"Wuaahh!!" Luki kagum, ini pertama kalinya dia melihat pemandangan kota dari atas.
"Kamu suka ?" Tanya Albert.
"Hm!" Luki mengangguk dengan senyum bahagia.
Setelah puas jalan-jalan dengan Heli, Albert membawa Luki makan malam di restoran yang sengaja Albert pesan hanya untuk mereka berdua.
Albert bertanya makanan apa yang Luki suka, saat Luki melihat menu tak satu pun makanan yang dia kenal karena semua berbahasa asing.
"Ah, apa pun.. sama dengan mu" jawab Luki dengan wajah bingung.
Albert memesan makanan menyesuaikan selera Luki, dia hanya memesan steak untuk mereka berdua.
Albert lalu bertanya banyak hal, dia juga bertanya apakah Luki ikut beasiswa.
Luki menjawab dia ikut beasiswa karena biaya sekolahnya cukup mahal, dia juga tidak mau membebani kedua kakaknya.
Pembicaraan mereka terus berlanjut sampai hidangan di piring Luki habis.
"Kamu sudah kenyang ?" Tanya Albert saat melihat piring Luki kosong."Ah, iya.. terima kasih"
Albert menepuk tangannya memberi kode agar pelayan membawa pesanannya yang lain.
Pelayan menaruh hidangan penutup berupa kue kecil manis juga kotak ukuran sedang di hadapan Luki.
"Apa ini ?" Luki menyentuh kotak tadi.
"Bukalah"
Luki sedikit ragu tapi karena penasaran akhirnya dia buka juga.
Saat kotak terbuka, dia bisa melihat kalung sekaligus cincin mewah yang menjadi mata kalungnya."Apa ini buat ku ?" Tanya Luki.
"Hm, aku menyuruh seseorang membelinya sebelum kita kemari.. kamu suka ?"
Luki menyentuh kalung dan cincin tadi, saat mengangumi keindahan benda yang Albert beri, mata Luki tidak sengaja melihat cincin di jari manisnya yang Hans berikan waktu itu.
Luki menutup kotak tadi lalu mendorongnya pelan kearah Albert.
"Aku nggak bisa nerima ini, hari ini ulang tahun mu tapi semua ini terasa kayak aku yang ulang tahun"Luki tersenyum lalu bangun dari posisi duduknya.
"Terima kasih untuk semuanya.." Luki menunduk singkat.".. ku harap ini jadi pertemuan terakhir kita kalau pun aku membuat kesalahan.. aku benar-benar minta maaf, aku permisi"
Saat Luki berniat pergi, Albert dengan cepat menarik tangan Luki.
"Apa hebatnya Hans ? Dia hanya memberi mu cincin murahan.. tidak ada yang spesial darinya, uang ku lebih banyak.. aku bisa membawa mu keliling dunia.. aku bisa memberi kamu banyak hadiah bermerek"Luki diam beberapa detik lalu melepas tangan Albert.
"Aku tau, Hans juga pernah mengatakan hal yang sama tapi aku nggak butuh uang sebanyak itu, kamu pernah mencicipi makanan pinggir jalan ? Apa kamu pernah memasak untuk pasangan mu ? Apa kamu pernah berkebun juga ? Atau membuat kejutan ulang tahun sederhana di kebun mawar ? Atau hujan-hujan seperti di drama ?"Albert menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak pernah melakukan hal seperti itu""Cobalah nanti.. semua itu terasa menyenangkan kalau kamu bersama orang yang kamu suka dan kalian punya perasaan yang sama, aku permisi dan selamat ulang tahun" Luki tersenyum lalu berjalan menjauh dari Albert.
Albert melihat siluet Luki berjalan keluar dari restoran tadi, Albert menyentuh dadanya.
"Apa sesakit itu ?" Albert melihat asal suara yang ternyata E.
"Sudah berapa lama kamu disana ?" Albert membuang muka dari E.
E menghela nafasnya lalu berjalan kearah Albert.
"Aku sudah memberitahu mu, jangan menaruh perasaan lebih" E duduk di tempat Luki lalu memakan kue yang Luki tinggalkan."Itu bukan milik mu" kata Albert tanpa melihat E.
E kembali menghela nafas lalu menaruh bungkusan kecil di hadapan Albert.
"Apa ini ?"
"Kalau kamu nggak buka, mana kamu tau isinya"
"Ini pertama kalinya kamu memberi aku hadiah"
Albert membuka bungkusan tadi.Dia bisa melihat 6 gundu biru cerah yang E masukkan ke dalam kotak kaca.
"Kamu masih menyimpannya ?" Tanya Albert, dia mengingat masa kecilnya saat bermain bersama E.
"Hm, selama bertahun-tahun.. aku bingung cari hadiah buat kamu, kamu udah punya segalanya jadi ku pikir ini hadiah yang tepat"
E tersenyum melihat buliran bening keluar membasahi mata Albert.
".. selamat ulang tahun..." Albert langsung menatap E.".. kamu sudah 35 tahun jadi berhenti lah bersikap dingin atau menyimpan dendam.. kamu hanya melukai diri mu, jadilah Al yang ku kenal, hm ? Maaf aku baru punya keberanian sekarang buat nasehatin kamu" E menyentuh tangan Albert.
"Ugh!" Albert menunduk memeluk kotak kecil tadi.
"Terima kasih Evan"
Pria yang ternyata bernama Evan tadi berdiri lalu memeluk Albert.
"Akhirnya kamu nyebut nama ku.."Evan mengusap lembut punggung Albert.
".. nggak apa-apa.. pria nangis itu wajar, luapin sampai kamu puas"Malam itu Albert meluapkan isi hatinya, dia terlalu lama menyimpan dendam karena ibu Hans datang dan merebut segalanya.
Albert di paksa menjadi kakak dari orang yang dia benci, dia juga di paksa memakai topeng bertahun-tahun agar semua terlihat baik-baik saja.
Tapi dari semua itu, Evan temannya dari kecil tak pernah meninggalkan Albert, dia setia di sisi Albert bahkan menjadi tangan kanan Albert.
Dia tak bisa menyalahkan atau menghentikan Albert yang selalu bersikap semaunya pada Hans agar Hans merasa tersiksa, kalau saja Evan berada di posisi Albert mungkin dia akan melakukan hal yang sama.
Rasa sakit orang lain tak bisa kita nilai atau lihat karena setiap orang menyimpan lukanya masing-masing.
Hanya waktu yang dapat merubah hati seseorang..
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bott(OM) 21+ || Remake ✅
RomanceJadi simpanan tante-tante seksi udah biasa. Gimana kalau jadi simpanan om-om manis nan baby face ?