"Luki!!" Dery berlari kearah Luki membawa ponselnya.
"Apa ?" Tanya Luki yang baru keluar dari toilet sekolah.
"Kamu udah liat berita ini ?!" Dery memperlihatkan layar ponselnya.
Deg!
Luki terkejut melihat nama Hans di laman berita gossip, Luki juga bisa mendengar beberapa siswa membicarakan Hans.
"Ini asli ?" Tanya Luki.
"Ya iyalah ini asli.. kamu.." Dery menatap wajah Luki.
".. nggak di kabarin sama Hans ?" Tanya Dery.Luki menggelengkan kepalanya.
"Malam tadi dia cuma kasih tau mau pergi tapi nggak kasih tau detailnya mau kemana" jawab Luki."Luk ? Kamu nggak apa-apa ?" Dery menyentuh pundak Luki.
"Ak-aku nggak apa-apa" Luki tersenyum paksa.
Selama pelajaran Luki terlihat tidak fokus, beberapa kali juga dia ditegur oleh guru karena melamun.
"Kamu yakin nggak mau ku antar pulang ? Aku udah punya motor nih" tawar Dery tapi Luki menolak.
"Nggak Der, rumah ku dekat kok.. kamu hati-hati dijalan" Luki menepuk pelan punggung Dery lalu beranjak pergi.
"Hah.. lagi-lagi si Hans itu bikin teman ku sakit hati" gumam Dery melihat Luki berjalan menjauh darinya.
Seperti biasa Luki melewati gang sempit menuju ke rumahnya, mungkin karena memang gang ini membawa sial, lagi-lagi seseorang membekap wajah Luki dari belakang.
"Mmmmn!!" Luki mencoba melawan tapi tenaganya tidak sepadan dengan orang yang sekarang memeluk tubuhnya erat.
"Diam atau kamu mau mati ?"
Deg!
Luki bisa melihat pisau kecil di arahkan ke leher Luki, Luki langsung diam, dia tidak mau mati muda.
Orang tadi menutup mata, mulut, juga mengikat tangan Luki.
"Ikut aku" dia menyeret Luki ikut dengannya lalu mendorong Luki masuk ke dalam mobil.
Luki tidak tau kemana mereka membawa dia pergi, perjalanan terasa cukup jauh mungkin satu jam mereka baru tiba di tempat tujuan, Luki bisa mendengar beberapa orang bicara.
"Ayo!" Orang tadi menarik Luki keluar dari mobil, beberapa kali Luki tersandung karena tidak melihat jalan.
Dia mendorong paksa Luki agar mau berlutut, beberapa detik kemudian penutup mata dan mulut Luki di lepas.
Beberapa kali Luki mengerjapkan matanya karena merasa silau.
"Angkat wajah mu.." seseorang menyentuh dagu Luki dengan sepatunya.Luki bisa melihat seorang pria duduk di kursi dengan stelan jas mewah.
"Kamu ..." Luki mencoba mengingat siapa orang ini.".. siapa ?" tanya Luki.
Orang tadi cukup terkejut karena Luki tidak tau siapa dirinya.
"Kamu tidak mengenali ku ? Aku Albert Bramansa.. pemilik perusahaan Bramansa induk ""Oh, Albert Bramansa yang itu" Luki baru ingat pernah melihat orang ini di majalah dan TV.
".. hah.. " Luki menghela nafasnya berat.
'Bramansa lagi.. pantas aja kelakuannya mirip' Luki melirik wajah angkuh Albert, pria ini mengingatkan dia pada Hans yang dulu.
"Apa ini kebiasaan keluarga Bramansa ? Menculik atau mengancam orang lain.. ?" Tanya Luki dengan wajah malasnya, dia sudah beberapa kali berurusan dengan Hans jadi semua ini terasa biasa saja.
"Apa maksud mu ?" Tanya Albert.
"Ya nggak ada maksud lain sih, susah ya buat kalian bicara baik-baik tanpa menculik orang ? Sekarang apa ? Aku tau dari semua ini pasti ada maunya.. kasih tau cepat, aku ada PR" kata Luki duduk pasrah.
Albert tersenyum sinis, ini pertama kalinya seseorang bersikap acuh padanya.
"Kamu tidak takut..? Aku Albert Bramansa""Trus aku harus apa ? Harus fanboy'in kamu gitu ?" Tanya Luki balik.
Albert mengerjapkan matanya beberapa kali, dia tidak percaya ada orang yang berani melawannya.
.
.Bersambung ...
![](https://img.wattpad.com/cover/240949956-288-k62762.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bott(OM) 21+ || Remake ✅
RomanceJadi simpanan tante-tante seksi udah biasa. Gimana kalau jadi simpanan om-om manis nan baby face ?