08. Awkward

1.8K 252 120
                                    

Semestinya jam segini semua orang sudah pulang kecuali satpam. Penasaran, aku membuka pintu dan keluar kelas, tetapi tidak menemukan siapapun.

Gila, terus tadi yang aku denger itu apa?

Aku cepat-cepat kembali ke dalam kelas mengunci lokerku, menyambar tasku, dan segera keluar dari kelas.

Tap tap tap

Suara langkah kaki itu muncul lagi dan ada di belakangku, mengikuti setiap langkah kakiku. Aku tidak berani menengok ke belakang dan berjalan lebih cepat menuju ke gerbang sekolah tempat pos satpam.

Dia masih mengikuti ritme langkahku yang makin cepat, untuk jaga-jaga aku mengeluarkan hpku dan menekan nomor telepon Kak Taeyong dengan cepat.

Tut tut tut , anda terhubung ke pesan suara Taeyong silahkan tinggalkan pesan.

Shit shit shit, umpatku dalam hati.

Aku memikirkan rencana cepat di otakku dan memutuskan untuk pura-pura menelepon pacarku.

"Halo beb"

"Ya beb, aku lagi jalan nih"

"Kamu udah nunggu di depan?"

"Ya sebentar ya, aku lagi jalan"

Ayo pergi dong, pergi.

Tap tap tap

Masih tidak menyerah juga, baiklah mari lakukan alternatif terakhir.

Kabur.

Aku berlari seperti orang gila menyebrangi lapangan upacara yang sebrangnya pos satpam.

"Pak,pak" panggilku sedikit ngos-ngosan saat aku sudah mulai dekat ke arah pos satpam.

"Astaga dek, kenapa kamu lari-lari?" tanya pa satpam bingung.

"Di belakang saya ada siapa pa?"

"Ga ada siapa-siapa, emang kenapa dek?" tanya pa satpam itu makin bingung.

Phew.

"Okay makasih pak, saya pulang dulu" kataku sambil menundukkan kepalaku ke pa satpam.

Aku mungkin kecapaian dan jadi halusinasi ngedenger suara langkah orang. Ya pasti itu alasanya.

Sekarang waktunya bagiku untuk pulang. Pasti Kak Taeyong sama ibu udah nyariin. Tetapi sebelum pulang ke rumah, aku menyempatkan diri untuk pergi ke Rumah Buku. Tentu saja, untuk membeli buku cetak agama, komputer, dan olahraga.

Biasanya aku akan ke Rumah Buku untuk beli buku novel atau komik, baru kali ini saja beli buku pelajaran. Stok buku cetak di sekolah sudah di pas dengan murid-murid yang membutuhkan dan koperasi sekolah tidak menjual buku cetak, jadi terpaksa harus ke sini.

Aku pun pergi ke bagian buku pelajaran. Di sini, semuanya terorganisir dengan rapih jadi mudah untuk mencari buku yang dibutuhkan. Setelah menemukan ketiga buku cetak itu, aku pergi ke bagian novel.

Aku suka membaca novel romance, membacanya seakan membuatku merasa aku seperti karakter perempuan utama yang memiliki hubungan happy ending bersama laki-laki yang disukainya.

Tetap saja realita tentunya akan berbeda, laki-laki seperti itu hanya ada di kertas tertulis.

Aku mengambil beberapa buku dan membaca sinopsis nya tetapi tidak ada yang menarik bagiku. Untuk sedikit menghibur diriku, aku pergi ke arah bagian komik.

Di sana ada seorang laki-laki yang memakai baju seragam sama denganku sedang duduk di lantai. Mukanya tertutup oleh buku komik miiko, sepertinya dia sedang tertidur.

Second Chance [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang