34. On My Way

582 62 59
                                    

Jaehyun POV

Bel istirahat berbunyi menandakan sudah waktunya untuk makan. Sudah terlalu lama bergelut dengan matematika membuat otakku sedikit pusing. Aku menyukai matematika namun pelajaran hari ini sedikit memusingkan. Maka sekarang, aku akan makan bubur di kantin dan melupakan betapa susahnya pelajaran matematika.

Setelah sampai di kantin, aku pun mengantri di stand bubur dan membuka hpku sambil menunggu giliran. Pesanku kepada Jen belum dibales. Apakah dia lupa membawa hpnya ke sekolah? Atau dia memang tidak masuk sekolah hari ini?

Aku melihat ke sekitarku untuk mencarinya. Jen adalah orang yang mudah dicari karena aku sudah cukup hafal tampilan fisiknya dari sudut manapun. Tetapi aku tidak menemukanya dimana pun. Apakah dia pergi ke rooftop juga hari ini?

Menunggu aku di sana?

"Adek ganteng jangan senyum-senyum aja, jadi beli buburnya ga?" tanya ibu penjual bubur.

"Eh iya bu, sebentar" kataku sambil buru-buru maju ke depan sebelum aku diserobot.

"Eitsss, lu keduluan"

Seorang perempuan kuncir dua dengan mata kucing tersenyum lalu menjulurkan lidahnya ke arahku.

"Yeji, gua duluan" kataku berusaha untuk sedikit mendorong tubuh Yeji.

"Bu saya pesen buburnya 3" kata Yeji, sama sekali tidak menggubris perkataanku.

"Yaelah, tau gitu sekalian lah punya gua juga"

"Ya emang. Satu buat lu, satu buat gua, sama satu buat bebeb Hyunjin" kata Yeji menarik tanganku untuk menyingkir dari barisan.

"Nah gitu dong. Makasih ya"

"Bebbb, udah belum bubur aku?" tanya Hyunjin yang tiba-tiba muncul di belakang Yeji.

"Belumm, sabar ya" kata Yeji mengelus rambut Hyunjin seperti sebuah majikan mengelus anak anjingnya.

"Gemes banget sih kamuu" kata Hyunjin lalu mencubit kedua pipi Yeji yang tirus.

"Hm, masih ada gua di sini"

"Ya sayang sih Jen nya lagi ga ada" kata Hyunjin.

"Jen ga masuk hari ini?"

Pertanyaanku dijawab dengan Hyunjin yang menggelengkan kepalanya.

Pantas saja Jen tidak membalas pesanku, mungkin dia sedang terbaring lemas di ranjangnya karena demam.

Drttt drtttt

"Halo Kak? Kenapa?"

Aku mengangkat telepon dari Kak Taeyong. Mungkin dia ingin memberitahuku tentang Jen yang sedang sakit dan minta tolong kepadaku untuk menyampaikanya kepada guru. Namun, kata-kata selanjutnya mengagetkanku.

"Lu tahu Jen dimana?"

"Jen dimana? Bukanya Jen di rumah? Sakit?"

"Jen belum pulang dari kemarin malam"

"Je—Jen belum pulang?"

Aku yakin sudah mengantarnya tepat di depan pintu rumahnya. Jen bukan orang yang suka menghilang begitu saja, dia suka mengabarkan kapan dia akan pulang dan tempatnya berada sekarang kepada Kak Taeyong.

"Ya, gua udah telepon sama chat berkali-kali tapi ga dijawab"

Kak Taeyong terdengar begitu khawatir ketika aku menanyakan hal yang sama. Ditambah dirinya yang khawatir sekarang aku juga ikutan khawatir. Jen tidak pulang dan Jen tidak sekolah, lalu kemana dia?

Second Chance [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang