40|Petak Umpat (2)

327 65 33
                                    

Makhluk tersebut membiarkan Rudy dan James di ikat begitu saja.

Makhluk tersebut langsung bergegas pergi menuju ruangan selanjutnya.

"Aku merasa risih disini. Kenapa kita memilih bersembunyi di kamar mandi, ya." Tanya Rin kepada Ayumi.

"Aku juga tidak tau. Pikiranku juga sudah berantakan."

Terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke kamar mandi. Rin dan Ayumi langsung menutup mulutnya.

'Dimana kalian bersembunyi~'

Rin gemetar karena saking takutnya.

Krekk!

Pintu perlahan di buka dan tidak ada orang di dalamnya. Makhluk itu tidak putus asa, ia masih tetap mencari korban yang selanjutnya.

Satu persatu kamar mandi di periksa. Makin lama langkahnya makin mendekat dimana Rin dan Ayumi bersembunyi.

"Tersisa 4 bilik lagi..."

Ayumi merasakan ada yang aneh di kakinya. Ia melihat ke bawah dan ternyata ada seekor kecoa. "Rin..." Panggil Ayumi dengan suara pelan.

Rin menoleh ke arah temannya. "Ada kecoa." Ucap Ayumi sambil menunjuk ke bawah. Rin yang melihatnya juga agak panik. Bagaimana jika kecoanya terbang. Bisa-bisa mereka berdua panik ataupun berteriak.

Dugaan mereka benar. Kecoa tersebut terbang ke arah mereka. Seketika mereka berdua berteriak ketakutan.

"Huh...apa kecoanya sudah pergi?" Tanya Rin terengah-engah. "Sepertinya sudah. Apa makhluk itu mendengar teriakan kita?" Jawab Ayumi sangat khawatir.

"Ya, Karena kalian berteriak aku jadi mendengarnya..."

Mereka menoleh ke atas. Makhluk tersebut melihat keberadaan mereka.

Waaaaaaa!

Rin dan Ayumi di ikat sama sekali Rudy dan James. Makhluk itu merencanakan ruangan selanjutnya yaitu gudang.

Makhluk itu berjalan dengan sangat puasnya. Ia membuka pintu gudang secara kasar. Seakan-akan pintu tersebut akan lepas di buka olehnya.

Gudang terlihat sempit karena banyaknya peralatan-peralatan. Isi gudang itu berbeda pada umumnya. Jika pada umumnya berisi peralatan olah raga dan lain semacamnya. Tapi di ruangan ini berisi pisau, golok, celurit, sabit, alat peledak dan alat-alat lainnya.

Makhluk tersebut merasa tidak ada yang aneh di gudang ini. Ia juga malas mencari korban di tempat sepenuh ini dan sepertinya tidak mungkin ada yang bersembunyi di sini.

Makhluk tersebut menutup pintu itu kembali. "Kita selamat." Ucap Sammy dan Khai bersamaan.

"Tinggal satu ruangan yang belum di periksa." Makhluk itu berjalan cepat ke ruangan satu ini. Dia sangat yakin bahwa korban yang ia incar ada di sana.

"Jadi kau pemburu makhluk?!" Kaget Cris tidak percaya. "Iya. Maka sebab itulah aku bertekad untuk membunuhnya." Jawab Kou dengan pasti.

"Tapi bagaimana kalau--"

Ucapan Cris terpotong saat mendengar suara pintu terbuka. "Dia sudah datang." Ungkap Kou sambil terus memperhatikan makhluk yang sedang mengincarnya.

"Aku sangat yakin kau berada disini...Kou Cyclone. Kau sudah tidak dapat bersembunyi lagi dariku. Sepandai-pandai kau berlari, pasti akan tertangkap juga." Makhluk itu tertawa terbahak-bahak karena jika ia dapat menangkap Kou, maka ia akan menjadikan karya terbaiknya.

"Kira-kira kalau aku berhasil menemukan Kou, akan di apakan ya? Di potong-potong? Di cincang? Atau di bakar?"

Cris dan Kou yang mendengarnya menjadi ngeri. "Itu terlalu sadis. Kou, dia sangat mengincarmu. Berhati-hatilah..." Pesan Cris mengingatkan. Kou mengangguk perlahan.

Sebenarnya Kou juga takut menghadapi makhluk tersebut. Namun mau bagaimana lagi, kalau tidak di kalahkan Kou akan terus dalam bahaya yang mengancam.

"Sebaiknya semua meja-meja ini di bor atau di potong dengan gergaji. Kan lebih seru~"

"Aduh mantap kepalaku kalau kena." Bisik Kou dengan gelisah. Makhluk itu mengambil bornya.

"Baiklah kita mulai! Ahaha..." Ucapnya sambil tertawa puas. Ia nyalakan bornya dan mulai menghancurkan salah satu meja.

"Gila! Di bor beneran. Kita harus lari Kou!" Seru Cris yang sudah hanyut dalam kepanikan. "Jangan sekarang! Kalau kita lari sekarang, makhluk itu akan mengejar kita." Jawab Kou yang juga mulai panik.

"Tapi lebih baik kita lari dari pada kepala kita hancur karena bor itu!"

Kou menggigit jarinya. Ia berusaha mengatur strategi di waktu yang sangat bentrok seperti ini.

"Begini saja. Kau lari duluan lalu cari semua teman-teman kita. Aku akan memancing makhluk itu. Aku akan berusaha supaya tidak tertangkap." Usul Kou dengan penuh harapan supaya Cris menyetujui usulannya.

"Kumohon Cris...ini untuk kita semua. Kalau kita semua sudah berkumpul, kita pasti bisa mengalahkannya dengan mudah." Ujar Kou sekali lagi.

"Hah...Baiklah. Aku akan ikuti aturanmu kali ini. Tapi berhati-hatilah dengan makhluk itu." Cris berlari menuju pintu dengan hati-hati agar tidak di lihat oleh makhluk psikopat ini.

Kou menarik nafas panjang dan menghembuskannya. "Tenang Kou...kamu pasti bisa menghadapinya untuk saat ini."

Makhluk tersebut agak kelelahan karena dari sekian banyak meja di kantin ini hasilnya nihil semua.

Makhluk itu mendekat ke meja Kou. Kou sontak langsung kaget. "Mungkin aku harus mengebor dari sini.

Makhluk itu langsung mengebor di mana ada Kou di bawahnya. "Ahaha~ Sebenarnya aku sudah tau bahwa kau ada disini."

Saat Makhluk itu melihat ke bawah, tidak ada Kou di sana. "Dimana dia? Aku yakin dia berada di kolong meja ini."

Kou segera berlari ke meja lainnya sebelum dirinya jadi korban pengeboran. Kou menyalakan ponselnya. Kebetulan di ponselnya sudah ada aplikasi khusus bernama Pembunuhan Rencana: Hastag dan Vote.

Kou langsung mengetik nama korban yang akan menjadi sasarannya. #KorbanSelanjutnyaAdalahDia. Satu syarat lagi untuk memenuhi syarat.

"Memberikan vote saja. Tapi ponselnya cuma satu, pasti votenya sedikit." Gumam Kou berfikir.

Makhluk tersebut sudah menghancurkan semua meja yang ada di sana dan tersisa satu yang belum.

"Bagaimana kalau aku gandakan saja votenya." Kou hendak menggandakan votenya, namun tindakannya terhenti saat ia melihat darah yang menetes dari atas.

"Darah...apa jangan-jangan..." Kou kehabisan kata-kata. Mulutnya seakan-akan tidak bisa berbicara.

"Kau...sudah terpojok...Kou Cyclone. Aku sangat yakin...kau berada di kolong ini..."

Makhluk itu langsung menyalakan bornya kembali dan mengebornya di meja tersebut. Akan kah Kou selamat? Tunggu lanjutannya di Chapter selanjutnya!




















𝐌𝐲 𝐆𝐫𝐞𝐚𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang