"Sekarang mari kita bawa dia." Perintah lelaki tersebut. Tidak jauh dari sana, terdapat bangunan kosong yang tidak berpenghuni. Bangunan itu luas dan besar. Tidak ada lampu di sana.
Katanya, dulu tetangganya yang tinggal di sekitar rumah tersebut banyak yang pergi dari sana. Para tetangga itu bilang, terkadang mereka suka melihat Noni Belanda di bangunan tersebut dan juga para prajurit berkebangsaan Belanda tanpa kepala sambil berbaris dengan rapi di bangunan tersebut.
"Buang mayatnya ke sana!" Lanjutnya. Lalu anak-anak buahnya membuang mayat Taufan di bangunan tersebut. "Tuan, ini tidak apa-apa tidak perlu di kubur?" Tanya salah satu anak buahnya.
"Cih...di kubur itu terlalu baik. Lebih baik seperti ini saja." Jawab tuan tersebut. Mereka lalu meninggalkan mayat Taufan di sana dan pergi begitu saja.
"Nggak punya hati banget sih!" Kesal Fang. "Tapi apakah ini semua benar?" Tanya Ying dengan cemas. "Aku kurang yakin dengan hal ini." Sahut Yaya.
Tiga hari berlalu, tidak ada tanda-tanda bahwa Taufan akan kembali. Apakah semua ini dapat di katakan benar? Entahlah...
Malam hari pun tiba, mereka semua tiba di bangunan yang sama. Tempat di mana mayat Taufan di buang di sana.
"Mungkin kita harus mengubur Taufan di tempat yang layak dan bukan di sini." Saran Solar. Mereka lalu pergi ke tempat di mana Taufan di buang. Saat mereka ingin memindahkannya, mayat Taufan tidak ada di sana!
"Tunggu, kok nggak ada!" Teriak Blaze panik. "Nggak mungkin kan di culik lagi!" Sahut Thorn. "Nggak mungkin lah. Emang ada yang mau nyulik mayat." Jawab Ice.
Tidak lama kemudian firasat mereka semua menjadi aneh. "Kok perasaanku nggak enak ya." Ucap Gopal yang mulai merinding.
Tidak lama kemudian mereka seperti mendengar seseorang yang entah sedang menangis atau tertawa karena suaranya kurang jelas.
"Solar, aku takut." Pinta Thorn. "Tenang, tidak ada apa-apa, Thorn." Jawab Solar berusaha menenangkan.
'Tolong aku...Aku di tembak....Aku di bunuh...kepalaku sakit...tolong aku...'
"Eh siapa itu?" Tanya Hali yang ketakutannya sudah tidak dapat di tahan lagi.
Tiba-tiba seperti ada seseorang yang sedang berlari di hadapan mereka. "Siapa disana?" Tanya Gempa agak gemetar.
'Tolong aku...Aku di tembak....Aku di bunuh...kepalaku sakit...tolong aku...'
Ucapan itu lalu terdengar kembali sampai-sampai kepala mereka di isi oleh tanda tanya dan rasa ketakutan.
"Aduh...di sini ternyata benar horor lah...aku kira itu semua hanyalah mitos." Ujar Gopal bergidik ngeri.
Tiba-tiba orang misterius itu seperti berlari dari bangunan tersebut dengan sangat cepat bagaikan angin yang bertiup dengan sangat kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐆𝐫𝐞𝐚𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭
Fantasy#1 Taufan (Tahun 2021) #1 Blaze (Tahun 2020) #1 Boboiboy (Tahun 2021) #1 Letter (Tahun 2021) #1 Superhero (Tahun 2021) Berusaha bangkit dari keterpurukan. Mengubah kegelapan menjadi cahaya Adalah jalan tujuannya. Boboiboy Story (Indonesia Langue) B...