-15-

242 38 5
                                    

Main tebak-tebakan dulu yok....

PDKT-nya tiga tahun, jadiannya cuma empat hari, tapi pas udahan, senangnya tak terkira, 

Apa hayo?

Yup. Benar sekali! UN alias Ujian Nasional☺

Oke lanjut,

.....

Bagas mengedarkan pandangan ke sekitar, meneliti setiap wajah yang berbaris rapi di dekatnya, berharap menemukan Gala di antara teman-teman seangkatannya yang juga ikut berbaris di tengah lapangan, mendengarkan pengumuman kelulusan yang akan diumumkan sebentar lagi.

Bagas berdecak sekali. “Kemana sih tuh anak? Harusnya hari ini dia masuk, ini kan pengumuman kelulusan.” 

Cowok itu menoleh ke barisan kelas di sebelahnya. “Za,” Panggilnya sedikit berbisik.

Moza mencondongkan tubuhnya menghadap Bagas, ia menyahut tanpa semangat. “Hm,”

“Lo tau gak Gala dimana?” Tanya Bagas tanpa basa-basi. Oke, ini kedengarannya konyol. Tapi mungkin saja kan? 

Moza mengerutkan kening. “Lo nanya ke gue, trus gue nanya ke siapa?” Jawabnya. Nada suaranya terdengar cuek, tapi sebenarnya, ia masih peduli pada cowok itu. sejak tadi, ia juga menelisik barisan kelas Gala, berharap bisa melihat cowok itu, setidaknya untuk terakhir kali sebelum mereka lulus.

“Ya kali aja lo tau.” 

Cewek itu tak menjawab.

“Kenapa?” Tara yang saat itu berbaris di samping Moza berbisik padanya. 

“Bagas nanyain Gala.”

Mendengar nama Gala disebut, sontak saja membuat Thalia dan Violet dari barisan depan berbalik, mengerumuni Moza dan Tara. Kelakuan mereka hampir-hampir seperti ibu-ibu yang tengah berburu gosip terhangat dari bandarnya.

“Apaan sih nih anak berdua.” Cibir Tara. “Seneng banget ngegosipin cowok.”

“Tau tuh. Dasar manusia.” Moza menimpali.

Violet nyengir. “Ya kali aja kan ada kabar baru gitu.”

“Nah. Bener yang dibilang Violet.” Sahut Thalia. “Kali aja kan si Gala mau ngajak lo balikan. Secara kan UN udah kelar kan ya.”

“Yakin banget lo?” Ucap Moza skeptis. Tapi jika boleh jujur, sebenarnya ia juga mengharapkan itu. Ternyata mencoba move on dari mantan yang mutusin hubungan pas lagi sayang-sayangnya itu berat.

“Ya bisa aja kan.” Thalia berteori. “Mungkin Gala mutusin lo karena mau fokus buat UN, trus pas udah, dia ngajak lo balikan deh. Kan lagi jaman tuh putus-gara-gara-UN.”

“Teori dari mana itu coba.” Tara berkomentar.

Violet baru hendak menimpali saat suara bising pantulan mic beradu dengan sound system, menandakan pengumuman kelulusan akan segera diumumkan.

“Sstt. Diem, diem. Itu udah mau pengumuman.” Ucap Moza.

“Mampus gak tuh, Pak Pram kan yang ngumumin, bakalan gak beres nih.” Celetuk salah seorang siswa dari barisan belakang.

Pak Pramono, guru mata pelajaran olahraga yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah SMA Nusa memang terkenal suka bercanda dan suka nge-prank. Dan sekarang, beliau tenngah berdiri di depan podium, bersiap untuk mengumumkan hal penting menyangkut masa depan 328 yang tengah menatapnya dengan harap-harap cemas.

Feeling gue kok gak enak ya.” Bisik Thalia.

“Jangan-jangan Bapak-nya ngeprank kita lagi.” Violet menimpali.

DELICATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang