37. How Do I Feel?

2K 89 111
                                    

Tidak terasa sudah beberapa minggu berlalu. Minggu-minggu yang paling tidak tenang sepanjang hidupku. Semua orang mulai bertanya kepadaku tentang kejadian yang sebenarnya terjadi, dari yang paling dekat hingga yang tidak ken sekalipun. Belum lagi rumor-rumor melenceng yang banyak bertebaran di lingkungan sekolah.

Namun setidaknya ada yang benar diantara semua omongan itu. Bahwa akhirnya Mark ditangkap dan akan dijatuhkan hukuman penjara. Bukan hanya Mark saja tetapi Herin juga ditangkap sebagai komplotanya. Dengan bukti-bukti yang kemarin, sudah diputuskan bahwa Mark bersalah. Orang tuanya yang merupakan pengacara pun tidak bisa membantahnya.

Disamping semua itu, ujian sekolah akan diselenggarakan sekitar lima hari lagi. Saat seminggu aku tidak masuk, aku ketinggalan penjelasan tentang materi-materi yang akan masuk ke ujian sekolah. Dengan adanya situasi Mark, aku sama sekali tidak sempat mengurusi masalah sekolah, malah aku sering pulang pergi ke kantor polisi.

Aku sekarang sedang berada di perpustakaan dan berkutat dengan buku kimia ku. Ujian kimia diadakan di hari pertama, yang tinggal lima hari lagi. Sedangkan aku masih tidak lancar dalam mengerjakan soal-soal latihan ujian.

Aku melirik ke kanan dan kiri, menemukan hanya ada bangku-bangku kosong yang menemaniku. Tadi ada Soojin yang membantuku mengerjakan soal-soal ini, namun dia sudah pergi duluan karena ada urusan keluarga. Sekarang juga sudah sore dan tampaknya semua orang sudah pulang, kecuali aku.

Aku meninggalkan meja sebentar dan berjalan melihat-lihat koleksi buku di perpustakaan. Melihat buku-buku ini mengingatkan diriku kepada cerita Jaehyun yang dihukum dan disuruh menyusun buku-buku bersama Mark. Memori yang menyenangkan sekaligus menyakitkan.

Aku sedang menyusuri jari telunjukku di atas permukaan buku dari kiri sampai ke tengah, ketika aku bertemu jari telunjuk yang lain.

"Hai" sapa Jaehyun tersenyum, masih mengenakan seragam lengkap dengan sebuah tas tersampir di pundak kanannya.

"Ngapain kamu di sini?" kataku langsung menarik telunjukku dan berdiri terlalu tegak.

"Aku tahu kamu pasti jenuh belajar terus, jadi aku samperin" kata Jaehyun, membenarkan posisi tas yang tersampir di pundaknya.

"Tahu dari mana kamu aku lagi ada di sini?"

"Soojin yang kasih tahu kalo kamu lagi di sini, terus suruh aku temenin kamu"

Soojin tahu saja kalo aku butuh orang pintar lainnya untuk membantuku mengerjakan soal kimia yang rumit.

"Hm, kamu ga kerja lagi?"

"Ga hari ini aku izin" katanya membalikkan badanya dan berjalan sambil melihat ke arah deretan buku.

"Oh, gara-gara mau temenin aku belajar?" kataku sedikit bergurau. Tidak mungkin hanya itu alasan dia di sini.

"Ya" katanya santai dan tersenyum balik menghadapku.

Hm? Masa alasanya karena itu?

"Emang ga apa-apa kamu izin?"

Aku takut hal ini akan berdampak buruk bagi pekerjaannya dan juga nama baik dirinya sebagai karyawan. Pekerjaan bukanlah sesuatu yang mudah dicari di zaman seperti ini. Beruntung sekali Jaehyun sudah mendapat pekerjaan di cafe yang sedang naik daun. Aku tidak mau dia menyia-nyiakan kesempatanya hanya untuk menemaniku di sini.

Second Chance [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang