39|Petak Umpat (1)

390 66 55
                                    

Makhluk menyeramkan tersebut mulai mencari korban yang sedang bersembunyi. Di harapkan para korban yang bersembunyi tidak bersuara atau ada pergerakan sedikitpun karena bisa mempercepat pencarian.

Siapa pun yang ikut dalam petak umpet ini terkadang harus menahan nafas karena saking takutnya. Cara pembunuhannya yang sadis membuat peserta yang melihat kejadian lemas tak berdaya.

"Dimana aku harus mulai mencari. Kalau aku berhasil menemukan Kou Cyclone, akan ku buat sebagai karya terbaikku. Bagaimana kalau ruang guru."

Makhluk tersebut mulai mencari di sekitar ruangan. Lucas yang saat itu berada di dalam lemari hanya dapat tidak bersuara saat makhluk itu masuk.

"Habislah aku! Aku merasa...aku tak sanggup melanjutkan permainan ini sampai akhir." Lucas hanya bisa berdoa agar dirinya selamat dari permainan sadis ini.

"Tidak ada, apa mungkin di dalam lemari ini." Makhluk tersebut berjalan menuju lemari. Lucas memejamkan matanya agar tidak melihat makhluk tersebut.

Brakkk!

Makhluk tersebut tidak menemukan sesuatu hanya menemukan dukomen, tumpukan kertas, dan perlengkapan lainnya.

"Tidak ada. Mungkin di lemari ini."

Brakkk!

Tidak di temukan juga. Tersisa satu lemari yang makhluk itu yakin ada salah satu pemain di dalamnya.

Makhluk itu mendekat.

Degh...degh... degh...degh...

Jantung Lucas berdetak dengan sangat cepat. Takut. Khawatir. Itu yang ia rasakan sekarang.

Brakkk!

(Author: Woy santuy. Rusak dah tuh lemari).

Tidak ada siapapun di dalam sana. Lucas menggunakan transparan diri agar seakan-akan makhluk tersebut seperti tidak melihat siapa pun di dalam lemari ini.

"Tidak ada juga." Makhluk tersebut menutup kembali pintu lemari. "Ruangan selanjutnya ruangan BK." Makhluk itu segera bergegas keluar dari ruang guru.

Lucas langsung memperlihatkan dirinya kembali. "Nyaris saja ketahuan. Huh...huh..." Ucapnya dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Sepertinya dia belum datang." Bisik Nico dengan suara pelan.

Kreeekk!

Terdengar suara pintu ruangan yang terbuka. "Sepertinya itu dia." Ucap Olivia memberi tau.

"Apa ada manusia di ruangan ini. Mari mulai mencari." Mulai lah di periksa sekeliling ruangan tersebut. Olivia dan Nico sangat berharap makhluk itu tidak melihat mereka.

Mereka sama-sama ketakutan. Sebenarnya kasihan melihat anak-anak seperti mereka yang masa kecilnya hidup di kekejaman dan penuh hawa nafsu seperti ini. Mereka juga layak hidup aman dan damai.

Masa kecil mereka seharusnya di ajarkan dengan ajaran yang baik, bukan di ajarkan ajaran kejam seperti ini. Bagaimana sikapnya nanti saat dewasa?

Andaikan mereka boleh bilang, ingin sekali mereka mengatakan kami ingin bebas seperti anak-anak lainnya yang bisa hidup dengan kebahagiaan. Kami ingin merdeka dan dihargai, bukan di injak-injak seperti ini.

Namun, kata-kata itu seolah-olah hanya angin yang bertiup. Hanya menjadi angan-angan. Tidak ada satu pun anak-anak Hytanic Excurre yang tidak pernah di perbudak.

Bersyukur kita tidak seperti itu. Kita dapat tinggal di rumah yang nyaman, dapat kasih sayang, makan dengan cukup, dan tidur dengan teratur.

Sedangkan mereka...

Tinggal di rumah yang dikelilingi oleh kekejaman, tidak ada yang mengasihani mereka, makan minimal seminggu sekali kalaupun dapat lebih paling cuma dapat makan seminggu 2 kali saja, tidur minimal 2 Minggu sekali dan terkadang saat bekerja, mereka ada yang pingsan karena kelelahan. Jika sakit masih saja di paksa bekerja keras.

Sungguh kejam Black Organization. Bisa di katakan pada masa itu adalah penjahat rahasia yang paling kejam. Tidak banyak yang tau tentang kelompok mereka.

Di balik senyuman mereka yang manis, ada sebuah teriakan memilukan yang orang lain tidak pernah mendengarnya. Bahkan, mungkin ada salah satu dari mereka yang nyaris mati ataupun telah mati.

Jika bisa mengubah takdir, ingin rasanya tidak ada kekejaman bagi mereka (anak-anak Hytanic Excurre). Tapi itu mustahil...

Kejahatan adalah musuh...

...kita bersama.

"Aku takut." Ujar Nico hampir menangis. "Olivia, apa kau juga takut?" Lanjutnya lagi.

"Jika kau saja takut apalagi aku."

Makhluk itu masih terus mencari di tempat lain. "Sepertinya cukup membuang waktu di sini." Makhluk tersebut hendak pergi, namun Nico tidak sengaja batuk sehingga makhluk itu berbalik.

Nico langsung menutup mulutnya, "Maaf keceplosan. Disini berdebu sekali." Katanya kepada Olivia.

"Mungkin hanya perasaanku saja." Makhluk itu segera pergi dari ruang BK.

"Huh...hampir saja kita ketahuan." Ucap Olivia dan Nico bernafas lega.

"Ruangan selanjutnya UKS."

"Sepertinya dia akan kesini." James memberi waspada kepada Rudy. Pintu pun terbuka dan dugaan James itu benar.

"Aku tidak boleh menyia-nyiakan mereka terutama anak bernama Kou itu."

"Kenapa Makhluk itu sangat mengincar Kou?" Ujar Rudy bingung. "Aku pun tak tau dengan pasti. Menurutku ada masalah disini." Sahut James.

Rudy meraba-raba sesuatu, "Hey James, ini tanganmu ya? Kenapa besar sekali?" James melihat ke arah Rudy, "Tapi aku kan disebelah kananmu bukan disebelah kirimu."

"Lalu...tangan yang ku pegang ini siapa...? Rudy dan James menoleh ke sebelah kiri. "Ketemu..." Makhluk tersebut menemukan Rudy dan James.

Aaaaaaaa!

Di tempatnya Kou,

"Uh~ disini terlalu sepi. Apa benar ini sekolah? Tadi pagi kan ramai, masa sekarang tiba-tiba sepi."

Pintu pun terbuka, Kou langsung menutup mulutnya mungkin saja suaranya terdengar oleh makhluk tersebut.

"Apa dia mendengar suaraku."

Langkah kaki itu lama kelamaan semakin mendekat. Semakin jelas...semakin jelas. Kou langsung menutup matanya dan telinganya.

Sebuah tangan menepuk pundak Kou...






















"Apa yang kau lakukan disini, Kou?"

Kou mengintip sedikit, "Cris? Kenapa kau tidak bersembunyi? Kau tau kan sekarang adalah permainan petak umpat hantu."

Cris menaikan sebelah alisnya, "Maksud? Harusnya aku yang bertanya. Kenapa kau bersembunyi di hutan seperti ini? Bukannya kau harusnya disekolah? Apa kau tidak merasa nyaman disana? Aku pun juga begitu."

"Hutan...? Tapi ini sekolah! Aku sedang bersembunyi di kantin."

"Hey apa kau sudah tidak waras, hutan lebat seperti ini kau bilang sekolah?! Kou sadarlah. Apa yang terjadi padamu?" Cris berusaha meyakinkan Kou yang masih tidak mengerti.

"Apa kami telah di tipu di dalam permainannya?"

Cris masih bingung. "Yang lain? Maksudmu teman-teman kita?!"

"Terima kasih Cris karena sudah menyadarkan ku. Tapi yang lain masih belum sadar bagaimana ini?"

Cris agak tersentak. "Mereka dalam bahaya."

Makhluk itu menyandra Rudy dan James. "Akan aku kumpulkan mereka semua disini. Setelah itu akan ku tamatkan riwayat hidup mereka."

"Baiklah, selanjutnya Kamar mandi." Lanjutnya dengan senyum licik.






𝐌𝐲 𝐆𝐫𝐞𝐚𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang