33. Kidnapped

621 66 70
                                    

Aku membuka mataku dan menemukan diriku berada di sebuah tempat kosong berlantai semen yang baru saja mengeras dan di sekitarku banyak barang-barang bekas terletak tidak beraturan. Hanya ada satu jendela berkusen kayu di belakangku yang memancarkan sedikit sinar matahari untuk menyinari satu ruangan gelap ini. Tangan dan kakiku diikat kencang kepada kursi yang terpaksa aku duduki. Aku berusaha berteriak namun sia-sia mulutku sekarang ditutup rapat oleh lakban.

"Mau kemana Jen?" tanya seseorang laki-laki yang muncul dari kegelapan.

"HMMMKHNMMMMMM"

"Mau kamu teriak sekenceng-kencengnya ga bakal ada yang bisa denger kamu"

"HMKHMMMMMMMMMM"

"Kamu mau ngomong apa? Sini deh aku lepasin dulu"

"TO—"

"Eits, siapa bilang kamu boleh teriak" katanya langsung menutupi mulutku lagi.

"Jen jangan nakal dong, nanti aku marah loh" katanya dengan nada bergurau dan sebuah seringai kejam di mukanya. Mengerikan.

"HKHNNNMMNMMMMM"

"Kamu seneng banget ya karena udah bisa ketemu aku lagi?"

Seneng pala lu bambank.

"Ya, aku juga seneng kok akhirnya bisa berdua lagi sama kamu" jawabnya atas pertanyaanya sendiri. Aku pun pasrah untuk melawan karena sudah tidak ada guna dengan lakban yang ada di mulutku dan tali yang meminimalis pergerakanku.

"Emang kata orang bener ya, mau kemanapun jodoh bakal selalu ketemu. Kaya kita aja, Jen and Mark forever" katanya sambil mengelus rambutku. Ingin rasanya kusingkirkan tangan hinanya itu.

Ini adalah sebuah pertemuan yang dipaksa dan direncanakan oleh dirinya sendiri bukan oleh semesta. Pertemuan yang seperti ini tidak akan berujung dengan baik. Antara dia yang tidak beruntung atau aku.

Aku mohon siapapun sekarang datang ke sini karena aku tidak tahu sampai kapan aku bisa bertahan sebelum sesuatu yang buruk menimpa diriku.

——————————————————————————

Jaehyun POV

"Ngapain lu ke sekolah pake sepeda Jen?" tanya Lucas begitu aku sampai di parkiran sepeda.

"Kepo aja apa kepo banget?" tanyaku, berusaha bergurau kepada Lucas yang kelihatan terlalu serius.

"Kepo banget" jawabnya, tidak ambil pusing tentang gurauanku sama sekali.

"Kemarin gua abis makan siang sama dia, udah gitu pas gua mau pulang dia pinjemin sepedanya supaya gua lebih gampang pulang ke apartemenya"

"Kan lu bisa naik bus kali ato angkot" kata Lucas sedikit sewot.

"Ya tapi kemaren susah nyarinya di daerah dia, udah gitu dia nawarin gua pake sepedanya. Yaudah gua terima aja tawaranya" kataku, melangkah dari sana dan meninggalkan Lucas.

"Kerjaanya ngerepotin orang aja"

Meskipun jarakku dengan Lucas sudah cukup jauh tetapi aku masih bisa mendengernya.

"Heh, gua masih bisa denger" kataku membalikkan badanku ke arah Lucas.

"Tujuan gua ngomong emang buat lu denger kok" katanya sambil menatapku seperti menantangku untuk berkelahi dengannya. Aku tahu Lucas tidak terlalu serius ketika mengatakanya itu, dia hanya berusaha untuk membuatku merasa bersalah karena telah mencuri Jen darinya kemarin.

Aku menaiki tangga dengan langkah yang enteng dan menyapa orang yang aku kenal dengan sekedar memanggil nama mereka. Begitu aku sampai di kelas Jen, aku langsung mencarinya untuk mengembalikan kunci dari gembok sepeda miliknya.

Second Chance [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang