02. Reasons

4K 467 460
                                    

My Jaehyun ❤️

jae, buku mat aku ketinggalan|
kamu bisa anterin ga?|
🥺🥺|
16.50

Tidak ada jawaban.

yaudah, aku balik lagi ke sana ya|
16.52

Sesampai di rumahnya, aku menekan bel beberapa kali tetapi tidak ada tanda-tanda pintu akan segera terbuka.

Apa Jaehyun pergi? 

Tidak mungkin. Mobil dan motornya masih lengkap di sini. Aku menunggu beberapa saat lagi tetapi perasaanku sudah tidak enak, biasanya Jaehyun sangat cepat dalam membuka pintu.

Pintu Jaehyun dibuka oleh sebuah password yanh dimasukkan kepada keypad di sebelah kanan pintunya. Karena aku sering main ke rumah Jaehyun, aku tentu saja sudah tau password pintu rumahnya, tetapi biasanya lebih sopan jika Jaehyun yang mempersilakan aku masuk.

Yaudah deh, tidak apa-apa kan aku pacarnya.

"Jae—"

Kalimatku terputus saat mataku melihat apa yang ada di depanku.

Jaehyun dengan perempuan lain sedang berciuman.

Saat Jaehyun membalikkan badanya, aku bisa lihat di bibirnya ada bekas lipstik merah. Di lehernya terdapat kissmark, rambutnya berantakan, dan kancing baju atasnya terbuka dua. Di belakangnya ada seorang Lee Naeun yang sedang tersenyum penuh kemenangan.

"Jennifer, ini ga seperti yang kamu pikirin, aku bisa jelasin" kata Jaehyun mulai pembicaraan.

"JELASIN APA? KAMU MAU JELASIN APA?"

"Jennifer, tenang dulu ya, ini cuman salah paham" katanya sambil menatap lurus ke mataku. Dia masih bisa-bisanya mencoba memegang tanganku.

Tentu saja aku tepis tanganya.

"SALAH PAHAM DARIMANA, AKU UDAH LIHAT PAKE MATA KEPALA AKU SENDIRI KELAKUAN KAMU DI BELAKANG AKU"

Dadaku bergemuruh hebat, aku tidak pernah berteriak sekencang ini kepada Jaehyun. Emosiku sudah tidak dapat kutahan lagi.

"Cih" Naeun bersuara.

Aku menatap tajam ke arahnya, melontarkan kemarahanku padanya mengunakkan tatapanku. Tetapi dia tidak merasa terganggu sama sekali dengan tatapanku. Malah tampaknya dia menikmati situasi ini.

"Jen—"

"Aku udah ga butuh penjelasan apapun dari kamu, aku mau pergi dulu, silahkan lanjutkan aktivitas kalian berdua" kataku sambil melangkah pergi dan menutup pintu.

Aku berjalan ke arah mobilku dengan cepat tetapi tidak dapat mendengar langkah kaki apapun. Aku membalikkan badanku dan hanya mendapatkan kekosongan. Sebenarnya, apa yang kuharapkan dari laki-laki seperti dia?

Jika ini drama korea, aku yakin laki-lakinya akan kembali mengejar perempuanya, dan berusaha untuk meyakinkan bahwa apa yang dia lihat tadi tidak benar. Sayangnya, adegan seperti itu tidak ada di realita.

Aku menancap pedal gasku dengan mantap yang membuat mobilku bergerak di kecepatan 60 km/ jam. Ngebut-ngebutan di jalanan sekarang adalah caraku untuk mengatasi rasa pedih ini.

"AHHHHHHHHH, kenapa aku bodo banget?"

"Kenapa aku percaya banget sama dia?"

"Kenapa aku pacaran sama dia?"

Second Chance [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang