tiga orang.

Farmasi & Perawat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang