18. I Can't Choose

953 116 100
                                    

Drrttt drrttt

Aku membiarkanya bergetar terlebih dahulu karena sebenarnya aku tidak tahu aku mau mengangkatnya atau tidak. Aneh saja, Kak Taeyong tiba-tiba meneleponku padahal aku saja sudah tidak pernah kontekan sama dia.

Setelah berpikir dua kali, akhirnya aku menekan tombol berwarna hijau dan mendekatkan hpku ke arah telingaku.

"Halo?"

"Pulang sekolah dateng ke sini"

"Dateng ke mana?"

"Ke rumah gua"

"Hah? Ngapain?"

Terakhir kali aku kesana aku saja sudah mau diusir olehnya. Untuk apa kali ini aku menuruti kata-katanya jika sampai sana aku hanya akan dimarahi dan diusir lagi. Aku sudah malas jika kejadianya akan terjadi seperti waktu itu lagi.

"Dateng aja"

"Ga mau"

Aku memutuskan panggilan secara sepihak dan menaruh hpku kembali di saku celanaku. Hp di saku celanaku kembali bergetar tetapi dengan cepat aku mematikanya kembali. Aku berdiri dan hendak berjalan tetapi aku berhenti saat melihat seorang perempuan membuka pintu rooftop. Di belakangnya terdapat seorang laki-laki yang mengikutinya. Aku yang tadinya ingin lewat saja tidak jadi begitu melihat ternyata perempuan dan laki-laki itu adalah Jen dan Mark. Aku memutuskan untuk bersembunyi di belakang tembok abu-abu yang bersebrangan dengan pintu masuk rooftop. Mereka berdua duduk di lantai rooftop sambil melihat ke arah langit.

"Mark, kenapa tadi ada Jaehyun?" tanya Jen memulai pembicaraan mereka.

Jarak tempatku bersembunyi di belakang tembok dengan tempat duduk mereka tidak terlalu jauh, maka dari itu aku masih bisa mendengar percakapan mereka.

"Oh, itu gara-gara dia lagi makan sendirian terus kita samperin aja" kata Mark santai.

"Oh gitu" jawab Jen seadanya. Aku tahu kalo Jen sudah menjawab seperti itu pasti dia pasti masih memikirkan sesuatu di otaknya.

"Kenapa kamu tiba-tiba nanya begitu?" tanya Mark mengelus rambut Jen pelan-pelan.

"Oh, em, gpp, mau tau aja, hehe"

"Kenapa babe? Kamu kalo udah begini pasti ada apa-apa" tanya Mark kembali mengelus rambut Jen.

Hatiku sudah panas melihat mereka berlaku seperti ini di depanku tetapi aku ingin mengetahui kenapa Jen tadi melontarkan pertanyaan itu kepada Mark. Tentang apa yang sebenarnya dia pikirkan denganku yang kembali dekat dengan mereka.

"Hm, sebenernya aku ga nyaman kalo dia ada di deket kita" kata Jen sambil memainkan jari tanganya.

"Why?"

"Gara-gara kalo aku lihat muka dia aku selalu keingetan gimana dulu dia nyakitin aku. Ga tau kenapa hati aku jadi sakit" kata Jen sembari menunduk.

Jadi berada di dekatku hanya akan membuatnya merasakan sakit? Berarti tidak aneh jika dia menghindariku, melihatku saja sudah membuatnya merasa seperti ini. Maaf Jen, aku meninggalkan luka yang terlalu dalam buat kamu. Aku tidak bermaksud menyakiti kamu.

Mark menanggapi perkatan Jen dengan mengelus punggungnya pelan-pelan dan mendekapnya ke dalam pelukanya. Mereka berdiam di posisi itu selama mungkin 2 menit, sebelum Jen melepaskan pelukan Mark.

"Mark, sebenernya ngapain kamu masih temenan sama dia?" tanya Jen, penasaran.

"Ya ga apa-apa, ya temenan biasa aja kaya dulu"

"You wanna be friends with someone who hurts your girlfriend?" tanya Jen dengan tatapan seperti mengjudge sikap Mark.

"Jen it was not like that, Jaehyun didn't mean to hurt you, it was unintentional" kata Mark mencoba menjelaskan situasinya ke Jen.

Second Chance [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang