37|Sekolah Kegelapan

404 65 17
                                    

Pukul 06:12

"Hari ini kau akan pergi bersekolah bersama dengan yang lainnya." Ucap Sillico kepada Taufan. Taufan tidak tau, bahwa Sillico adalah orang yang menculiknya.

Sillico memberikan seragam dan menyuruh Taufan untuk memakainya. "Biasanya penjahat tidak pernah anak yang di culik dimasukkan ke sekolah."

Taufan pergi ke kamarnya dan mengganti pakaiannya dengan seragam. "Uh...kenapa mataku jadi buram? Apa karena efek tembakan itu? Aku jadi kurang jelas dalam melihat."

Taufan mencari di lemarinya, mungkin ada sesuatu yang berguna. Taufan menemukan sesuatu dan mulai memakainya. Penampilannya agak sedikit aneh. Taufan membiarkan dirinya tidak memakai topi, sehingga ia harus menata rambutnya.

"Aku...jadi seperti orang jahat...aku ini kan baik. Aku ingin pulang." Taufan meraih tasnya dan pergi bersekolah.

"Lokasinya jauh juga..." Keluh Taufan karena harus pergi berjalan kaki. Banyak pohon-pohon yang tinggi dan rindang.

Taufan memberhentikan langkahnya. "Ya, sudah sampai. Taufan melihat kedepan. Bangunan tua yang di sebut sekolah itu adalah seperti bangunan yang sudah tidak terurus lagi.

Bangunan ini konon katanya, Dulu adalah sebuah sekolah elit ternama. Namun pada saat itu, sekolah ini terjadi kosleting arus pendek sehingga akhirnya sekolah ini terbakar.

Terjadi kebakaran hebat dan besar pada saat itu. Banyak orang yang tewas, dan sisanya terkena luka bakar.

Karena insiden kebakaran tersebut, para orang tua anak-anak yang menjadi korban kebakaran tersebut harus pindah. Sekolah ini jadi bangkrut. Hingga sekarang, karena sudah saking lamanya harus sampai seperti ini. Ada sedikit aura yang aneh ketika mendekati gedung ini.

Taufan memasuki bangun yang besar dan luas ini. Banyak orang di sana, namun dapat dilihat dari raut wajahnya yang tidak bersahabat. Tidak ada satupun orang yang bertegur sapa ataupun tersenyum disini.

Mata Taufan tertuju pada kertas yang tertempel di tembok.

Peraturan Sekolah

1. Boleh membuly orang lain.
2. Boleh mencaci maki dan menghina orang lain yang pangkatnya lebih rendah.
3. Dilarang bertegur sapa kepada orang lain di luar kelompokmu.
4. Tidak boleh ada yang melanggar satupun peraturan di sekolah ini.
5. Tawuran atau demo di perbolehkan.

"Apa?! Disekolah lain tidak boleh, disini boleh!" Kata Taufan agak berteriak karena sangat tidak menyangka.

Taufan kembali berjalan ke kelasnya. Rasanya aneh. Taufan melihat pintu kelas bertulis B-14 (dibaca kelas B ruang 14). Taufan membuka pintu tersebut.

Taufan kaget ketika melihat keributan yang sedang terjadi.

"Kau tau kan?! Kau tidak boleh membantah orang yang lebih tinggi pangkatnya?!" Teriak seorang anak laki-laki sambil berteriak ke arah seorang anak laki-laki lainnya.

"Tapi...perbuatanmu itu sungguh keterlaluan!" Jawab anak laki-laki itu tidak terima.

Anak laki-laki yang berteriak tadi langsung mengambil cutter dari saku celananya. Ia hendak menyerang anak itu dengan cutternya.

Tapp!

Taufan berhasil menahan tindakan tersebut. "Apa yang kau lakukan?! Apa kau merasa kau paling kuat! Paling hebat! Itu salah!"

𝐌𝐲 𝐆𝐫𝐞𝐚𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang