Ceklek
Aku mencoba membuka pintu rumah sepelan mungkin supaya tidak kedengaran oleh ibu maupun Kak Taeyong. Aku melepas sepatuku, menaruhnya di rak sepatu, dan mengendap ke dapur untuk mengambil segelas air minum. Sepertinya ibu dan Kak Taeyong memang sedang tidak di rumah kalo dilihat dari mobil mereka yang tidak ada.
Aku khawatir mereka akan panik begitu melihat mukaku yang seperti ini. Aku tidak ingin menambahkan beban pikiran mereka dengan masalahku yang tidak begitu penting.
Ibu sedang sibuk dengan mengurusi surat penceraianya dengan ayah bersama dengan pengacara mereka masing-masing. Sekarang mereka sedang mencoba memutuskan siapa yang mendapatkan hak asuh untukku dan Kak Taeyong.
Tentu saja, aku berharap ayah akan kalah dan kedua hak asuh akan jatuh pada tangan ibu.
Aku tidak bisa kalo tinggal bersama perempuan yang kutahu telah mengkhianati ibu dan keberadaan anaknya yang sudah menghancurkan keluarga kita yang bahagia.
Maaf, aku tau aku jahat tetapi rasanya terlalu berat bagiku sekarang untuk memaafkan ayah.
"Jen, tumben udah pulang jam segini" kata Kak Taeyong sambil turun dari tangga.
Aku berusaha menutupi mukaku dengan rambut agar Kak Taeyong tidak melihat memar yang sangat jelas ini.
"Eh iya hehe, 4 jam pelajaran terakhir tadi ga ada soalnya guru-guru rapat jadi murid-murid boleh pulang duluan" kataku berbohong ke Kak Taeyong.
"Jen, kalo ngomong sama orang tuh liat orangnya ga sopan tau ga"
Aku pura-pura tidak mendengar apa yang Kak Taeyong baru saja katakan.
"Aduh ini Jen bandel ya kalo dikasih tau" katanya sambil mendekat ke arahku.
Refleks aku menundukkan kepalaku.
"Jen, kamu kenapa?" tanya Kak Taeyong menyadari ada yang salah dari tingkah lakuku.
Aku menggeleng dengan cepat.
"Jen, liat sini" kata Kak Taeyong sambil menaikkan daguku.
Yah, sia-sia deh pulang lebih awal.
"Jen kenapa muka kamu begini?" tanya Kak Taeyong sambil memutar mutar daguku ke kanan dan kiri.
"Tadi ga sengaja kelempar bola basket waktu olahraga" jawabku mencoba untuk sesantai mungkin.
"Kamu kena bola berapa kali sampe memarnya kaya gini?" tanya Kak Taeyong sambil mengelus pipiku.
"Dua kak, hehe" kataku sambil menggaruk-garuk kepalaku.
Kak Taeyong sepertinya tidak curiga.
Phew, lolos aku untuk kali ini.
"Jen jangan bohong sama kakak" kata Kak Taeyong menatap mataku berusaha mencari tahu kebenaranya.
"Bohong apaan kak?" kataku mencoba untuk tenang.
"Memar kamu ada bekas tanganya ga mungkin kena bola basket" kata Kak Taeyong sambil melihat ke arah pipiku lagi.
Lupa, kalo Kak Taeyong lebih pinter dari aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance [ COMPLETED ]
Любовные романы"Jen, aku mau putus." Kata-kata yang kuharap tidak pernah kudengar, keluar dari mulut Jaehyun. Start : 16 June 2020 Finish : 16 January 2021 sadgirl hours :"( 13/09/2020 #1 jungjaehyun ©pinkpengu18