28|Kedatangan Reverse

581 83 21
                                    

Kembali lagi ke masa lalunya Taufan (Ntapss, masa lalu:v)

Keesokan paginya, "Selamat pagi Taufan!" Sapa Gempa kepada kembarannya yang kedua. "Oh, selamat pagi juga Gempa." Jawab Taufan ramah.

"Oh ya soal 3 hari yang lalu, apa bendamu yang hilang sudah di temukan? Kenapa kau juga pulang terlambat? Kau mencarinya siang hari dan kenapa baru pulang malam hari?" Tanya Gempa bertubi-tubi. Taufan diam mematung. Ia mulai memutar otaknya untuk mencari alasan yang tepat.

Gempa dan yang lainnya tidak mengetahui hal yang sebenarnya telah terjadi kepada Taufan. "Eh Urhm, Oh ya ketika itu. Barangnya masih belum di temukan jadinya aku terus mencari tanpa henti." Elak Taufan gugup.

Dengan mudahnya Gempa percaya pada Taufan. "Ya sudah, kalau begitu lain kali hati-hati, ya. Untung saja kamu tidak kenapa-kenapa." Jawab Gempa yang Poloz.

Taufan menunjukkan fake smilenya. Sebenarnya terpaksa harus tersenyum itu sulit. "Iya...aku mengerti..." Ujar Taufan. "Oh ya, Gempa aku ingin pergi keluar sebentar. Apa boleh?" Lanjut Taufan lagi.

Gempa merasa aneh saat ini. 'Biasanya kalau Taufan ingin pergi keluar dia tidak pernah izin. Ia langsung pergi saja.' Ucap Gempa di dalam hati. "Oh ya sudah." Ujar Gempa memperbolehkan. "Terima kasih." Taufan mengucapkan terima kasih dengan sayu.

Taufan membuka pintu lalu pergi dari sana. "Taufan kenapa?" Kata Gempa bingung. "Kenapa diriku yang dulu tidak pernah tau tentang hal ini?" Gempa yang saat ini benar-benar menyesal karena tidak tau sama sekali dengan hal ini.

"Sudahlah, lebih baik kita ikuti Taufan saja." Saran Halilintar yang mencoba menghibur Gempa. Biasanya...Taufan yang selalu menghibur Saudaranya termasuk teman-temannya. Mereka lalu mulai membuntuti Taufan.

Taufan berjalan pelan dengan perasaan yang mendung, walaupun pagi ini cuacanya sangat cerah dan harusnya perasaannya ikut senang.

Taufan tidak sengaja melihat seorang bapak yang sedang mengangkat barang-barangnya yang banyak dan berat. Dari pada Taufan nganggur nggak ada kerjaan/kegiatan, Taufan memutuskan untuk membantu bapak tersebut.

"Pak, bolehkah aku membantu?" Tanya Taufan sambil mendekati bapak tersebut. Bapak tersebut menoleh ke arah Taufan dan tiba-tiba saja...

Plakkk!

Bapak tersebut menampar pipi kanannya Taufan dengan keras. "Hey apa-apaan itu?" Tanya Blaze yang agak kesal. Taufan memegang pipinya yang terasa sakit dan panas.

"Pergi sana! Saya sangat kecewa kepadamu! Lebih baik saya di tolong oleh saudara-saudaramu, daripada dirimu, Pengkhianat!" Teriak bapak tersebut yang mengundang beberapa orang untuk mendekat.

"A...Apa maksud bapak? S...saya hanya ingin membantu. Ke-kenapa bapak memarahi saya?" Tanya Taufan yang matanya sudah berkaca-kaca.

"Oh ternyata kamu, dasar pengkhianat! Kami semua benar-benar sangat kecewa kepadamu! Kau bilang kau pahlawan disini, ternyata kau malah melukai kami semua." Teriak lelaki lainnya kepada Taufan.

"Melukai kalian? Kapan? Dimana? Aku tidak mengerti sama sekali apa yang kalian katakan." Ujar Taufan yang air matanya sudah tumpah.

Plakk!

Lelaki lainnya menampar pipi kiri Taufan, tanda ketidaksukaannya kepada Taufan. "Ah sudahlah, kau sudah terpojok. Pergi kau dari sini. Kami sudah tidak membutuhkan bantuan darimu lagi!" Laki-laki muda lainnya mulai mengusir Taufan.

Semua orang di sana, mulai melemparkan batu kerikil kepada Taufan. Taufan mulai berdiri dan berjalan menjauh dari mereka. Namun mereka semua masih melemparkan batu kerikil kepada Taufan.

𝐌𝐲 𝐆𝐫𝐞𝐚𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang