25. Can We Try Again?

897 87 94
                                    

*lagunya di play nanti saja ketika sudah ada tandanya. Boleh siapin earphones juga biar dengerin lagunya makin enak.

Jen POV

Aku melihat ke sekelilingku untuk menemukan bahwa kita sudah tidak berada di halte tadi. Aku menemukan diriku terbaring di sebuah ranjang rumah sakit dengan sebuah selimut hangat yang menutupi tubuhku. Di sebelahku ada Jaehyun yang sedang berdiri dan menatapku dengan mata yang cerah dan senyum yang menenangkan.

"Tunggu sebentar Jen, dokternya udah aku panggil" kata Jaehyun sambil memegang tanganku erat. Aku hanya mengangguk lemah sebagai respon dari perkataan Jaehyun.

"Tadi kamu pingsan waktu di halte, jadi aku cepet-cepet bawa kamu ke sini. Kata dokter kamu kena hipotermia tapi untung masih belum terlalu parah jadi badan kamu hanya perlu dihangatkan kembali" jelas Jaehyun.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan seorang dokter dan suster yang berpakaian serba putih. Dokter mendekat ke arahku dan mengarahkan stetoskop ke bagian dada kiriku. Selanjutnya, dia mengambil thermometer dari tangan suster dan mengarahkanya ke arah kepalaku.

Pip

Alat itu berbunyi seketika menampilkan suhu tubuhku. Aku berdoa dalam hati agar suhu tubuhku sudah kembali normal dan badanku sudah baik-baik saja. Dokter juga mengarahkan sebuah senter ke arah kedua mataku, berpindah ke hidungku, dan akhirnya ke telingaku.

"Gimana dok?" tanya Jaehyun yang tampaknya sedikit cemas.

"Kondisi teman kamu sudah jauh membaik dan suhu badanya juga hampir normal. Saya sarankan untuk biarkan dia menginap di sini sehari dulu, takut jika terjadi sesuatu lagi. Besok dia sudah boleh pulang" kata dokter itu, tersenyum ramah ke arah Jaehyun.

"Baik, makasih dok" kata Jaehyun. Aku juga tersenyum kepada dokter dan suster itu sebagai ucapan terimakasih. 

"Saya tinggal dulu ya" kata dokter itu menunduk ke arahku dan keluar dari ruangan bersama suster tadi.

"Jae, makasih udah bawa gua sampai ke sini" ucapku tulus, tersenyum ke arahnya.

"Ya sama-sama"

Ceklek

Pintu kembali terbuka menampilkan sosok Kak Taeyong, ibu, dan...ayah?

Tanpa melihat ke arahku dulu Kak Taeyong langsung berjalan ke arah Jaehyun dan mencengkram kerah bajunya. Jaehyun yang tidak mengantisipasi sikap Kak Taeyong, hanya bisa terdiam di posisinya.

"Lu ngapain adik gua sampai dia bisa kaya gini?" tanya Kak Taeyong dengan suara berat.

"Kak..." panggilku, berusaha untuk menenangkan dirinya. Aku mencoba untuk duduk di ranjangku, dibantu oleh ibu yang membenarkan bantal sebagai sandaranku.

"LU NGAPAIN ADIK GUA?" tanya Kak Taeyong lagi lebih keras dari sebelumnya.

"KAK!"

Kepala Kak Taeyong akhirnya melihat ke arahku masih dengan tatapan yang penuh amarah. Dia melepaskan cengkramanya di kerah Jaehyun dan berjalan ke arahku. Begitu sampai dekat kepadaku, dia langung memeluk tubuhku erat.

"Jen, dia apain kamu? Kamu harus jujur sama kakak" kata Kak Taeyong melepaskan pelukanya dan melihat lurus ke mataku.

"Jaehyun ga apa-apain aku kok. Malah dia yang udah nyelamatin aku dan bawa aku ke sini" jelasku sambil mengusap tangan Kak Taeyong untuk meredakan emosinya.

Second Chance [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang