10. Dingin

1.8K 237 169
                                    

kita tidak tinggal di masa lalu, maka dari itu mari kita lupakan dia yang sudah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kita tidak tinggal di masa lalu, maka dari itu
mari kita lupakan dia yang sudah berlalu.

——————————————————————————

"Jen"

"Jen"

"WOI JEN"

"Apaan sih?" jawabku membalas Yeji yang sedang memanggilku.

"Jangan bengong mulu, ayo cepet turun ke bawah" kata Yeji menarik tanganku.

"Turun ke bawah kemana?" tanyaku bingung.

"Ya ke kantin lah begs, gua udah laper banget nih" kata Yeji sambil mengusap-ngusap perutnya.

"Yaelah, isi otak lu makan doang" kataku menoyor kepala Yeji.

"Makan tuh salah satu kebutuhan pokok manusia kalo ga makan kita bisa mati loh" oceh Yeji sok-sok an mengajarkan sesuatu.

"Heh gua juga tau kali soal itu mah" kataku menoyor kepalanya sekali lagi.

"Lu main noyor-noyor kepala gua aja lu, rasain nih" kata Yeji.

Sebelum Yeji sempat menoyor kepalaku, aku sudah lebih dulu melangkah mundur ke belakang.

Pluk

Secara tidak sengaja aku menabrak seseorang di belakangku.

"Jen, are you okay?" tanya sebuah suara.

Aku memutarkan kepalaku yang sekarang berada di dada orang itu dan bertemu sepasang mata bulat yang melihat ke arahku.

"Eh sorri, gua ga liat ada orang di sana" kataku langsung melangkah maju menjauh darinya.

"Ya gimana lu bisa liat, lu aja jalanya mundur" kata Mark tersenyum kecil.

Aku hanya balik tersenyum ke arahnya.

"Eh gua duluan ya mau ke bawah dulu sama Yeji" kataku kepada Mark.

"Yeji? Mana si Yeji?" tanya Mark sambil melihat ke kanan dan kiri.

Aku kembali melihat tempat di mana tadi Yeji berdiri. Simsalabim, Yeji menghilang dalam hitungan detik.

Dasar teman tidak loyal, bisa-bisanya dia duluan.

"Yaudah lu ke bawah bareng gua aja" katanya sambil berjalan.

"Oh ya okay" kataku sambil berjalan di belakangnya.

Aku berjalan mengikutinya dari belakang seperti seorang anjing mengikuti tuanya.

Aku tidak pernah melihatnya dari belakang, selalu aku yang berjalan di depanya ato di sebelahnya.

Ternyata dia memiliki pundak yang lebar juga dan antara seragamnya yang sedikit ketat atau otot punggungnya yang menonjol.

"Jen, kenapa lu jalan di belakang gua?" tanya Mark memutar kepalanya ke belakang dan berhenti.

Second Chance [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang