17. Replaceable

1K 127 144
                                    

Suasana kantin di sekolah memang tidak pernah berubah. Dari murid yang berlomba-lomba untuk menjadi yang paling depan di antrian dan berdesak-desakkan hanya untuk mendapat makanan di kios favorit mereka. Murid perempuan yang bergosip tentang apa saja berita baru tentang bias k-pop grup mereka. Murid laki-laki yang sibuk bermain game di ponsel mereka dan sibuk menyalahkan yang lain jika dirinya mati di arena. Dan ada aku sebagai pengamat yang lagi menikmati baso kuah, sendirian.

"Eyo, whats up bro!" teriak Hyunjin memukul punggungku dari belakang.

"Uhuk, uhuk"

"Woi jin santai itu si Jae sampe keselek gitu" kata Lucas memberikan gelas es tehnya kepadaku.

Buru-buru aku mengambilnya dari tangan Lucas dan meminumnya, mencoba memperlancar jalanya baso yang terasangkut di tenggorokanku. Setelah beberapa kali aku mencoba menelan basonya, akhirnya tertelan juga.

"Ah tukan Jin gara-gara lu es teh gua diabisin sama Jae" kata Lucas segera melingkarkan tanganya di atas bahunya Hyunjin dan berakhir denganya melakukan headlock kepada Hyunjin.

"Uhuk, uhuk, wo—woi le—lepas" kata Hyunjin dengan susah payah sambil memukul-mukul lengan Lucas.

Lucas melepaskan headlocknya dan melakukan gerakan i'm watching you dengan dua jari menunjuk ke matanya lalu bergantian kepada mata Hyunjin. Hyunjin yang baru dilepaskan dari headlock membereskan kerah bajunya dan ikut duduk juga di meja yang kita tempati.

"Jae, so gow es lige" kata Mark dengan mulut yang penuh dengan nasi goreng.

"Heh, telen dulu tuh makanan, kaga sopan woi lu makan sambil ngomong" kata Chenle melihat ke arah Mark dengan tatapan tidak suka.

"So, let me repeat my question, how is your life?" tanya Mark sekarang yang sudah menelan nasi gorengnya.

"Life is good. Gua kemaren dapet kerja di cafe deket sini terus temen-temen kerjanya sama bosnya juga baik. Apartemen gua juga enak buat ditinggalin. Udah sih, sejauh ini sih baik-baik aja"

"Yaudah bagus deh" kata Mark lalu melanjutkan memakan nasi gorengnya.

~ You got me feeling like a psycho, psycho
Uril bogo malhae jakku jakku~

"Ah yang ini bininya telepon mulu dah" kata Lucas, menyindir Hyunjin.

"Bilang aja kalo iri bos" kata Hyunjin mengedipkan mata kananya. Hyunjin mengangkat telepon dari Yeji dan menekan tombol speaker.

"Hyunjin, kamu dimana?" kata Yeji di sebrang telepon.

"Di kantin beb, emang kenapa?"

"Aku tau kamu di kantin, maksud aku kamu duduk di sebelah mana?"

"Oh yaelah tanyanya gitu dong, di depan kiosnya aciang"

"Okay, aku sekarang ke sana bareng yang lain"

"Okay beb"

Hyunjin mematikan sambungan telepon dan kembali memakan yamien asinya.

Tadi Yeji bilang dia akan segera ke sini bersama yang lain, kemungkinan adanya Jen besar. Jika ada aku di sini dan Jen juga, situasinya akan menjadi tidak nyaman untuk Jen dan yang lainya.

"Jae, kenapa muka lu kaya pucet gitu? Basonya kaga enak?" tanya Chenle.

"Hmm ga Chen, gua cuman lagi mikir kalo ada gua di sini ngeganggu kalian ga"

Second Chance [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang