35|Rahasia Kota Cyaberaya

437 65 20
                                    

"Uh..." Taufan baru sadar dari pingsannya. Taufan berusaha berdiri tapi tidak mampu, sehingga ia memutuskan untuk duduk.

"Apa...yang sudah...terjadi..." Taufan melihat sekelilingnya. Ia merasa sangat asing dengan tempat ini. "Sepertinya...tadi bukan seperti ini atau mungkin iya."

Taufan bangkit dari duduknya. Tempatnya sangat gelap, sepi dan juga dingin. Bahkan karena saking gelapnya, sulit untuk membedakan siang dan malam.

Taufan mulai berjalan. "Sebelum banyak pohon bukan bangunan-bangunan deh."

Taufan melihat penduduk sekitar. "Permisi pak. Apa benar ini pulau Rintis? Seingat ku begitu." Taufan mulai bertanya dan bapak-bapak tersebut nampak kebingungan.

"Anda pendatang ya. Selamat datang di planet Cyrus, desa Cyaberaya. Pulai Rintis itu dimana? Anda dari mana?" Ucap salah satu dari mereka.

"Apa?! Aku mengigau atau bermimpi? Tidak mungkin...ini pasti Bumi. Pak, tolong pastikan ini semua hanya imajinasi, hayalan, ini bohong?!" Ujar Taufan sangat panik.

"Tenang nak. Kau tidak bermimpi. Ini bukan hayalan. Memang...planet ini sangat terpencil. Sehingga jarang dari warga galaxy ini ataupun galaxy lain yang datang ke planet ini. Karena Satu planet, satu wilayah." Jawab bapak yang tadi.

"Nak, bagaimana kalau kamu tinggal sementara waktu di rumah kami." Tawar bapak lainnya. Taufan menunduk sedih, tidak tau harus bagaimana.

Taufan memutuskan untuk mengikuti bapak-bapak ini sampai ke tempat tujuan.

Saat di jalan, tidak ada lampu sama sekali, Hanya ada lilin saja. Rumah mereka tidak terlalu bagus, Seperti rumah-rumah saat Indonesia di jajah oleh Belanda. Tidak ada satupun teknologi. Sinyal juga sulit. Mereka terkadang kesulitan mendapatkan makanan dan air minum yang cukup.

Satu rumah, empat keluarga. Kalau rumah seperti itu, di Indonesia juga ada. Cari saja pulau terpadat di Indonesia.

Taufan merasa sangat prihatin dengan keadaan di sekitarnya. "Pak, apa disini ada penjaga seperti polisi, tentara, atau hansip?"

"Kami...tidak punya itu semua. Maka dari itu...desa ini selalu banyak para penjahat-penjahat yang masuk. Kami harap kau bukan salah satu dari mereka."

Taufan kaget apa yang barusan ia dengar. Mereka berhenti berjalan, "Maaf rumah kami seperti ini. Maaf jika tidak nyaman." Taufan tambah merasa kasihan.

"Apa kalian tidur tanpa alas?" Tanya Taufan. "Tidak, kami hanya tidur beralaskan tikar atau selimut."

"Tidak sangka, ada planet seperti ini. Aku bersyukur tinggal di Bumi." Taufan berkata pelan.

"Ayah, lilinnya habis. Bagaimana ini?" Ucap anak sang bapak yang kebingungan. Bapak tersebut agak gelisah.

Taufan mempunyai rencana yang bagus, "Pak, apa disini ada tumpukan barang-barang bekas?" "Oh ada di ujung sana. Memangnya mau buat apa?" Tanya bapak tersebut.

"Saya ada rencana bagus pak. Pak, boleh saya meminjam alat perkakas?" Bapak tersebut mengambilkan alat perkakasnya. "Terima kasih banyak pak. Saya pergi dulu."

"Anak itu mau buat apa sih."

Taufan pergi ketempat dimana tumpukan barang-barang bekas. "Mulai pencarian." Mencari barang-barang yang mungkin masih dapat berguna lagi.

Setelah beberapa menit, barang-barang berhasil terkumpul. "Mari kita mulai." Taufan mendapatkan sedikit kabel-kabel yang sudah putus.

"Bagaimana bisa ada kabel disini?" Taufan kembali mengingat ucapan bapak tadi. "Mungkin karena pendatang-pendatang itu."

Taufan tidak ambil pusing, ia langsung melanjutkan pekerjaannya. "Ini disambungkan kesini dan ini di pasang disini."

"Selesai!!!"

Taufan sangat puas dengan hasil kerja kerasnya. "Semoga kali ini berhasil...Aku akan memasangkan disini." Taufan mencolokkan antara kabel yang satu dengan kabel lainnya.

Seketika, Desa Cyaberaya menjadi terang dengan adanya lampu. "Sekarang mereka tidak perlu lagi menggunakan lilin."

Taufan berjalan ke arah rumah penduduk. Rumah penduduk begitu terang. Mereka bertanya-tanya, 'Siapa
yang melakukan hal ini.'

"Pak, terima kasih. Aku sudah selesai meminjamkannya." Taufan menyodorkan kembali kotak perkakasnya.

"A-Apa kau yang melakukannya nak?" Tanya bapak itu tidak percaya. "Hum...aku merasa kasihan kepada desa ini. Kalian agak susah untuk mendapatkannya, jadi aku membuatkannya."

Para warga desa langsung berterima kasih sebesar-besarnya kepada Taufan. "Iya, sama-sama. Terima kasih karena telah menerima diriku disini."

Hari sudah mulai larut, seluruh desa sudah ada di dalam rumahnya masing-masing.

"Uh...serius...aku tidak bisa tidur." Taufan memutuskan untuk pergi keluar.

Banyak bintang-bintang bertaburan di langit desa Cyaberaya. "Aku yakin...pasti suatu saat nanti... Cyaberaya akan lebih baik dan lebih bagus dari yang sekarang."

Ya tapi itulah kenyataan. Sekarang Cyaberaya jadi Kota yang sangat maju karena teknologi canggihnya. Banyak dari baik planet luar atau galaxy lain yang datang untuk bekerja disini.

Taufan memutuskan untuk berjalan-jalan keluar sebentar. "Mereka bilang...tidak ada satupun yang berjaga disini."

Terdengar suara langkah kaki dari sisi lain. "Wah~kita harus kembali untuk mengambil bir nya lagi." "Iya itu benar sekali."

Taufan memperhatikan 2 tersebut. "Siapa mereka? Sepertinya mereka bukan warga disini. Lebih baik aku ikuti."

Taufan berlari dengan hati-hati supaya 2 orang tersebut tidak mendengar bahwa ada orang yang mengikuti mereka.

"Sebentar lagi kita akan menyerang desa ini lagi. Seperti biasa. Haha..." Tawa mereka pecah sehingga menimbulkan kecurigaan.

Taufan mulai membaca isi pikiran mereka. "Gawat!! Mereka hanya perlu menunggu perintah dari ketua mereka, lalu mereka akan menyerang kota ini. Dasar pengecut! Cuma berani dari belakang."

Taufan kembali memeriksa identitas mereka.

Flash Back

Saat itu, Desa Cyaberaya adalah desa yang aman dan damai. Saking amannya mereka tidak butuh penjagaan. Desa ini sangat indah. Banyak pohon, taman bunga, dan lain sebagainya.

Disaat yang tidak di duga, mereka datang tanpa diundang. Karena planet ini sangat terpencil, mereka mengambil kesempatan bagaimana caranya dapat menguasai planet ini.

Mereka datang dengan tawaran 'kalau kalian ingin planet kalian dikenal oleh planet-planet lain, kami menawarkan untuk membantu promosi. Bagaimana? Kalian mau mencoba?"

Awalnya semua masyarakat di desa ini tidak percaya, namun akhirnya mereka mempercayai nya.

Itu semua benar, mereka mempromosikannya kepada planet-planet lain. Tetapi bukan kepada orang-orang baik, melainkan para sekutu mereka.

Pada saat mereka sudah percaya, saat malamnya mereka menghancurkan desa ini hingga mengalami kerusakan yang cukup parah.

Mereka mencuri, membunuh dan membuat keributan di desa Cyaberaya. Mereka tidak lagi mendapatkan cahaya, Sehingga desa ini menjadi gelap. Tidak ada cahaya yang membedakan siang atau malam, karena tertutup oleh asap tebal di sebabkan rumah para warga yang dibakar.

Tidak ada listrik, krisis makanan, krisis air, penurunan populasi manusia, dan masih banyak lagi.

Flash Back End.

"Sedih aku mendengarnya." Ujar Taufan yang telah mengetahui semuanya.









𝐌𝐲 𝐆𝐫𝐞𝐚𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang