15. Bro-Time

1.2K 139 160
                                    

Ketegangan yang sedari tadi hadir mulai hilang perlahan-lahan. Dia sekarang digantikan oleh kecanggungan yang memenuhi udara ruangan ini. Situasi memang sudah lebih membaik dibanding saat aku pertama kali datang tetapi tetap saja kita semua masih belum bisa berbicara lebih lanjut.

"Woi, ini lu semua pada bisu ato gimana seh" kata Hyunjin sambil memakan hello panda stroberi, rasa favoritnya.

"Heh, hello panda gua lu ambil-ambil aja" kata Chenle lalu merampas bungkusan hello panda yang ada di tangan Hyunjin.

"Eh anjer tadi kan lu ga mau" kata Hyunjin yang terlihat bingung dan kaget saat bungkusan di tanganya dirampas.

"Ya sekarang gua mau, gimana dong?" balas Chenle dengan sebuah senyuman jahil di mukanya.

"Gua juga mau anjer, balikkin hello panda gua" kata Hyunjin mencoba merampas bungkusan hello panda itu kembali dari tangan Chenle.

Hyunjin dan Chenle mulai bertengkar tentang siapa yang berhak memakan hello panda. Bingung deh, snack yang lain juga masih banyak tetapi mereka malah berantem hanya gara-gara satu snack itu. Dasar para bocil-bocil, bertengkarnya soal snack mulu. Selagi dua bocil itu bertengkar, aku, Mark, dan Lucas mulai mengobrol-ngobrol kecil.

"Kenapa Om Yunho ngusir lu, Jae?" tanya Mark.

"Gara-gara gua ngacauin perjanjian bisnisnya"

"Kenapa bisa?"

"Si bokapnya Naeun minta kita tunagan sebagai salah satu syarat dia buat kerjasama sama bokap gua, terus bokap gua setuju-setuju aja. Ya gua ga terima lah. Jadilah perjanjianya gagal dan gua berantem sama bokap sampe diusir" jelasku panjang lebar.

"Hah? At this age udah suruh tunangan? Gila apa" kata Mark sedikit kaget. Mungkin orang lain akan kaget saat mendengar tentang pertunangan seperti ini tetapi hal ini sudah biasa berlangsung di dalam dunia bisnis. Tidak sedikit dari teman-teman ayah yang anaknya masih seumur aku dan sudah menikah dengan anak dari pemilik perusahaan yang bekerjasama dengan mereka.

"Tapi, bukanya lu seneng ya?" tanya Lucas secara hati-hati.

"Ga lah, gua aja ga suka sama Naeun"

"Lah? So why you choose her over Jen?" tanya Mark.

"Karena bokap gua sama Naeun. Kalo gua ga pacaran sama Naeun, mereka bakal nyelakain Jen"

"Gua pikir yang beginian cuman ada di film, tapi ternyata sekarang ada contoh nyatanya" kata Lucas.

"Emang, gua juga ga nyangka gitu bokap bisa sampe segitunya ke Jen. Padahal kan Jen ga salah apa-apa"

"Gila, jahat parah sih" kata Mark sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ah, lu pacaran sama dia aja kelakuanya masih gitu ke si Jen" kata Chenle yang duduk kembali di sebelah Mark dengan bungkusan hello panda di tangan kananya. Meskipun Chenle sedari tadi berantem sama Hyunjin, dia pasti sambil mendengarkan kita. Chenle memang jago membagi telinganya, jadi dia bisa mendengar ocehan tidak jelas Hyunjin dan percakapan kita.

"Udah berantemnya?" tanya Lucas melihat ke arah Chenle.

"Udah dong, si Hyunjin mah cepet kalah, tuh liat aja" kata Chenle sambil mengangkat kepalanya sedikit ke arah Hyunjin.

Hyunjin duduk kembali di sebelahku dengan kepala menunduk lesu. Tampaknya dia sangat terpukul karena kalah merebut kembali bungkusan hello panda itu dari Chenle.

"Udah ga usah sedih, gua beliin lu hello panda sebanyak-banyaknya" kataku sambil menepuk-nepuk punggung Hyunjin.

Hyunjin mengangkat kepalanya pelan-pelan dan melihat ke arahku dengan muka yang cerah dan tidak tampak sedih sedikitpun.

Second Chance [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang