"Saham HN's company naik 0,20% bulan ini, produk kaos, sepatu dan perhiasan mereka dengan merek 'Lucky' cukup menarik perhatian kaum muda"
Jelas sekretaris Albert."Apa anda berniat menanam saham pak ?" Tanya sekretaris Albert.
"Tidak, aku tidak berniat menanam saham.. aku hanya ingin tau kemajuan perusahaan itu tanpa kita.." Albert menaruh pennya.
".. apa jadwal ku setelah ini ?"
Sekretaris Albert langsung melihat tabletnya.
"Um, anda tidak punya jadwal lagi.. tadi adalah jadwal rapat terakhir anda pak"Albert memijat pelan pundaknya.
"Terima kasih atas kerja keras mu hari ini, kamu boleh pulang"Sekretaris Albert langsung tersenyum.
"Baik! Terima kasih pak.. saya permisi" setelah menunduk singkat, sekretaris Albert beranjak pergi dari ruangan CEO saat sekretaris Albert keluar dia berpapasan dengan seseorang di depan pintu."Dia masih di dalam ?" Tanya orang tadi.
"Ah, iya.. pak Albert masih di dalam"
"Oke, makasih ya"
Orang tadi mengetuk pintu ruangan Albert, belum di ijinkan masuk dia langsung masuk ke ruangan Albert.
Albert menatap orang tadi.
"Hah.. apa mau mu ?" Tanya Albert yang sudah bersandar di kuris kerjanya lalu memijat keningnya pelan."Aku nggak boleh masuk ?" Tanyanya balik, dia berjalan kearah Albert lalu duduk di atas meja Albert.
"Bukan begitu, aku ngerasa cape.. aku kurang tidur.. aku tau apa yang mau kamu bahas"
Orang tadi tersenyum lalu menarik dasi Albert.
"Kamu terus ngehindar.. kamu takut ?" Albert menatap orang yang ternyata Evan."Aku nggak takut.. kamu terus bersikap seperti top, kamu tau sendiri aku nggak pernah jadi bottom" Albert menutup mata dengan lengannya.
"Dua tahun kita selalu ngebahas hal yang sama.. " Evan turun dari atas meja lalu mengurung Albert dengan posisi setengah duduk di atas Albert.
".. apa karena aku nggak punya wajah yang manis, tubuh lebih pendek dari kamu, kulit yang lembut ? Jadi kamu mikir berkali-kali.. kalau kamu takut jadi bottom ?" Evan menarik celananya turun lalu membawa tangan Albert kearah belakangnya.
Deg!
Albert bisa merasakan getaran dari vibrator di hole Evan. Albert menatap wajah Evan.
"Aku mengalah.. aku yang jadi bottom mu"
"Kamu ini, benar-benar !" Albert menutup tubuh Evan dengan jasnya lalu menekan tombol telpon yang langsung tertuju ke ruang CCTV.
"Matikan CCTV di ruangan ku ! Hapus rekaman hari ini ! Kalau tersebar aku tidak akan membiarkan kalian lolos!" Kata Albert mengancam petugas CCTV.
"Ba-baik pak" jawab petugas tadi dengan suara bergetar.
Albert melirik CCTV di ruangannya, selang beberapa detik lampu di CCTVnya mati tanda CCTV tidak merekam lagi aktivitas ruangan Albert.
Albert mendorong tubuh Evan keatas mejanya lalu mengurung Evan dengan kedua tangannya.
"Cara mu benar-benar membuat aku kesal Evan"
Evan terkekeh pelan melihat wajah Albert.
"Ini pertama kalinya aku lihat kamu panik"Albert mengusap pelan pipi Evan.
"Dengar Evan.. pernyataan mu tentang kurang manis, pendek atau kulit lembut itu nggak ben-Mn!"Evan menarik wajah Albert lalu mengecup bibir Albert singkat.
"Apapun ku lakukan untuk mu Al, tolong balas perasaan ku juga"Albert mengepalkan tangannya.
"Shit kamu ini benar-benar!" mendorong kedua kaki Evan kedepan lalu menarik vibrator tadi dari hole Evan.
"Ugh!" Evan meremas kemeja Albert saat Albert menarik paksa vibrator yang sudah sejak tadi bersarang di hole Evan.
"Jadi bottom nggak mudah.. Kamu nggak perlu maksain diri mu.." Albert memeluk Evan.
".. aku mau jadi bottom tapi aku nggak yakin bisa" kata Albert merasa bersalah.
Evan mengusap punggung Albert.
"Mau sampai kapan kita membahas ini Al ? Aku udah siapin diri ku.. jadi nggak apa-apa.. hei, lihat aku" Albert menggelengkan kepalanya, dia masih setia memeluk Evan."Al.. ayolah~" Evan mendorong pundak Albert, dia bisa melihat wajah sedih Albert.
"Wajah mu jelek kalau lagi sedih.. jadi Albert yang keren lagi, ayo jangan sedih" Evan mengusap-usap wajah Albert.
Albert mengecup tangan Evan.
"Aku minta maaf, aku sayang kamu Evan.. aku nggak mau bikin kamu sakit""Hm, nggak apa-apa"
Beberapa detik setelah meminta maaf, Albert menatap Evan tajam. Evan sudah biasa melihat wajah Albert saat bercinta ataupun menyiksa banyak orang sebelum bersama Evan.
Albert memang tidak bisa menjadi seorang bottom karena dia punya wajah yang dominan top walau pun Evan juga seorang top sebelumnya tapi kali ini dia mengalah untuk Albert.
.
."Ungg!" Evan meremas lengan Albert saat p*nis Albert masuk sepenuhnya ke dalam hole Evan.
"Aku sudah masuk" Albert mengecup kaki Evan yang sekarang ada di pundaknya.
"Hah.. ini luar biasa, rasanya panas di dalam sana.. jadi ini rasanya jadi bottom" kata Evan menutup setengah wajahnya dengan lengan.
Albert menarik tangan Evan lalu melumat bibirnya Evan.
"Hmm.. Nnn.. "Albert menahan kedua tangan Evan lalu mulai bergerak pelan, semakin lama tempo gerakkan Albert semakin cepat.
"Ah! Hahh...Al.. tunggu dulu.. Akhh...!" Evan meremas lengan Albert, rasanya sakit tapi terasa nikmat juga. Evan tidak mengerti, rasanya bercampur jadi satu.
Albert menatap p*nis Evan lalu menggenggamnya.
"Ah-hah! Ja-jangan.. nanti aku keluar! Al.. kamu dengar ?! Ahh!!" Albert mengocok cepat p*nis Evan, tubuh Evan melengkung mendapat rangsangan dari depan dan belakang.
"Uuhh...Nngg!! Aakhh!!" Cairan kental keluar membasahi tangan Albert. Albert langsung menarik p*nisnya keluar, Albert memuntahkan cairan miliknya di perut Evan.
"Hah.. hah...hah.. " nafas Evan terdengar berat.
"Hahaha.. " Evan tertawa.
"Apa yang lucu ?" Tanya Albert.
"Ini s*x pertama kita, kamu keluar terlalu cepat.. kamu udah nyerah, kamu top kan ?" goda Evan.
Albert merasa kesal.
"Hei.. aku berbaik hati karena ini kali pertama kamu jadi bottom"Evan memeluk pinggang Albert dengan kedua kakinya lalu menarik tubuh Albert mendekat.
"Sekali lagi, kamu masih bisa kan ?" Kata Evan dengan senyuman meremehkan Albert.
Seringai terlihat jelas di bibir Albert.
Albert meremas pipi Evan lalu menarik dasinya."Jangan memancing ku, hm~"
Evan ikut tersenyum lalu menyodorkan kedua tangannya.
"Ikat aku, aku milik mu"
.
.OneShot - Tamat
![](https://img.wattpad.com/cover/240949956-288-k62762.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bott(OM) 21+ || Remake ✅
RomanceJadi simpanan tante-tante seksi udah biasa. Gimana kalau jadi simpanan om-om manis nan baby face ?