29|Kenapa Ini?

538 80 7
                                    

Keesokan harinya,

Tok Aba sedang terburu-buru sambil memasukkan serbuk coklat pesanan. "Taufan bisakah kau pergi mengantarkan coklat ini. Atok lupa kalau hari ini ada pesanan antar."

Tok Aba lalu memberikan kardus yang berisi coklat. "Tolong antarkan ke alamat ini. Hati-hati di jalan. Ada tiang dan pohon jangan di tabrak." Ucap Tok Aba sambil bergurau. "Atok ini bisa saja." Sahut Taufan.

Taufan mulai berjalan cepat. "Huh Sepertinya berlari tidak cukup cepat. Malah nantinya akan menghabiskan tenagaku. Kalau begitu aku pakai cara ini saja."

Taufan memberhentikan lariannya. Ia menarik nafas dalam-dalam. "Baiklah mari kita coba." Taufan segera berlari dengan cepat dan melompat ke arah langit.

"Woah...cepatnya terbang sudah seperti pesawat jet." Puji Gopal kagum. Mereka pertama kalinya melihat Taufan dapat terbang sangat cepat seperti itu.

"Dimana ya rumahnya?" Ucap Taufan kepada diri sendiri. "Nah itu dia." Seru Taufan yang dapat melihat dari kejauhan. Padahal ketinggian terbangnya cukup tinggi tapi dapat melihat dengan jelas. Cara tersebut di namakan Start Dash.

Taufan perlahan-lahan mulai mendarat. Tapi...

"Wow..wow....aku nggak bisa ngerem." Taufan berhasil mendarat di tanah tapi ia malah tertabrak benda di sekitar.

"Pendaratan yang gagal. Aduh...kakiku sakit." Keluh Taufan. Taufan segera berdiri, ia lalu melihat sekitarnya.

"Tunggu ini tempat yang kemarin. Aku kan tidak boleh menginjakkan kakiku di tempat ini lagi." Taufan agak ragu. Ia memastikan supaya orang-orang tidak melihatnya.

"Ok, tarik nafas dan hembuskan. Tenanglah Taufan." Taufan perlahan mulai mendekati rumah yang memesan coklat Atoknya itu.

"Assalamualaikum." Panggil Taufan sambil mengetuk pintu. "Wa'alaikumsalam." Orang yang di dalam rumah itu membuka pintunya. Namun ia tidak melihat ada orang yang datang.

"Tadi seperti ada orang yang datang ke sini." Pikir perempuan itu bingung. Ia lalu melihat ke bawah dan terdapat pesanan coklatnya. "Mungkin orang yang mengantarkan pesanan ku."

"Hampir saja. Kalau tidak aku bisa langsung di teriakin oleh perempuan tadi." Kata Taufan sambil bersembunyi. Taufan melihat perempuan itu sudah masuk ke dalam rumahnya kembali. "Baiklah, sudah aman."

Di jalanan sekitar saat ini bisa di katakan sedang sepi. Taufan mulai berjalan santai, namun tiba-tiba tepung berwarna putih tumpah di hadapan Taufan. "Ah...apa ini." Ujar Taufan panik.

"Ahaha...Monster tepung. Lihatlah penjahat itu lucu sekali kan. Hahaha...." Rupanya ada anak-anak yang telah menumpahkan tepung ke hadapan Taufan.

"Kenapa kau datang kemari lagi, penjahat. Padahal kemarin warga-warga di sini sudah mengusirmu." Ucap salah satu anak.

Taufan mulai membersihkan tepung-tepung yang ada pada dirinya. Sangat banyak, agak sulit membersihkannya. "Angin kencang." Taufan mulai menggunakan kekuatan anginnya untuk membersihkan dirinya.

"Anak-anak yang tidak sopan." Gerutu Taufan yang dirinya sudah bersih dari tepung-tepung. Taufan tidak ingin membuang-buang waktunya di sana. Taufan terbang kembali dari tempat itu.

"Bagus rencana kita berhasil." Kata seorang pria berjubah hitam sambil tersenyum puas.

"Kenapa tempat ini, semua orang di sini sangat membenciku?" Tanya Taufan yang masih bingung dengan keadaannya saat ini.

Taufan melompat dari bangunan tersebut. Reverse lalu keluar dari dalam tubuh Taufan. "Sudah ku bilang. Izinkan aku berbuat sesuatu kepada mereka. Aku ingin membantumu." Pinta Reverse.

Taufan lalu menjawab, "Kau boleh membantuku, tapi jangan untuk karena balas dendam. Aku tidak mau kau seperti itu. Karena balas dendam tidaklah memecahkan masalah, melainkan menambah beratkan masalah."

Reverse lalu terdiam. "Bukan balas dendam." Ucap Reverse. "Tapi aku adalah sisi gelap Boboiboy. Jika Boboiboy terluka, aku harus bertindak seuatu. Balas dendam adalah cara yang tepat." Lanjutnya.

"Tidak. Balas dendam bukanlah cara yang tepat." Kata Taufan mengelak. "Melainkan memaafkan kesalahannya orang lain adalah cara yang paling tepat."

Reverse agak sedikit tercengang mendengar perkataan temannya ini. 'Kenapa dia tetap saja seperti itu? Dia sudah di sakiti, dihina, dan tidak di percayai oleh orang lain. Tapi kenapa seakan-akan dia seperti tidak punya masalah sama sekali? Bagaimana caranya dia melakukannya?' Reverse berkata dalam hati.

"Kau ingin tau aku lebih banyak?" Tawar Taufan kepada Reverse yang terdiam. Reverse mengarahkan kepalanya supaya melihat Taufan.

Taufan menunjukkan sesuatu. "Aku adalah anak Hytanic Excurre. Bagaimana kau tau bahwa aku adalah anak Hytanic Excurre? Caranya semua anak Hytanic Excurre memiliki Cristal Power." Batu kristal berbentuk bintang berwarna biru tua yang bersinar.

"Coba kau pegang ini." Taufan lalu memberikan kristal tersebut kepada Reverse. Seketika batu kristal tersebut tidak bersinar seperti tadi. "Bagaimana bisa?" Tanya Reverse tidak percaya.

"Karena hanya pemiliknya saja yang dapat memakainya. Sedangkan orang lain tidak akan dapat memakainya." Lanjut Taufan.

"Jadi itu punya Taufan. Pantas saja waktu itu kita tidak dapat memakainya." Kata Ice yang baru saja mengetahui hal ini. Yang lainnya juga sama seperti Ice.

Reverse agak penasaran dengan benda yang Taufan sangkutkan ke jaketnya. "Ini benda apa?" Tanya Reverse. Taufan menjawab seadanya, "Nanti kau juga tau."

Reverse tidak memaksa juga supaya Taufan menjawab pertanyaanya. "Dahlah, ayo kita pulang." Ajak Taufan kepada Reverse.

Mereka mulai berjalan perlahan. "Ah sebentar." Taufan mulai berlari dan mengambil sebuah benda. "Ini Handphone. Milik siapa ini? Kenapa bisa ada di sini?"

Reverse lalu mendekati Taufan. "Sebaiknya kita laporkan polisi." Sarannya. "Ide bagus, tapi layarnya sudah retak." Jawab Taufan sambil menunjukan hp tersebut kepada Reverse.

Tiba-tiba layar hp tersebut menjadi seperti semula, tidak retak kembali. "Bagaimana bisa?" Ucap mereka berdua serempak.

Hp tersebut tiba-tiba menyala dan menampakkan lukisan wanita berambut panjang. Taufan masih menatap Hp tersebut. Tiba-tiba mata Taufan yang berwarna biru berubah menjadi berwarna ungu.

Taufan mulai berjalan masih sambil memegang ponsel yang ia temukan. "Taufan apa yang kau lakukan? Katanya ponsel itu mau di laporkan polisi?" Reverse menegur Taufan, namun Taufan tidak menghiraukan perkataan Reverse.

Taufan terus fokus menatap ponsel tersebut. "Taufan kenapa? Kenapa dia menjadi aneh?" Reverse langsung mengejar Taufan dan masuk ke dalam tubuhnya supaya orang lain dapat melihat Taufan seperti jalan biasa saja tanpa memegang handphone.

 "Taufan kenapa? Kenapa dia menjadi aneh?" Reverse langsung mengejar Taufan dan masuk ke dalam tubuhnya supaya orang lain dapat melihat Taufan seperti jalan biasa saja tanpa memegang handphone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








𝐌𝐲 𝐆𝐫𝐞𝐚𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang