22. Ordinary Jealousy

953 97 176
                                    

Raut muka Mark yang tadinya cerah berubah menjadi sedikit gelap. Ujung bibirnya yang awalnya melengkung ke atas menjadi satu garis lurus.
Mark hanya diam melihatku seperti mengatakan, apakah kamu serius?

"Jen, kenapa kamu mau ke sana?" tanya Mark yang duduk kembali di sebelahku.

"Gpp Mark, kalo kamu ga mau, kita ke tempat lain aja" kataku memegang kedua tanganya sambil tersenyum.

"Aku bukanya ga mau, aku cuman mau tanya alesan kamu mau ketemu dia apa?" tanya Mark menunduk dan mengelus pelan tanganku. Meskipun dia memperlakukan dengan halus, aku tahu dia sedang merasa sedikit kesal aku mengajaknya ke cafe tempat Jaehyun bekerja.

"Aku khawatir sama dia"

Aku tidak memiliki maksud lain untuk bertemu dengan Jaehyun. Tujuanku bertemu dengan Jaehyun adalah untuk memastikan dia baik-baik saja. Bagaimanapun dia adalah orang yang pernah singgah di hatiku dan juga salah satu teman dekatku sebelum semua ini terjadi.

"Khawatir doang kan?" kata Mark sambil menggengam tanganku lebih erat.

"Ya, tenang cuman khawatir" kataku tersenyum, memberi rasa keamanan terhadap Mark.

Tiba-tiba Mark mendekat ke arahku dan mendekapku ke dalam pelukanya. Dia membiarkan dagunya berdiam di bahu kananku.

"Mark?"

"Jen, aku cemburu" bisik Mark pelan ke telingaku. Suaranya terdengar begitu menyakitkan dan menusuk hatiku dalam.

Aku hanya bisa terdiam dan mengelus rambut Mark yang hitam secara perlahan. Aku tidak tahu harus merespon apa atas pernyataan Mark tadi.

"Biarkan aku begini sebentar saja" bisik Mark lagi, lalu mengeratkan pelukanya sedikit.

"Heh, heh, heh, udah berani main peluk-peluk aja depan kakak" kata seseorang nyaring dari arah tangga, suara siapa lagi kalo bukan Kak Taeyong.

Mark yang sedikit kaget, langsung melepaskan pelukanya dan melihat ke arah Kak Taeyong malu-malu.

"Kak udah jangan ganggu Jen mulu ah, Jen lagi sibuk pacaran juga" kataku sambil melempar bantal sofa ke arahnya.

"Ah, dulu kamu sama Jaehyun gini juga, sekarang sama Mark kaya gini, bucin ga tau tempat. Beginian di depan yang jomblo" kata Kak Taeyong melempar balik bantal sofanya ke arahku. Sebelum aku sempat membalas perkataan Kak Taeyong, dia sudah lebih dulu menghilang ke arah dapur.

Aku dengan cepat menoleh ke arah Mark yang sedang menundukkan kepalanya kembali terfokus kepada hpnya. Aku takut perkataan Kak Taeyong tadi membuat Mark kembali memikirkan hal-hal yang aneh.

"Mark, itu tadi Kak Taeyong ga bermaksud apa-apa ngomong kaya gitu" kataku menggaet lenganya.

"Ya Jen, aku ngerti. Yaudah yu kita pergi aja ke cafe Jaehyun" kata Mark tidak melihat ke arahku dan langsung berdiri, berjalan ke arah pintu depan.

Gawat. Sepertinya karena perkataan Kak Taeyong tadi suasana hati Mark makin buruk.

"Tunggu, Mark" Aku buru-buru menyusulnya ke pintu depan dan memakai sneakers pink kesukaanku.

"Kak, Jen pergi dulu ya!" kataku, sebelum menutup pintu depan dengan satu hentakan keras.

Aku menyusul Mark yang sudah berjalan ke luar dan masuk ke dalam mobil. Biasanya dia tidak akan meninggalkanku sendirian dan akan selalu menungguku masuk mobil terlebih dahulu. Aku membuka pintu mobil dan duduk manis di kursi sebelah Mark.

Second Chance [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang