24

16.2K 1.2K 39
                                    

06:30

Dery dan Luki berjalan kaki ke sekolah karena rumah Luki cukup dekat dengan sekolah mereka.

Sepanjang jalan Dery hanya diam.
Begitu pula saat di sekolah, Dery lebih sering melamun.

"Kamu mau balik ?" Tanya Luki saat keduanya berdiri di depan gerbang sekolah setelah sekolah berakhir sore itu.

"Hm, aku udah pergi dari rumah beberapa hari ini.. takut mamah khawatir" kata Dery tersenyum paksa.

Luki menghela nafasnya.
"Ya udah, hati-hati dijalan"

"Thanks ya" Dery menepuk pelan lengan Luki lalu berjalan menjauh.

Luki tidak bisa menahan Dery, dia tau Dery bukannya pulang tapi menemui Revan.

"Aku nggak bisa nahan kamu, pilihan ada di kamu Der" Luki tersenyum kecil lalu berbalik.

Belum beberapa langkah dia menjauh dari sekolah, seseorang keluar dari mobil menghalangi langkahnya.

"Hah.. nggak bisakah kasih aku waktu" kata Luki menatap orang tadi.

"Ini pertukaran kan ? Kamu yang meminta.. ayo masuk" orang tadi membuka pintu mobilnya untuk Luki.

.
.

Pip..pip!
"Kartu tidak terbaca.. silahkan hubungi petugas"

Beberapa kali Dery menaruh kartunya di kunci apartemen Revan tapi selalu berakhir gagal yang artinya Revan sudah mengubah kata sandi apartemennya dengan kartu baru.

Dery juga berusaha menelpon Revan tapi nomornya tidak aktif. Rasa gelisah terus terasa di dadanya, Dery tau sesuatu yang buruk tengah terjadi.

"Om!! Buka pintunya !!" Dery menggedor pintu apartemen Revan tapi tidak ada jawaban.

"Om Revan !! Aku tau kamu di dalam!! Buka!!" Mendengar suara Dery, tetangga Revan menelpon petugas keamanan apartemen.

Petugas datang, mereka bertanya apa alasan Dery menggedor pintu Revan.
Dery khawatir Revan kenapa-kenapa, dia juga mengubah kunci apartemen lalu nomornya tidak aktif.

Petugas mencoba menghubungi telpon apartemen Revan tapi tidak ada jawaban, mereka hanya mendengar suara telpon rumah yang berbunyi dari dalam apartemen.

"Kalau bapak punya kunci cadangan tolong buka pintunya.. aku tau ini privasi tapi kalau dia kenapa-kenapa di dalam sana bagaimana ?" Kata Dery dengan wajah memohon.

Kedua petugas tadi saling tatap.
Lalu salah satu petugas mengeluarkan kartu cadangan dari semua apartemen.

Pip... Pip!!
"Pintu terbuka"

Dery langsung menerobos masuk ke dalam apartemen, dia mencari Revan dari ruangan satu ke ruangan lain di bantu oleh petugas.

"Dia disini !" Teriak salah satu petugas dari dalam kamar mandi tamu.

Dery dan yang lain berlari kearah suara petugas tadi, petugas juga langsung menelpon ambulans.

Mata Dery membulat saat melihat Revan duduk di lantai dengan tangan menjuntai ke dalam bathtub yang sudah terisi separuh air.

Tetes demi tetes darah dari tangan Revan menyatu dengan air di dalam bathtub.

Dery mencoba menyentuh hidung Revan, dia lega karena Revan masih bernafas. Dery mematikan keran air kemudian merobek seragamnya, secara hati-hati dia membaringkan Revan di lantai lalu membalut luka di tangan Revan.

"Nn.." Revan mengerutkan alisnya.

"Tu-tunggu sebentar ya om.. ambulans dalam perjalanan kemari" Dery merasa bersalah tidak cepat datang tadi malam.

Tapi dia harus tetap tenang dalam kondisi seperti ini.

.
.

Bersambung ...

Bott(OM) 21+ || Remake ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang