Pukul 07.00 David sudah siap dengan satu koper kecil dan tas yang ia gendong. David berangkat diantar oleh Papa nya, Icha, dan sudah pasti Mika.
Sepanjang perjalanan menuju sekolah, David terus tersenyum karena melihat Mika dengan adiknya tengah bermain di jok belakang melalui pantulan kaca spion. Jujur saja David tidak ingin jauh dari cewek itu. David ingin menghabiskan waktu liburan bersama orang yang ia cintai. Namun takdir berkata lain.
Lima belas menit berlalu akhirnya David tiba di sekolah. Saat ia tiba disana, sudah terparkir dua Bus besar yang akan membawanya ketempat tujuan.
Helaan napas berat keluar dari mulut David. Turun dari mobil seraya mengeluarkan koper dari dalam bagasi.
Aku terus menggandeng tangan Icha untuk mengikuti kemana aku pergi. Mengendong nya saat Kak David dan yang lainnya berkumpul untuk mendengarkan pengumuman dari guru pembimbing.
"Teh Mika," panggil Icha.
"Iya,"
"Teteh mau nggak? Gantiin Bang David selagi Bang David nggak ada disini?" Pintanya dengan nada menggemaskan.
Aku langsung memberi mimik wajah curiga—membuat Icha tersenyum malu-malu. "Kenapa harus Teh Mika?" tanyaku sambil memberi tatapan menelisik.
"Karena Teteh pacarnya Bang David," ungkap Icha polosnya.
"What?" ucapku kaget dengan kedua mata membulat sempurna.
"Bang David yang bilang ke Icha."
"Serius?"
Icha mengangguk. "Iya,"
Sebelum aku memberi balasan, Kak David datang menghampiri. Dia tersenyum lebar yang membuatku salah tingkah.
Aku menyembunyikan senyumanku dibalik tubuh Icha, berharap Kak David tidak menyadarinya.
"Icha, peluk Bang David." pinta David seraya merentangkan kedua tangannya.
Aku segera melepaskan gendongan Icha untuk diberikan kepada Kak David. Terus menunduk karena tidak tahu harus mengatakan apa.
David memeluk Icha erat, menciuminya hingga Icha merasa risi.
"Bang David, nanti rambut Icha berantakan." Kesal Icha saat Kakak nya terus menghujaninya dengan kecupan di kepala.
David tersenyum tanpa tahu malu. Membawa helaian rambut Icha kebelakang telinga supaya terlihat rapih.
"Mika gue pergi." ucap David yang langsung membuat Mika mengangkat kepalanya.
"Eh_iya," balasku gugup.
"Masih ada waktu lima menit lagi," Ungkap David memiliki maksud tersendiri.
Aku memberi tatapan tidak mengerti. Menilik dengan sorot mata penuh tanya.
"Lo nggak mau peluk gue?" tanya David jelas. "Sebagai tanda perpisahan?" lanjutnya yang makin membuat Mika salah tingkah.
Bisa-bisa nya Kak David mengatakan hal itu didepan Icha. Ya, memang tidak ada yang salah dengan ucapannya, namun aku merasa malu. Ntah apa itu alasannya aku tidak tahu pasti.
"Icha mau kan dipeluk sama Teh Mika," ucap David seraya meminta persetujuan dari adiknya yang masih berada di gendongannya.
Icha mengangguk tanpa masalah. "Mau,"
David kembali tersenyum riang, merenggangkan tangan satunya untuk menerima pelukan dari cewek yang ia sukai.
"Teteh Mika peluk Icha," pinta Icha merangkul leher David, meminta Mika untuk mengikuti kegiatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi & Perawat
Romance♡ Farmasi & Perawat ♡ Cerita ini hanya tentang keluargaku, sahabatku, dah dia... Dia yang membuatku harus memilih menjadi peran antagonis atau protagonis. ♡ Farmasi & Perawat ♡ Banyak kata-kata toxic (Jangan ditiru, hehehe) Ambil sisi baik nyak aja...